Terungkap, cara McDonalds bikin burger
McDonalds membuat kampanye menjawab setiap pertanyaan konsumen.
Restoran cepat saji asal Amerika, McDonalds banyak mendapat pertanyaan dari pelanggannya. Kebanyakan dari konsumen tersebut ingin mengetahui apa isi dari hamburger atau terbuat dari bagian apa Chicken McNugget yang biasa mereka konsumsi.
Untuk memuaskan rasa ingin tahu konsumen tersebut, McDonalds kemudian membuat kampanye yang mempersilakan mereka untuk bertanya melalui media sosial. Semua pertanyaan yang telah dipilih akan dijawab dalam bentuk video yang kemudian diunggah ke Youtube, Facebook dan Twitter.
Seperti dikutip Business Insider, Selasa (14/10), McDonalds kemudian mengunggah video fasilitas pemrosesan daging milik mereka yang berlokasi di California. Video tersebut mengikutsertakan mantan pembawa acara MythBusters, Grant Imahara untuk berkeliling.
Imahara menanyakan, apakah masih ada 'pink slime' di daging, yang mengacu kepada hiasan daging sapi tanpa lemak. Pink slime sendiri merupakan bagian yang tertinggal dari daging pilihan, yang kemudian dicampur dengan amonium hidroksida untuk menghasilkan warna merah muda.
"McDonalds tidak menggunakan daging tersebut di burger kami," kata director of strategic supply McDonalds, Rickette Collins.
Sebelumnya, McDonalds mengatakan sudah tidak menggunakan jenis daging tersebut sejak tiga tahun yang lalu. Dalam video tersebut ditayangkan urutan proses pembuatan bahan daging burger dari daging utuh hingga berbentuk lingkaran tipis.
Pertama, daging sapi yang telah dipilih dipotong, kemudian dimasukkan ke dalam mesin penggiling. Setelah keluar dari mesin penggiling, daging diolah berbentuk lingkaran seperti yang biasa disajikan. Daging kemudian dimasukkan ke dalam mesin pendingin sebelum mereka dimasukan ke dalam paket dan dikirim.
Kampanye tersebut juga dilakukan McDonalds di Kanada dan Australia. Di Amerika sendiri, restoran cepat saji tersebut melayani 27 juta orang per hari.
"Kami mengundang setiap orang di Amerika untuk ikut dalam kampanye tersebut untuk bisa mengetahui lebih banyak tentang produk kami," kata executive vice president Kevin Newell.