Ulama Saudi pernah serukan makam Nabi Muhammad diratakan
Kaum Wahabi tidak merayakan maulid nabi, tapi menggelar pesta ulang tahun buat para pemimpin mereka.
Paham Wahabi yang mendominasi Arab Saudi menegaskan berziarah kubur, apalagi sampai mengkultuskan seseorang, hukumnya haram menurut syariat Islam. Sebab itu, sejumlah ulama mereka meminta makam Nabi Muhammad di dalam Masjid Nabawi di Kota madinah, dihancurkan.
Surat kabar the Independent melaporkan, Selasa (30/10), Lima tahun lalu, beredar selebaran dari Kementerian Urusan Islam Saudi atas rekomendasi Mufti Agung Saudi Abdul Aziz al-Syekh. Isinya mendesak penghancuran makam Nabi Muhammad, Abu Bakar, dan Umar. Seruan ini disokong para ulama Wahabi, sekte terbesar di Saudi, termasuk Syekh Ibnu al-Uthaymin.
Menurut situs mailofislam.com, kaum Wahabi adalah pengikut dari Muhammad bin Abdul Wahab. Sekte yang muncul di abad ke-18 ini mendapat kecaman dari kelompok Sunni.
Sunni menganggap mereka merupakan kaum sesat seperti pernah disabdakan Rasulullah. Gambaran ini juga termuat dalam kitab Sahih Bukhari. Namun, kalangan Wahabi meyakini peran mereka sebagai peletak kembali ajaran Islam murni tanpa inovasi.
Wahabi percaya Allah itu memiliki tubuh, mata, tangan, dan kaki. Mereka juga meyakini Nabi Muhammad adalah manusia biasa, sehingga tidak perlu ada penghormatan berlebihan terhadap dirinya.
Mereka memandang Ahlul Bait adalah keturunan nabi yang tidak perlu mendapat penghormatan khusus dan tidak perlu diikuti. Menurut mereka, tidak ada lagi keturunan Rasulullah saat ini lantaran mereka sudah wafat dalam tragedi Karbala.
Wahabi menyatakan para sahabat juga manusia biasa sehingga tidak perlu diikuti ucapan dan perbuatannya. Bahkan, sebagian besar sahabat juga berbuat dosa sehingga kaum ini kerap mengkritik mereka.
Wahabi tidak merayakan maulid nabi lantaran itu ajaran sesat. Lucunya, mereka berpesta buat hari ulang tahun para pemimpin mereka dan selalu memuji mereka. Wahabi juga menyebut ziarah kubur berdosa.