Tambang Emas di Afghanistan Runtuh, 30 Orang Tewas
Sebanyak 30 orang dilaporkan tewas ketika sebuah tambang emas runtuh di wilayah timur laut Afghanistan pada Minggu 6 Januari.
Sebanyak 30 orang dilaporkan tewas ketika sebuah tambang emas runtuh di wilayah timur laut Afghanistan pada Minggu 6 Januari.
Runtuhnya tambang emas itu terjadi di Distrik Kohistan, Provinsi Badakhshan. Penduduk setempat dilaporkan telah menggali lubang sedalam 60 meter di dasar sebuah sungai untuk berburu emas, dan terjebak oleh reruntuhan yang kemungkinan disebabkan oleh naiknya tingkat arus air.
-
Bagaimana prajurit Mataram akhirnya berjualan di Jakarta? Meskipun kalah perang, para prajurit yang kalah justru mulai berjualan di Jakarta dengan dua menu yaitu telur asin dan orek tempe.
-
Kapan Timnas Indonesia bertanding melawan Arab Saudi? Maarten Paes akhirnya melakukan debutnya bersama Timnas Indonesia dan hasilnya cukup mengejutkan. Sebelumnya, Paes diperkirakan tidak akan tampil saat Timnas Indonesia bertandang ke markas Timnas Arab Saudi pada matchday 1 Grup C ronde 3 Kualifikasi Piala Dunia 2026 zona Asia, yang berlangsung pada Jumat (06/09/2024).
-
Apa yang diresmikan oleh Jokowi di Jakarta? Presiden Joko Widodo atau Jokowi meresmikan kantor tetap Federasi Sepak Bola Dunia (FIFA) Asia di Menara Mandiri 2, Jakarta, Jumat (10/11).
-
Kapan Timnas Indonesia bertanding melawan Timnas Vietnam? Timnas Indonesia sukses mengandaskan Vietnam dalam laga kedua Piala Asia 2023, pada Jumat (19/1/2024). Pasukan Garuda menang dengan skor tipis 1-0 atas Vietnam.
-
Siapa saja yang diarak di Jakarta? Pawai Emas Timnas Indonesia Diarak Keliling Jakarta Lautan suporter mulai dari Kemenpora hingga Bundaran Hotel Indonesia. Mereka antusias mengikuti arak-arakan pemain Timnas
Penambang, yang sebagian besar tidak berlisensi, menggunakan eskavator ketika tambang runtuh. Setidaknya tujuh orang lainnya terluka, demikian sebagaimana dikutip dari BBC pada Senin (7/1/2019).
Kepala distrik Kohistan, Rostam Raghi mengatakan kepada kantor berita BBC di Afghanistan, "Penduduk setempat bergegas ke tempat kejadian dan hanya berhasil menyelamatkan 13 pekerja. Puluhan lainnya, termasuk beberapa anak, tewas."
Nik Mohammad Nazari, juru bicara gubernur provinsi, mengatakan kepada kantor berita AFP, "Penduduk desa telah terlibat dalam bisnis ini selama beberapa dekade tanpa kontrol pemerintah."
"Kami telah mengirim tim penyelamat ke daerah itu, tetapi penduduk desa sudah lebih dulu mulai mengevakuasi jenazah," lanjutnya.
Seorang juru bicara Otoritas Manajemen Bencana Nasional Afghanistan mengatakan kepada AFP bahwa masing-masing keluarga korban akan menerima santunan sebesar 50.000 afghani, atau sebesar Rp 9,2 juta.
Afghanistan diketahui memiliki sumber daya mineral yang melimpah, namun banyak dari tambang itu telah berusia tua dan tidak dirawat dengan baik, menciptakan risiko masalah keamanan yang parah.
Selain itu, sebagian besar sumber daya tambang di Afghanistan juga belum dimanfaatkan dengan optimal karena konflik berkepanjangan dengan Taliban.
Konflik tersebut memicu terjadinya peningkatan aktivitas penambangan ilegal, baik oleh penduduk desa ataupun militan Taliban, yang menggunakannya sebagai sumber pendapatan utama.
Sebuah sumber mengatakan kepada AFP bahwa sebagian besar hasil tambang ilegal itu dijual ke penadah gelap di perbatasan Pakistan, untuk kemudian dijual ke berbagai produsen perhiasan di India, Dubai, dan Mesir.
Sumber: Liputan6.com
Baca juga:
Taliban Serang Afghanistan Utara, 21 Pasukan Keamanan Tewas
Trump Mau Tarik Pasukan dari Afghanistan, Dialog Damai sama Taliban Terganggu?
Taliban Lakukan Dialog Damai sama AS, Menolak dengan Afghanistan
Kelompok Bersenjata Serbu Gedung Pemerintah di Afghanistan Jelang Natal, 43 Tewas
Buat yang Masih Bingung, Ini Penjelasan Sederhana Tentang Perang di Afghanistan
Setelah Suriah, Kini Donald Trump Tarik Ribuan Personel Militer AS dari Afghanistan