Sepupu Hassan Nasrallah Digadang Sebagai Pemimpin Baru Hizbullah, Ini Sosoknya
Hassan Nasrallah terbunuh dalam serangan udara Israel ke Lebanon pada Jumat (27/9) malam.
Setelah Hizbullah mengumumkan kematian pemimpin mereka, Hassan Nasrallah, akibat serangan udara Israel di pinggiran Beirut, Lebanon, spekulasi tentang siapa yang akan menggantikannya semakin berkembang. Beberapa sumber menyebutkan bahwa Hashem Safieddine adalah kandidat terkuat untuk mengisi posisi Nasrallah, yang telah memimpin Hizbullah selama 32 tahun sebelum meninggal, menurut laporan Anadolu Agency pada Jumat (29/9).
Safieddine, yang merupakan sepupu Nasrallah, saat ini menjabat sebagai ketua dewan eksekutif Hizbullah dan dianggap sebagai sosok yang paling mungkin meneruskan kepemimpinan tersebut. Ia lahir pada tahun 1964 di Deir Qanoun En Nahr, di distrik Tyre, Lebanon selatan, dan dikenal sebagai seorang ulama yang mengenakan sorban hitam.
- Hizbullah Tunjuk Pemimpin Baru Pengganti Hassan Nasrallah, Sosoknya Pernah Lontarkan Pesan Menantang Untuk Israel
- Israel Bunuh Hassan Nasrallah dengan Bom Buatan Amerika Seberat Hampir 1 Ton
- Sepak Terjang Pemimpin Hizbullah Hassan Nasrallah, Melawan Israel Sejak Remaja Sampai Akhir Hayatnya
- Hizbullah Umumkan Sang Pemimpin Hassan Nasrallah Terbunuh Dalam Serangan Udara Israel ke Beirut
Sejak Hizbullah didirikan pada tahun 1982, Safieddine telah terlibat dalam struktur organisasi kelompok tersebut. Pada tahun 1980-an, ia pergi ke Qom, Iran, untuk belajar agama bersama Nasrallah. Sejak 1994, ia telah dipersiapkan untuk mengambil alih kepemimpinan, ketika ia dipanggil dari Qom ke Beirut untuk memimpin dewan eksekutif yang mengelola urusan politik Hizbullah.
Selama tiga puluh tahun terakhir, ia menangani berbagai isu sensitif dalam organisasi, termasuk pengelolaan lembaga dan pengawasan keuangan serta investasi baik di dalam negeri maupun luar negeri.
Partisipasi Masyarakat dan Politik
Mirip dengan Nasrallah, Safieddine juga terkenal karena keterlibatannya dalam politik dan kehadirannya di depan publik, serta kemampuan orasinya yang mengesankan dan penuh semangat. Dalam salah satu pidatonya, ia menegaskan komitmennya untuk menghadapi dan merespons agresi Israel.
"Jika saat ini tugas kita adalah berada di selatan (Lebanon) untuk melawan musuh ini dan mempersembahkan para syuhada kita, kami siap mengorbankan segalanya, dengan keyakinan bahwa Allah akan memberikan kemenangan kepada kita seperti yang terjadi pada tahun 2006," tegasnya pada Juli lalu.
Dalam pidato lainnya di bulan yang sama, ia menekankan bahwa "Lebanon berkomitmen untuk berperang melawan musuh Israel tanpa batasan."
Seperti Nasrallah, Safieddine sering menegaskan bahwa Hizbullah tidak akan menghentikan dukungannya terhadap garis depan Gaza sampai Israel menghentikan serangan yang telah merenggut lebih dari 41.000 nyawa sejak bulan Oktober lalu.
Safieddine menjalin hubungan yang erat dengan Teheran. Ia menghabiskan bertahun-tahun di Qom untuk mendalami ilmu agama dan memiliki koneksi dengan mantan pemimpin Pasukan Quds Iran, Qassem Soleimani. Pada tahun 2020, putranya Reza menikahi Zeynep, putri dari mendiang Soleimani. Namun, pada tahun 2017, Departemen Keuangan AS memasukkan Safieddine ke dalam daftar hitam terkait kontraterorisme.