Keutamaan 10 Hari Terakhir di Bulan Ramadan
Malam-malam dalam 10 hari terakhir bulan Ramadan merupakan waktu yang sangat istimewa dan penuh berkah.
Keutamaan 10 Hari Terakhir di Bulan Ramadan
Bulan Ramadan, bulan suci dalam agama Islam, memiliki banyak keutamaan yang sangat istimewa. Ketika Ramadan, umat Islam diwajibkan berpuasa. Puasa tidak hanya menahan lapar dan dahaga, melainkan juga segala hawa nafsu lainnya, termasuk amarah. Puasa Ramadan juga merupakan bulan kesabaran.Bulan Ramadan penuh dengan keberkahan. Setiap amalan kebaikan yang dilakukan oleh manusia akan dilipatgandakan dengan sepuluh kebaikan yang semisal hingga tujuh ratus kali lipat. Allah SWT juga berjanji akan mengabulkan setiap doa umat Muslim pada bulan Ramadan.
Ramadan juga disebut bulan Al-Qur'an. Umat Islam dianjurkan untuk memperbanyak membaca Al-Qur'an selama bulan suci ini. Selain itu, dalam Islam juga diyakini jika 10 hari terakhir di bulan Ramadan memiliki keutamaan tersendiri. Apa saja?
© Merdeka.com 2024
Malam Lailatul Qadar
Malam Lailatul Qadar adalah malam yang sangat istimewa dalam agama Islam. Malam ini lebih baik dari seribu bulan atau setara dengan 83 tahun 4 bulan. Malam Lailatul Qadar juga merupakan malam yang penuh dengan kemuliaan dan keberkahan. Umat Islam dianjurkan untuk mencari malam Lailatul Qadar pada 10 malam terakhir bulan Ramadan, terutama pada malam-malam ganjil seperti 21, 23, 25, 27, dan 29.
-
Apa keutamaan utama dari 10 hari terakhir ramadan? 10 hari terakhir di bulan Ramadan memiliki beragam keutamaan, yaitu keutamaan untuk mendapat pembebasan dari api neraka.
-
Apa keutamaan terbesar di 10 hari terakhir Ramadhan? Keutamaan 10 hari terakhir Ramadhan yang paling utama adalah adanya Lailatul Qadar.
-
Apa doa 10 hari terakhir ramadhan? Doa 10 Hari Terakhir Ramadhan Allahumma innaka ‘afuwwun tuhibbul ‘afwa fa’fu’anni Doa 10 hari terakhir Ramadhan ini didasarkan pada hadist berikut ini:عَنْ عَائِشَةَ قَالَتْ قُلْتُ يَا رَسُولَ اللَّهِ أَرَأَيْتَ إِنْ عَلِمْتُ أَىُّ لَيْلَةٍ لَيْلَةُ الْقَدْرِ مَا أَقُولُ فِيهَا قَالَ قُولِى اللَّهُمَّ إِنَّكَ عَفُوٌّ تُحِبُّ الْعَفْوَ فَاعْفُ عَنِّى Dari ‘Aisyah –radhiyallahu ‘anha-, ia berkata, 'Aku pernah bertanya pada Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam, yaitu jika saja ada suatu hari yang aku tahu bahwa malam tersebut adalah lailatul qadar, lantas apa do’a yang mesti kuucapkan?' Jawab Rasul shallallahu ‘alaihi wa sallam, 'Berdo’alah: Allahumma innaka ‘afuwwun tuhibbul ‘afwa fa’fu’anni (artinya: Ya Allah, Engkau Maha Memberikan Maaf dan Engkau suka memberikan maaf—menghapus kesalahan–, karenanya maafkanlah aku—hapuslah dosa-dosaku–).' (HR. Tirmidzi dan Ibnu Majah. Abu ‘Isa At Tirmidzi mengatakan bahwa hadits ini hasan shahih. Al Hafizh Abu Thohir mengatakan bahwa hadits ini shahih).
-
Kenapa 10 hari pertama Ramadan spesial? Pada 10 hari pertama bulan Ramadan, Allah SWT membuka pintu-pintu rahmat-Nya yang melimpah kepada umat-Nya.
-
Apa saja amalan 10 hari pertama Ramadan? Dalam hal ini, terdapat beberapa amalan 10 hari pertama bulan Ramadan yang sangat dianjurkan. Mulai dari memperbanyak zikir, banyak membaca Al Quran, bersedekah, hingga memperbanyak sholat sunah qiyamul lail.
