Twitter Tutup Permanen Akun Donald Trump
Keputusan Twitter ini diambil menyusul dua kicauan Trump kemarin yang menjadi cuitan terakhirnya. Cuitan Trump itu melanggar kebijakan perusahaan dan menggaungkan kekerasan, kata Twitter.
Twitter menutup permanen akun Presiden Amerika Serikat Donald Trump, kata perusahaan jejaring sosial itu hari ini.
"Setelah mengamati kicauan dari akun @realDonaldTrump dan konteks yang dibahasnya kami secara permanen menutup akun tersebut demi menghindari risiko penghasutan kekerasan," kata Twitter, seperti dilansir laman CNN, Sabtu (9/1).
-
Apa yang diramalkan tentang Donald Trump? Roberts menunjukkan bahwa Trump mungkin lebih fokus pada kekalahannya di masa lalu dibandingkan peluang yang ada saat ini. Maksudnya adalah Trump diramalkan bakal kalah di pemilu presiden tahun ini.
-
Kapan Donald Trump diramal? Jauh sebelum Donald Trump mengalami penembakan saat kampanye, pada Januari 2024 lalu, ia pernah diramal.
-
Kenapa Trump Media menggugat pendiri Truth Social? Gugatan itu mengklaim bahwa para pendiri telah menyebabkan kerugian pada nilai perusahaan dengan mengganggu operasi bisnis dan proses go public. Tujuannya adalah untuk menghapus kepemilikan mereka yang saat ini bernilai sekitar USD 606 juta.
-
Apa yang dituduhkan Trump Media terhadap pendiri Truth Social? Gugatan tersebut menuduh Litinsky dan Moss telah gagal dalam mengelola perusahaan mereka. Mereka dituduh membuat keputusan yang ceroboh dan merugikan, terutama terkait dengan proses merger publik perusahaan.
-
Apa motif pelaku penembakan terhadap Donald Trump? Identitas dan motif pelaku penembakan belum jelas hingga saat ini.
-
Dimana peristiwa penembakan terhadap Donald Trump terjadi? Peristiwa tersebut terjadi kala Trump sedang kampanye Pilpres AS di depan pada pendukungnya di Butler, Pennsylvania, Amerika Serikat, pada Sabtu (14/7).
"Dalam konteks peristiwa mencemaskan pekan ini, kami sudah menegaskan pada Rabu lalu, pelanggaran selanjutnya terhadap Aturan Twitter bisa menyebabkan diambilnya keputusan ini."
Keputusan Twitter ini diambil menyusul dua kicauan Trump kemarin yang menjadi cuitan terakhirnya. Cuitan Trump itu melanggar kebijakan perusahaan dan menggaungkan kekerasan, kata Twitter.
"Dua cuitan ini harus dibaca dalam konteks yang lebih luas dari apa yang terjadi di negara ini dan pernyataan Presiden bisa dipahami oleh pembaca yang berbeda, termasuk menghasut kekerasan, seperti yang sudah sering dilakukan akun ini dalam beberapa pekan terakhir."
Cuitan pertama Trump itu berisi soal para pendukung Trump.
"75.000.000 Patriot Amerika yang memilih saya, AMERICA DULUAN, BIKIN AMERIKA HEBAT LAGI, kita punya suara yang panjang di masa depan. Mereka tidak akan lagi direndahkan atau diperlakukan tidak adil, bergabung atau bergeraklah!!!"
Cuitan kedua Trump berisi rencana tidak akan menghadiri pelantikan Joe Biden.
"Bagi siapa pun yang bertanya, saya tidak akan datang ke Pelantikan pada 20 Januari."
Target kekerasan
Twitter mengatakan cuitan soal pelantikan itu bisa dipandang sebagai pernyataan yang menyebut pemilu tidak sah. Atau bisa juga dikatakan cuitan itu bisa dianggap seperti yang Trump katakan, bahwa pelantikan bisa menjadi target kekerasan yang aman karena tidak tidak akan hadir di acara itu.
Pernyataan Trump soal patriot Amerika menandakan dia "berencana untuk tetap mendukung, mendorong, dan melindungi mereka yang percaya dia menang pemilu," kata Twitter.
Twitter melarang akun @realDonaldTrump, bukan pribadi Presiden Donald Trump.
Twitter akan menjaga kebijakan ini untuk memastikan Presiden Donald Trump tidak menghindar dari penutupan akun ini, kata Twitter kepada CNN.
"Jika ada akun lain yang dipakai dengan tujuan untuk menghindari penutupan ini, maka akun itu juga akan ditutup," kata pernyataan Twitter.
"Untuk akun pemerintah seperti @POTUS dan @WhiteHouse, tidak akan dilarang tapi akan dibatasi. Meski demikian kedua akun itu akan beralih pemegangnya karena pemerintahan baru dan tidak akan ditutup oleh Twitter kecuali membahayakan kehidupan nyata."
Kebijakan Twitter ini juga melarang Trump meminta pihak ketiga menjalankan akun Twitter atas nama dirinya.
(mdk/pan)