Sri Lanka kewalahan hadapi bencana, minta bantuan negara lain
Mereka meminta bantuan buat operasi pencarian dan penyelamatan korban.
Sebanyak 122 jiwa tewas akibat banjir bandang dan tanah longsor di Sri Lanka. Merasa kewalahan menanggulangi bencana, Sri Lanka meminta bantuan dunia.
Kementerian Luar Negeri Sri Lanka membentuk Unit Tanggap Darurat, untuk mengoordinasikan pertolongan dan penanggulangan banjir di beberapa wilayah. Selain itu, Kemlu Sri Lanka juga berkoordinasi dengan Kementerian Penanggulangan Bencana meminta organisasi internasional Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), Badan Penasihat Internasional bagi Pencarian dan Penyelamatan (INSARAG) dan negara-negara tetangga memberikan bantuan pada korban bencana.
Dari pernyataan tertulis yang diterima merdeka.com, Minggu (28/5), bantuan yang dibutuhkan Sri Lanka khusus pada operasi pencarian dan penyelamatan korban bencana.
Sementara itu, dilansir dari laman ABC, India yang notabene tetangga Sri Lanka telah mengirimkan tiga kapal Angkatan Laut dengan suplai makanan dan obat-obatan. Kapal pertama telah tiba di Kolombo pada Sabtu kemarin.
"Korban tewas paling banyak berada di sebelah barat Kalutara, Ratnapura dan Matara," ujar salah seorang pejabat.
Militer dan tim penyelamat Sri Lanka telah dikerahkan menggunakan kapal dan helikopter. Sayangnya, penyelamatan mereka terhambat lantaran akses ke beberapa area sangat sulit dijangkau.
Di awal musim penghujan, warga Sri Lanka harus menghadapi banjir bandang. Akibat banjir ini, lebih dari 415 ribu warga harus kehilangan keluarga dan rumahnya.
Juru bicara kepolisian Priyantha Jayakody menyebutkan, tak hanya banjir bandang, longsor juga terjadi di berbagai wilayah di tiga kota terdampak banjir tersebut.