Turki Sebut Putusan Pengadilan Arab Saudi Atas Kasus Pembunuhan Khashoggi 'Memalukan'
Pemerintah Turki dan sejumlah kelompok HAM internasional mengecam putusan Pengadilan Arab Saudi atas kasus pembunuhan Jamal Khashoggi. Dalam putusannya, lima terpidana diputuskan bersalah dan dijatuhi hukuman mati.
Pemerintah Turki dan sejumlah kelompok HAM internasional mengecam putusan Pengadilan Arab Saudi atas kasus pembunuhan Jamal Khashoggi. Dalam putusannya, lima terpidana diputuskan bersalah dan dijatuhi hukuman mati. Sementara tiga terpidana lainnya dijatuhi hukuman 24 tahun penjara.
Turki maupun aktivis HAM ini menilai putusan tersebut gagal mengantarkan pada keadilan. Khashoggi dibunuh pada 28 Oktober 2018 di Gedung Konsulat Arab Saudi di Turki. Setelah memasuki gedung untuk mengurus dokumen pernikahannya, Khashoggi tak pernah kembali dan jasadnya tak ditemukan sampai saat ini.
-
Kapan Saipul Jamil berangkat ke Arab Saudi? Saipul berangkat bersama kelompok terbang awal dari Indonesia. Ia sudah berada di Arab Saudi sejak beberapa hari yang lalu.
-
Kapan Timnas Indonesia bertanding melawan Arab Saudi? Maarten Paes akhirnya melakukan debutnya bersama Timnas Indonesia dan hasilnya cukup mengejutkan. Sebelumnya, Paes diperkirakan tidak akan tampil saat Timnas Indonesia bertandang ke markas Timnas Arab Saudi pada matchday 1 Grup C ronde 3 Kualifikasi Piala Dunia 2026 zona Asia, yang berlangsung pada Jumat (06/09/2024).
-
Siapa kapten Timnas Arab Saudi? Kapten Tim Nasional Arab Saudi adalah Salem Al-Dawsari, sementara Asnawi Mangkualam menjabat sebagai kapten Timnas Indonesia.
-
Siapa kapten dari tim nasional Arab Saudi? Sebagai kapten dan pemain kunci tim, winger kiri ini mencuri perhatian di Piala Dunia 2022 dengan mencetak gol dan membantu Arab Saudi mengalahkan Argentina 2-1 di fase grup.
-
Kapan Timnas Indonesia main lawan Arab Saudi? Timnas Indonesia akan menghadapi Arab Saudi dalam laga pertama putaran ketiga Kualifikasi Piala Dunia 2026 di Stadion King Abdullah Sports City, Jeddah, pada Jumat (6/9/2024) dini hari WIB.
Vonis pengadilan Arab Saudi diputuskan pada Senin (23/12) kemarin. Khashoggi adalah kolumnis Washington Post dan pengkritik kebijakan putra mahkota Arab Saudi, Pangeran Muhammad bin Salman (MBS). MBS diduga pihak yang memerintahkan pembunuhan Khashoggi dan dibantah keras pihak kerajaan. Dua ajudan MBS dibebaskan dalam kasus ini.
Kantor jaksa Arab Saudi menyampaikan sebanyak 31 orang diselidiki atas kaitannya dengan kasus tersebut, dan 11 orang didakwa. Namun nama-nama terpidana tak diungkapkan.
"Investigasi menunjukkan bahwa pembunuhan itu tidak direncanakan. Keputusan diambil secara mendadak," kata Wakil Jaksa Penuntut Umum Saudi, Shalaan al-Shalaan, sebuah posisi yang bertentangan dengan temuan penyelidikan yang dipimpin PBB, dilansir dari Aljazeera, Selasa (24/12).
Turki menyebut putusan tersebut "memalukan" dan mengatakan pihak yang bertanggung jawab atas pembunuhan tersebut kebal hukum.
"Mereka yang mengirim pasukan pembunuh ke Istanbul dengan jet pribadi ... dan berusaha menyembunyikan upaya pembunuhan ini telah diberikan kekebalan," kata ajudan Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan, Fahrettin Altun, di Twitter.
Kementerian Luar Negeri Turki mengatakan dalam sebuah pernyataan bahwa keputusan itu "jauh dari harapan negara kita dan komunitas internasional untuk menjelaskan pembunuhan dengan segala dimensinya, dan memberikan keadilan".
Ankara mengatakan tidak ada kejelasan tentang aspek-aspek utama dari pembunuhan itu termasuk keberadaan tubuh Khashoggi, menyebutnya kurang mendasar dalam hal pertanggungjawaban.
Juru bicara Pemantau HAM, Ahmed Benchemsi menyindir proses pengadilan tersebut dengan menyebutnya "semuanya memuaskan".
Dia menyatakan sejak awal kasus ini diselubungi rahasia sampai saat ini.
"Kita tidak tahu identitas para pelaku bertopeng itu, kita tidak tahu dakwaan spesifik sebenarnya ditujukan pada siapa," kata Benchemsi.
"Jaksa Saudi bahkan tidak berusaha menyelidiki tingkat tertinggi dalam kasus ini, dan apakah mereka memainkan peran dalam memerintahkan pembunuhan, termasuk Putra Mahkota Mohammad bin Salman," tambahnya.
Sementara itu, Menteri Luar Negeri Inggris Dominic Raab mengecam vonis hukuman mati. Pihaknya tak sepakat dengan hukuman mati.
"Pembunuhan Jamal Khashoggi adalah kejahatan yang mengerikan," kata Raab dalam sebuah pernyataan.
"Keluarga Khashoggi pantas untuk melihat keadilan dilakukan atas pembunuhan brutalnya. Arab Saudi harus memastikan semua yang bertanggung jawab dimintai pertanggungjawaban dan bahwa kekejaman seperti itu tidak akan pernah terjadi lagi."
AS menyambut baik putusan itu, menyebut putusan itu sebagai "langkah penting".
"Vonis hari ini adalah langkah penting untuk meminta pertanggungjawaban kejahatan yang mengerikan ini," kata seorang pejabat Departemen Luar Negeri AS kepada wartawan setelah keputusan itu.
AS "mendorong Arab Saudi untuk melakukan proses peradilan yang adil dan transparan", pejabat itu menambahkan.
"Kami mendesak mereka untuk lebih transparan dan untuk membuat semua orang bertanggung jawab."
Tanggapan Keluarga
Putra Jamal Khashoggi, Salah Khashoggi, mengatakan keluarganya telah mendapat keadilan, berkat vonis pengadilan Arab Saudi.
"Hari ini kami telah diberikan keadilan sebagai anak-anak dari almarhum, insyaallah, Jamal Khashoggi. Kami menegaskan kepercayaan kami pada peradilan Saudi di semua tingkatan, bahwa itu adil bagi kami dan keadilan telah tercapai," katanya dalam sebuah unggahan di Twitter.
Tunangan Khashoggi, Hatice Cengiz tak puas dengan puas dengan vonis tersebut.
"Pengumuman Saudi tak dapat diterima! #keadilan_untuk_jamal #JamalKhashoggi #Jamal_Khashoggi," kicaunya di Twitter.