Toko-toko di Tepi Barat boikot produk Israel
Boikot tidak bisa berjalan jika tidak bisa impor dari selain Israel atau disediakan produk lokal.
Toko-toko di Tepi Barat mulai memboikot produk Israel sebagai protes atas serangan negara Zionis itu ke Jalur Gaza.
Tindakan itu mulai berlaku pekan lalu. Sebuah jaringan supermarket besar mulai menghilangkan barang-barang asal Israel di etalase mereka. Barang-barang itu digantikan dengan produk Palestina atau impor dari negara lain.
Usaha serupa pernah diambil sebelumnya dengan memboikot barang-barang produk permukiman ilegal Yahudi di Tepi Barat, seperti dilansir stasiun televisi Aljazeera, Sabtu (16/8).
Konsumen Palestina memang amat bergantung terhadap produk Israel. Hingga Mei tahun ini, 65 persen dari total impor Palestina dari Israel senilai US$ 300 juta.
Dr Nafeth Abu Bakar, ahli ekonomi dari Universitas An-Najah, Nablus, menjelaskan boikot ekonomi merupakan cara non-kekerasan dalam berjuang menghadapi Israel. Langkah semacam ini bisa membantu menciptakan pekerjaan dan menaikkan penjualan produk lokal.
Namun dia mengakui hasil nyata dari boikot baru bisa terlihat dalam jangka panjang. "Boikot penuh bisa tidak berjalan jika ada barang dan layanan jasa tidak bisa kita impor dari selain Israel atau disediakan secara lokal, seperti listrik, gas, bahan bakar, dan air," ujarnya.