Setelah Suriah, Kini Donald Trump Tarik Ribuan Personel Militer AS dari Afghanistan
Mengutip para pejabat yang tidak disebutkan namanya, sekitar 7.000 atau setengah dari jumlah tentara bertugas di Afghanistan akan dipulangkan dalam beberapa bulan ke depan.
Presiden Amerika Serikat Donald Trump berencana menarik pulang ribuan pasukan militer dari Afghanistan. Perintah tersebut dibuat setelah Trump mengumumkan penarikan pasukan dari Suriah, dengan klaim kelompok ISIS telah dikalahkan.
Mengutip para pejabat yang tidak disebutkan namanya, seperti dikutip dari BBC, Jumat (21/12), sekitar 7.000 atau setengah dari jumlah tentara bertugas di Afghanistan akan dipulangkan dalam beberapa bulan ke depan.
-
Apa yang diramalkan tentang Donald Trump? Roberts menunjukkan bahwa Trump mungkin lebih fokus pada kekalahannya di masa lalu dibandingkan peluang yang ada saat ini. Maksudnya adalah Trump diramalkan bakal kalah di pemilu presiden tahun ini.
-
Kapan Donald Trump diramal? Jauh sebelum Donald Trump mengalami penembakan saat kampanye, pada Januari 2024 lalu, ia pernah diramal.
-
Apa motif pelaku penembakan terhadap Donald Trump? Identitas dan motif pelaku penembakan belum jelas hingga saat ini.
-
Apa yang dikatakan Donald Trump tentang dirinya dan Israel? "Saya presiden terbaik dalam sejarah Israel. Tidak ada yang melakukan apapun seperti yang saya lakukan ke Israel," kata Trump Maret lalu dalam wawancaranya dengan Israel Hayom.
-
Apa yang terjadi kepada Donald Trump saat sedang berkampanye? Mantan presiden Amerika Serikat Donald Trump ditembak. Peristiwa tersebut terjadi kala Trump sedang kampanye Pilpres AS di depan pada pendukungnya di Butler, Pennsylvania, Amerika Serikat, pada Sabtu (14/7).
-
Dimana peristiwa penembakan terhadap Donald Trump terjadi? Peristiwa tersebut terjadi kala Trump sedang kampanye Pilpres AS di depan pada pendukungnya di Butler, Pennsylvania, Amerika Serikat, pada Sabtu (14/7).
Trump sebelum pemilihannya memang telah berulang kali mengatakan ingin menarik pasukan AS dari Afghanistan. Namun, hal itu tidak dilakukan di tahun pertama pemerintahannya karena kebangkitan kelompok Taliban di Afghanistan saat itu.
Keputusan Trump yang cenderung impulsif ini mengundang kritikan dari berbagai pihak, khususnya para anggota parlemen AS. Bahkan hari ini, Menteri Pertahanan AS Jim Mattis mengumumkan pengunduran diri dengan alasan perbedaan pandangan soal hal militer dengan Trump.
"Karena Anda memiliki hak untuk punya menteri pertahanan yang pemikirannya lebih selaras dengan Anda, maka saya memutuskan ini waktu tepat untuk saya mundur dari posisi tersebut," tulis Mattis dalam sepucuk surat ditujukan untuk Trump.
Di sisi lain, para pejabat Afghanistan menanggapi keputusan Trump dengan tenang. Mereka mengaku tidak khawatir dengan penarikan pasukan AS dari negara tersebut.
"Fakta bahwa ribuan pasukan asing dengan peran utama sebagai penasihat dan pendukung teknis akan ditarik dari Afghanistan, tidak akan membawa dampak pada situasi keamanan negara kami," kata juru bicara kepresidenan Afghanistan, Harun Chukhansori.
Sebab, kata Chukhansori, pasukan Afghanistan tetap akan berupaya melindungi negara tersebut meski tanpa bantuan pihak asing.
"Pasukan keamanan Afghanistan memiliki tanggung jawab penuh untuk urusan keamanan sejak 2014 lalu," jelasnya.
Sementara itu dari laporan militer AS, pasukan Taliban menguasai sebagian besar wilayah Afghanistan. Sementara berdasarkan penelitian BBC pada Januari lalu, sekitar 70 persen militan Taliban masih aktif di negara tersebut.
Baca juga:
Menhan AS Mengundurkan Diri Usai Trump Tarik Pasukan Militer dari Suriah
Dubes AS Beri Bocoran soal Proposal Perdamaian Israel-Palestina dari Trump
Turki Bakal Taklukan Militan Kurdi Setelah AS Tarik Pasukan Dari Suriah
Rex Tillerson Sebut Trump Tidak Disiplin Karena Selalu Ingin Melanggar Hukum
5 Mantan Pejabat Tinggi AS Beberkan Keburukan Donald Trump