Turis di Singapura kembali digetok, rawat kuku kena Rp 12 juta
Turis Bahrain ini kecewa karena pelayan spa di Marina Square itu bilang ongkos manicure cuma 128 dolar.
Lagi-lagi turis asing di Singapura kena getok toko nakal. Setelah bulan lalu kios ponsel di Mal Sim Lim mengakali warga Vietnam dan China yang belanja dengan ongkos garansi mencekik leher, kini giliran salon spa di Mal Marina Square kedapatan mengenakan tagihan perawatan kuku (manicure) luar biasa mahal.
Korbannya adalah pasangan turis asal Bahrain. Mereka bersantai sambil dirawat kukunya di Quiche Nail Spa. Betapa terkejutnya mereka, setelah perawatan selesai, tagihan mencapai 1,259 Dolar Singapura atau setara Rp 12 juta.
-
Apa yang diekspor ke Singapura? Sebanyak 557.280 butir telur ayam konsumsi diekspor ke Singapura dengan nilai SGD 101.730 atau setara Rp 1,15 M.
-
Bagaimana Singapura dikenal dunia? Singapore size is not as big as Indonesia, but the city ranks highly in numerous international rankings for its education, entertainment, finance, healthcare, human capital, innovation, logistics, manufacturing, technology, tourism, trade, and transport.
-
Kapan Singapura merdeka? Singapore Independence Day was on the 9th of August 1965.
-
Siapa saja yang tinggal di Singapura? Singapore is home to 5.6 million people with a diverse culture. Majority ethnic groups in Singapore are Chinese, Malay, and Indian.
-
Di mana Rumah Singa ini berada? Salah satu bangunan yang mencuri perhatian Kelurahan Karanganyar, Kota Pasuruan adalah bangunan megah yang didominasi warna putih.
-
Siapa yang melakukan ekspor telur ke Singapura? Saat melepas ekspor di Kantor Charoen Pokhpand Indonesia (CPI) Jakarta, Menteri Pertanian, Syahrul Yasin Limpo (Mentan SYL), menyebut pihaknya telah berupaya dan berhasil membuka akses pasar telur ke Singapura sejak Mei 2023.
Padahal, pelayan di spa itu menyatakan paket perawatan kuku cuma senilai 128 Dolar Singapura per orang. Sang korban bernama Michelle Ong dan suaminya Ali Hasan Aldhaen asal Bahrain, merasa dikibuli. Bahkan biaya manicure di Hotel tempat mereka menginap di Sentosa cuma 75 Dolar Singapura.
"Dengan biaya semahal itu, seharusnya kuku saya dilapisi emas," kata Ong seperti dilansir The Real Singapore, Selasa (16/12).
Keduanya tidak langsung sadar kena getok, soalnya mereka membayar dengan Dinar Bahrain. Keesokan harinya setelah lebih jeli membaca tagihan, Ong sadar kalau biaya manicure mereka keterlaluan mahalnya.
Saat didatangi, pengelola Quinche Spa menolak disebut sengaja menggetok. "Mereka bilang itu ongkos yang wajar karena spa tersebut adalah tempat perawatan kuku premium," kata Ong.
Beberapa saat berdebat, Ong dan suaminya cuma mendapat ganti rugi 140 Dolar Singapura.
Pengalaman serupa di Salon Quinche rupanya dialami Charlie, warga asli Singapura. Selesai dirawat kuku, dia dan istri harus membayar 371 Dolar Singapura, melebihi harga di tabel senilai 148 Dolar Singapura.
"Pelayan bilang istri saya setuju mendapat tambahan layanan dengan biaya ekstra. Saat saya tanya, istri saya bersumpah tidak menyetujuinya," kata Charlie.
Netizen Singapura kembali mengecam ulah toko nakal tersebut. Perilaku semacam ini dianggap bakal menyurutkan minat turis bertandang ke Negara Kota yang terkenal sebagai surga belanja tersebut.
Ali ogah memperpanjang masalah dengan Salon Quinche. Dia mendengar Badan Perlindungan Konsumen Singapura (CASE) justru tak responsif pada keluhan turis. Ali berharap pengusaha di Singapura bisa menghentikan kebiasaan buruk beberapa rekan mereka.
"Jangan sampai kejadian yang menimpa kami terulang supaya reputasi Singapura tidak ternoda. Tarif manicure kami itu setara gaji pegawai sebulan," kata pria 45 tahun itu.
(mdk/ard)