Donald Trump Bagi-Bagi Jabatan ke Dua Besannya, Ini Posisi Penting yang Bakal Diduduki
Hal yang sama juga dilakukan Trump pada periode pertamanya sebagai Presiden AS.
Donald Trump telah menunjuk Massad Boulos, yang merupakan besannya, untuk menjabat sebagai penasihat dalam urusan Arab dan Timur Tengah. Boulos, seorang pengusaha Lebanon-Amerika, menjadi anggota kedua dari keluarga Trump yang mendapatkan posisi dalam pemerintahan yang akan datang, setelah Charles Kushner, besan lainnya, yang dinyatakan sebagai duta besar Amerika Serikat (AS) untuk Prancis.
Boulos adalah ayah dari Michael Boulos, suami dari Tiffany, putri bungsu Trump. Di sisi lain, Charles Kushner adalah ayah dari Jared Kushner, suami dari Ivanka, putri sulung Trump.
Dikutip dari BBC, Selasa (3/12), Boulos memainkan peran penting dalam kampanye Trump dengan membantu memperoleh dukungan dari pemilih Arab-Amerika dan Muslim, yang merasa kecewa dengan kebijakan pemerintahan Joe Biden berkaitan dengan konflik di Jalur Gaza. Trump sendiri mengakui kontribusi Boulos melalui media sosial, menyatakan "(Boulos) berperan besar dalam membangun koalisi baru yang luar biasa dengan komunitas Arab-Amerika."
Dia menambahkan, Boulos telah lama menjadi pendukung nilai-nilai Republik dan Konservatif, dan menganggapnya sebagai aset berharga bagi kampanyenya.
Selama masa kampanye, Boulos berhasil menarik perhatian pemilih Arab-Amerika dan Muslim dengan janji bahwa Trump akan membawa kembali perdamaian di Timur Tengah. Strateginya ini memanfaatkan kelemahan utama dari kampanye Kamala Harris, yang mengalami kesulitan dalam mendapatkan dukungan dari komunitas Arab dan Muslim-Amerika akibat kebijakan dukungan AS terhadap Israel dalam perang genosida di Gaza.
"Pembantaian itu tidak akan terjadi jika ada presiden yang tegas di Gedung Putih," kata Boulos kepada para pendukung Trump di Arizona awal tahun ini, merujuk pada meningkatnya jumlah korban jiwa di Jalur Gaza.
Hingga saat ini, belum ada kejelasan mengenai bagaimana Boulos akan menjalankan perannya sebagai penasihat. Dikenal lahir di Lebanon, Boulos memiliki hubungan yang baik dengan berbagai faksi politik di negara asalnya. Pada Juni, dia menyatakan kepada Associated Press bahwa dia adalah "teman" Sleiman Frangieh, seorang politikus Kristen-Lebanon yang beraliansi dengan kelompok muslim Syiah dan Hizbullah. Selain itu, Boulos juga berfungsi sebagai penghubung tidak resmi antara Trump dan para pemimpin di Timur Tengah, sebagaimana yang dilaporkan oleh New York Times.
Terakhir, terdapat kabar bahwa Boulos telah bertemu dengan Mahmoud Abbas, pemimpin Otoritas Palestina, di sela-sela Sidang Umum PBB pada bulan September. Dalam pertemuan tersebut, Boulos dikabarkan menyampaikan keinginan Trump untuk mengakhiri konflik di Jalur Gaza serta berbagai konflik lainnya di dunia. Boulos pindah ke Texas saat remaja, dan melanjutkan pendidikan di Universitas Houston, di mana ia meraih gelar hukum. Sejak itu, ia bekerja di perusahaan keluarganya yang merupakan perusahaan miliaran dolar yang berbasis di Nigeria, dengan spesialisasi dalam distribusi kendaraan bermotor dan onderdil di seluruh Afrika Barat. Peran penasihat yang akan dijalankan oleh Boulos tidak memerlukan konfirmasi dari Senat AS.
Duta Besar untuk Besan
Berbeda dengan Boulos, pengangkatan Charles Kushner sebagai duta besar perlu mendapatkan persetujuan melalui pemungutan suara mayoritas di Senat AS. Charles Kushner dikenal sebagai seorang pengembang properti. Selama masa jabatannya yang pertama, Trump memberikan pengampunan kepada Charles Kushner, yang membatalkan vonis pidana federal yang dijatuhkan kepadanya pada tahun 2020. Dalam unggahan di media sosial Truth Social, Trump menyebut Charles Kushner sebagai "pemimpin bisnis yang luar biasa, filantropis dan ahli dalam bernegosiasi, yang akan menjadi pendukung kuat dalam mewakili negara kita serta kepentingannya."
Pencalonan ini merupakan tawaran resmi pertama dari Trump kepada anggota keluarganya sejak ia terpilih kembali.
Charles Kushner mengakui kesalahannya terkait tuduhan federal yang meliputi penggelapan pajak, pelanggaran kampanye, serta intimidasi terhadap saksi. Hal ini berujung pada hukuman penjara selama dua tahun pada tahun 2005. Di pengadilan, jaksa mengungkapkan bahwa Charles Kushner berusaha mengintimidasi saudara iparnya yang bekerja sama dengan pihak berwenang dalam kasusnya. Untuk mencapai tujuannya, ia menyewa seorang pekerja seks untuk menggoda iparnya, dengan maksud mengancam melalui pengiriman rekaman video kepada istrinya.
Mantan gubernur New Jersey, Chris Christie, yang bersaing dengan Trump dalam pemilihan pendahuluan Partai Republik sebelumnya, adalah jaksa yang menangani kasus tersebut. Christie menggambarkan tindakan itu sebagai "salah satu kejahatan yang paling menjijikkan dan terkutuk" yang pernah ia saksikan. Jared Kushner dan Ivanka juga berperan sebagai penasihat selama pemerintahan Trump yang pertama.
Dalam pengumumannya pada hari Sabtu (30/11), Trump memberikan pujian atas kontribusi Jared Kushner dan menyatakan harapannya untuk bekerja sama dengan Charles Kushner.
"Bersama-sama, kami akan memperkuat kemitraan AS dengan Prancis, sekutu tertua kami, dan salah satu yang terbesar!" ungkap Trump.
Dengan penunjukan ini, Trump berharap dapat mengoptimalkan hubungan bilateral antara kedua negara dan memanfaatkan pengalaman Charles dalam dunia bisnis untuk kepentingan diplomasi.