Taliban Lakukan Dialog Damai sama AS, Menolak dengan Afghanistan
Taliban menolak pembicaraan damai dengan pemerintah Afghanistan yang direncanakan digelar di Arab Saudi pada Januari 2019. Kelompok gerilyawan itu justru memilih bertemu dengan pejabat Amerika Serikat.
Taliban menolak pembicaraan damai dengan pemerintah Afghanistan yang direncanakan digelar di Arab Saudi pada Januari 2019. Kelompok gerilyawan itu justru memilih bertemu dengan pejabat Amerika Serikat.
Dialog damai telah mereka mulai di Abu Dhabi, Uni Emirat Arab, awal Desember 2018 ini. Demikian seperti dikutip dari Channel News Asia, Senin (31/12).
-
Bagaimana prajurit Mataram akhirnya berjualan di Jakarta? Meskipun kalah perang, para prajurit yang kalah justru mulai berjualan di Jakarta dengan dua menu yaitu telur asin dan orek tempe.
-
Apa yang diresmikan oleh Jokowi di Jakarta? Presiden Joko Widodo atau Jokowi meresmikan kantor tetap Federasi Sepak Bola Dunia (FIFA) Asia di Menara Mandiri 2, Jakarta, Jumat (10/11).
-
Di mana banjir terjadi di Jakarta? Data itu dihimpun hingga Jumat 15 Maret 2024 pada pukul 04:00 WIB. "Kenaikan status Bendung Katulampa dan Pos Pantau Depok menjadi Siaga 3 (Waspada) dari sore hingga malam hari serta menyebabkan genangan di wilayah DKI Jakarta," kata Kepala Pelaksana BPBD DKI Jakarta, Isnawa Adji dalam keterangan tertulis, Jumat (15/3).
-
Siapa saja yang diarak di Jakarta? Pawai Emas Timnas Indonesia Diarak Keliling Jakarta Lautan suporter mulai dari Kemenpora hingga Bundaran Hotel Indonesia. Mereka antusias mengikuti arak-arakan pemain Timnas
-
Kapan kemacetan di Jakarta terjadi? Wakil Ketua DPRD DKI Jakarta, Rani Mauliani menerangkan, kemacetan parah di beberapa titik di Jakarta kerap terjadi pada jam berangkat dan pulang kerja.
-
Apa yang Ramzi lakukan di Pengadilan Negeri Jakarta Timur? Jadi saat ini perlu dipersiapkan. Pendaftaran sudah diterima, semua dokumen telah masuk. Terdapat beberapa masukan terkait pendaftaran calon bupati dan calon wakil bupati. Namun, masih ada beberapa dokumen yang belum lengkap. Ternyata ada beberapa berkas dari pengadilan negeri Jakarta Timur yang belum saya siapkan," jelas Ramzi.
Perwakilan dari Taliban, Amerika Serikat dan negara-negara kawasan bertemu bulan ini di Uni Emirat Arab untuk mengadakan pembicaraan untuk mengakhiri perang 17 tahun di Afghanistan.
Tetapi Taliban telah menolak untuk mengadakan pembicaraan resmi dengan pemerintah Afghanistan yang juga didukung Barat.
"Kami akan bertemu pejabat AS di Arab Saudi pada Januari tahun depan dan kami akan memulai pembicaraan yang tetap tidak lengkap di Abu Dhabi," kata seorang anggota Dewan Kepemimpinan pengambilan keputusan Taliban.
"Namun, kami telah menjelaskan kepada semua pemangku kepentingan bahwa kami tidak akan berbicara dengan pemerintah Afghanistan."
Juru bicara Taliban Zabihullah Mujahid juga mengatakan, para pemimpin kelompok itu tidak akan berbicara dengan pemerintah Afghanistan.
Para militan bersikeras untuk mencapai kesepakatan dengan Amerika Serikat, yang kelompok itu anggap sebagai kekuatan utama di Afghanistan sejak pasukan pimpinan AS menggulingkan pemerintah Taliban pada tahun 2001.
Upaya diplomatik untuk menyelesaikan konflik semakin intensif setelah perwakilan Taliban mulai bertemu utusan AS untuk rekonsiliasi Afghanistan, Zalmay Khalilzad tahun ini. Para pejabat dari pihak yang bertikai telah bertemu setidaknya tiga kali untuk membahas penarikan pasukan internasional dan gencatan senjata pada 2019.
Tetapi Amerika Serikat bersikeras bahwa penyelesaian akhir harus dipimpin oleh orang Afghanistan.
Menurut data dari misi Resolute Support yang dipimpin NATO yang diterbitkan pada November, pemerintahan Presiden Ashraf Ghani memiliki kendali atau pengaruh terhadap 65 persen populasi, tetapi hanya 55,5 persen dari 407 distrik di Afghanistan, lebih sedikit daripada kapan pun sejak 2001.
Di sisi lain, Taliban mengatakan mereka mengendalikan 70 persen negara.
Seorang staf dekat Ghani mengatakan pemerintah akan terus berusaha untuk membangun jalur komunikasi diplomatik langsung dengan Taliban.
"Pembicaraan harus dipimpin oleh Afghanistan dan dimiliki oleh Afghanistan," kata ajudan yang tidak bersedia disebutkan namanya itu. "Adalah penting bahwa Taliban mengakui fakta ini."
Presiden AS Donald Trump telah mengumumkan penarikan pasukan Amerika dari Suriah, keputusan yang mendorong pengunduran diri Menteri Pertahanan James Mattis, dan ada laporan bahwa ia sedang mempertimbangkan penarikan separuh pasukan AS yang ada di Afghanistan.
Presiden Amerika Serikat Donald Trump dikabarkan sedang mempertimbangkan menarik pasukan AS dalam jumlah yang signifikan dari Afghanistan, demikian dikatakan pejabat senior pemerintah.
Pejabat itu mengatakan, sekitar 7.000 tentara kira-kira separuh dari total militer AS yang ada di Afghanistan bisa pulang dalam beberapa bulan mendatang, demikian seperti dikutip dari BBC, Jumat (21/12).
Kloter pertama pasukan Amerika kemungkinan pulang paling cepat bulan depan, ujar pejabat-pejabat kepada kantor-kantor berita Amerika.
Saat ini terdapat 14 ribu tentara Amerika di Afghanistan. Misi mereka adalah melatih dan memberi masukan kepada pasukan Afghanistan untuk mengambil alih tanggung jawab keamanan di negara mereka sendiri.
Reporter: Rizki Akbar Hasan
Sumber: Liputan6.com
Baca juga:
Trump Mau Tarik Pasukan dari Afghanistan, Dialog Damai sama Taliban Terganggu?
Buat yang Masih Bingung, Ini Penjelasan Sederhana Tentang Perang di Afghanistan
Setelah Suriah, Kini Donald Trump Tarik Ribuan Personel Militer AS dari Afghanistan
Taliban Bertemu Pejabat AS di Uni Emirat Arab untuk Akhiri Perang di Afghanistan
Perwakilan Taliban Bakal Temui Pejabat AS Bahas Konflik Afghanistan