Teguran Tuhan di Balochistan
Lindu menggoyang Balochistan terjadi dua hari setelah serangan bunuh diri terhadap sebuah gereja di Peshawar.
Jam kerja belum usai di seantero Pakistan. Namun, lindu mengguncang Provinsi Balochistan, barat daya Pakistan, pada pukul 4.29 memaksa para pekerja pulang lebih cepat.
Gempa berkekuatan 7,7 Richter ini berpusat di 69 kilometer dari Distrik Arawan dengan kedalaman 23 kilometer. Gempa sekitar dua menit ini juga menggoyang Karachi, Hyderabad, Larkana, dan kota-kota lain di Provinsi Sindh. Getaran juga dirasakan warga Lahore, Rawalpindi, dan Ibu Kota Islamabad.
Hingga berita ini dilansir sudah 208 orang meninggal dan paling tidak 340 lainnya cedera. "Rumah-rumah dan toko roboh, korban bakal bertambah banyak," kata Ghulam Baloch, pejabat pemerintah dari Distrik Khuzdar, seperti dilansir stasiun televisi CBS kemarin.
Perkiraan ini diperkuat oleh keterangan Abdul Rasyid Baruch, pejabat dari Distrik Arawan. Dia mengungkapkan 90 persen rumah di wilayahnya hancur. "Kami cemas akan mengevakuasi lebih banyak mayat lagi dari reruntuhan bangunan," ujarnya, seperti dikutip dari BBC.
Bencana alam ini muncul dua hari setelah Gereja All Saints di Peshawar, kota bergolak di sepanjang perbatasan Afghanistan, dibom. Dua serangan bunuh diri saat bubaran misa pagi itu membunuh 81 orang dan melukai lebih dari 140 jemaat lainnya.
"Negara dan intelijen kami lemah sehingga tiap orang bisa membunuh siapa saja dan kapan saja. itu memalukan," tutur Ketua Aliansi Minoritas Pakistan Paul Bhatti. Kakaknya menjabat menteri tewas ditembak mati kelompok militan dua tahun lalu.
Sekitar 96 persen dari 180 juta penduduk Pakistan beragama Islam. Kelompok minoritas, termasuk orang Nasrani kerap mendapat perlakuan berbeda. Mereka juga sulit mendapat pendidikan dan pekerjaan. Kebanyakan menjadi pemulung atau penyapu jalan buat mencari nafkah.
Kelompok Taliban mengaku bertanggung jawab atas kejadian itu. Mereka mengancam bakal terus menyasar kalangan non-muslim jika Amerika Serikat tidak menyetop gempuran terhadap Taliban lewat pesawat pengebom tanpa awak.
Bagi kalangan beriman, mereka bakal berpikir musibah di Balochistan itu bukan sebuah kebetulan. Seperti hadis Nabi Muhammad: Siapa tidak menyayangi manusia, tidak akan disayangi Allah. Konteks sabda Rasulullah ini adalah manusia tanpa membedakan etnis, agama, dan budaya.