Tokoh Reformis Iran Terpilih Jadi Presiden Gantikan Ebrahim Raisi, Ingin Lebih Dekat dengan AS, Ini Sosoknya
Ebrahim Raisi tewas pada Mei dalam kecelakaan helikopter saat sedang kunjungan kerja.
Ebrahim Raisi tewas pada Mei dalam kecelakaan helikopter saat sedang kunjungan kerja.
-
Kapan helikopter Presiden Iran jatuh? Helikopter tersebut jatuh pada Minggu (19/5) saat Presiden Raisi dan rombongan kembali dari Provinsi Azerbaijan Timur setelah meresmikan proyek pembangunan dam.
-
Apa yang terjadi dengan helikopter Presiden Iran? Media pemerintah Iran, Press TV merilis foto yang menggambarkan detik-detik jatuhnya helikopter yang membawa Presiden Iran, Ebrahim Raisi dan sejumlah pejabat lainnya, termasuk Menteri Luar Negeri, Hossein Amir-Abdollahian.
-
Mengapa Mehran Karimi Nasseri meninggalkan Iran? Nasseri melarikan keluar dari negaranya setelah Iran mengalami depresi perekonomian dan berbagai persoalan sosial akibat revolusi tahun 1979 dan perang Iran-Irak yang berlangsung delapan tahun.
-
Kapan pelantikan Prabowo Subianto dan Gibran Rakabuming Raka sebagai Presiden dan Wakil Presiden? Prabowo Subianto dan Gibran Rakabuming Raka akan dilantik sebagai Presiden dan Wakil Presiden RI periode 2024-2029 pada 20 Oktober mendatang.
-
Mengapa pemerintah Iran memeriksa bandara? Dilansir Middle East Eye, Sabtu (3/8), menurut sejumlah sumber yang mengetahui penyelidikan dan berbicara kepada the New York Times, aparat keamanan juga memeriksa bandara internasional dan domestik Teheran dengan mengamati rekaman kamera ruang kedatangan dan keberangkatan serta memeriksa daftar penerbangan.
-
Siapa yang ditangkap oleh pemerintah Iran setelah kematian Ismail Haniyeh? Pemerintah Iran menangkan puluhan pejabat militer dan intelijen menyusul peristiwa pembunuhan pemimpin Hamas Ismail Haniyeh di Teheran awal pekan ini.
Tokoh Reformis Iran Terpilih Jadi Presiden Gantikan Ebrahim Raisi, Ingin Lebih Dekat dengan AS, Ini Sosoknya
Kandidat presiden dari kalangan reformis Iran, Masoud Pezeskhian terpilih sebagai presiden Iran kesembilan pada Sabtu (6/7). Dia mengalahkan kandidat dari kelompok konservatif, Saeed Jalili, seperti dilaporkan kantor berita Tasnim.
Juru bicara komisi pemilihan umum Iran, Mohsel Eslami mengumumkan hasil pemilu tersebut pada Sabtu pagi setelah penghitungan suara rampung dilaksanakan.
"Jalan terjal ke depan tidak akan mudah kecuali dengan dukungan, empati, dan kepercayaan kalian," ujar Pezeshkian di akun X-nya pada Sabtu.
"Saya mengulurkan tangan saya kepada kalian dan bersumpah atau nama kehormatan saya bahwa saya tidak akan meninggalkan kalian sendirian di jalan ini. Jangan tinggalkan saya sendirian," lanjutnya, dikutip dari laman The Cradle, Minggu (7/7).
Dalam pidato kemenangannya, Pezeskhian memaparkan rencananya ke depan dan mengatakan akan mengedepankan dialog, musyawarah, dan konsensus nasional, serta berjanji untuk mengatasi masalah ekonomi, sosial, budaya, politik di Iran.
"Saya terikat pada perintah Allah, dan berkomitmen untuk mendengarkan kalian dan penderitaan kalian,"
- Berada di Helikopter Ketiga, Kepala Staf Kepresidenan Ungkap Detik-Detik Jatuhnya Helikopter Presiden Iran, Ada Penumpang yang Masih Hidup
- VIDEO: Detik-Detik Pemakaman Presiden Ebrahim Raisi Diantar Ribuan Warga Iran
- VIDEO: Mengenang Sosok Presiden Iran Ebrahim Raisi saat Kunjungi RI Spesial Disambut Jokowi
- Iran Bentuk Komisi Khusus Selidiki Penyebab Jatuhnya Helikopter Presiden Ebrahim Raisi
cetusnya, seperti dikutip dari laman Press TV.
Pezeshkian dan Jalili berhadapan pada pemilihan putaran kedua yang berlangsung Jumat (5/7) setelah meraih suara terbanyak dari empat kandidat pada pemilihan awal yang berlangsung 28 Juni lalu.
Pezeskhian meraup 53,7 persen suara, sedangkan pesaingnya, Jalili meraih 44,3 persen suara.
Pezeshkian akan menjabat selama empat tahun, menggantikan Ebrahim Raisi yang tewas dalam kecelakaan helikopter pada Mei.
Menurut Fereshteh Sadeghi dari The Cradle, sosok presiden baru Iran ini mewakili faksi yang ingin memperbaiki hubungan dengan Barat.
"Menghidupkan kembali kesepakatan nuklir 2015, dan bahkan menjalin hubungan dengan AS," tulis Sadeghi.
"Kerangka berpikir ini mendukung pasar bebas, meminimalisir peran pemerintah, dan mengkritik kebijakan luar neger "lihatlah ke timur" Iran dan pengaruhnya yang berkembang di Asia Barat dan Afrika Utara," tambah Sadeghi.