-
Bagaimana cara Rasulullah SAW mengisi 10 hari terakhir Ramadan? Dari Aisyah RA berkata: 'Rasulullah sangat bersungguh-sungguh beribadah pada 10 hari terakhir (bulan Ramadan), melebihi kesungguhan beribadah di selain (malam) tersebut.’
Malam Lailatul Qadar juga memiliki ciri-ciri khusus, seperti suhu udara yang tenang, matahari terbit dengan sinar lemah berwarna merah, angin yang tenang, dan ketenangan alam secara keseluruhan. Meskipun tanggal pastinya tidak diketahui, umat Islam dianjurkan untuk memperbanyak ibadah dan doa pada malam-malam terakhir bulan Ramadan, dengan harapan mendapatkan malam Lailatul Qadar yang penuh berkah.
Kerinduan akan Lailatul Qadar
Kerinduan akan Lailatul Qadar dapat timbul karena beberapa faktor. Pertama, keutamaan dan keberkahan malam ini membuat umat Islam merasa terpanggil untuk memperbanyak ibadah dan berdoa pada malam-malam terakhir bulan Ramadan. Kedua, Lailatul Qadar merupakan malam di mana pintu-pintu rahmat dan ampunan Allah SWT terbuka lebar, sehingga umat Islam berharap untuk mendapatkan pengampunan dan berkah-Nya. Ketiga, keistimewaan malam ini membuat umat Islam merasa dekat dengan Allah SWT dan ingin memanfaatkan kesempatan ini untuk mendekatkan diri kepada-Nya.
Dalam menjalani malam-malam terakhir bulan Ramadan, umat Islam dianjurkan untuk meningkatkan ibadah, berzikir, membaca Al-Quran, dan berdoa dengan sungguh-sungguh. Mereka juga berharap agar Allah SWT memberikan petunjuk untuk menemukan Lailatul Qadar, meskipun malam ini tidak ditentukan secara pasti dalam Al-Quran atau hadis, tetapi umat Islam dianjurkan untuk mencarinya pada malam ganjil terakhir di 10 hari terakhir bulan Ramadan.Kerinduan akan Lailatul Qadar merupakan wujud dari kecintaan dan keinginan umat Islam untuk mendapatkan keberkahan dan ampunan Allah SWT. Dengan memanfaatkan malam-malam terakhir bulan Ramadan dengan sungguh-sungguh, umat Islam berharap untuk mendapatkan keutamaan dan berkah yang terkandung dalam Lailatul Qadar.
Turunnya Al-Qur'an
Turunnya Al-Qur'an adalah peristiwa penting dalam agama Islam yang terjadi selama periode kenabian Nabi Muhammad SAW. Al-Qur'an diyakini sebagai wahyu yang diturunkan oleh Allah SWT kepada Nabi Muhammad melalui perantaraan Malaikat Jibril.
Proses penurunan Al-Qur'an dimulai pada tahun 610 Masehi ketika Nabi Muhammad menerima wahyu pertama di gua Hira di Mekah. Wahyu pertama tersebut adalah ayat pertama dari Surah Al-Alaq. Selama periode 23 tahun, wahyu-wahyu Al-Qur'an diturunkan secara bertahap kepada Nabi Muhammad di berbagai waktu dan tempat.
Penurunan Al-Qur'an dalam periode 23 tahun ini mencakup berbagai topik, mulai dari ajaran tauhid, etika, hukum, kisah-kisah nabi, petunjuk ibadah, dan banyak lagi. Al-Qur'an dianggap sebagai kitab suci dan pedoman hidup bagi umat Islam, yang mengandung petunjuk untuk mencapai kesuksesan hidup di dunia dan akhirat. Peristiwa turunnya Al-Quran kepada Nabi Muhammad SAW juga disebut sebagai Nuzulul Quran. Secara bahasa, Nuzulul Quran berasal dari dua kata, yakni "Nuzul" yang berarti menurunkan sesuatu dari tempat yang tinggi ke tempat yang rendah, dan "Al-Quran" yang merupakan kitab suci umat Islam. Sehingga, Nuzulul Quran dapat diartikan sebagai peristiwa turunnya Al-Quran dari tempat yang tinggi ke muka bumi.
Secara lengkap, Nuzulul Quran adalah peristiwa turunnya Al-Quran dari Allah SWT kepada Nabi Muhammad SAW untuk digunakan sebagai petunjuk bagi umat Islam. Turunnya Al-Quran ini diperantarai oleh Malaikat Jibril, sebagaimana dijelaskan sebelumnya.
Peristiwa ini terjadi pada malam ke-17 Ramadan, di mana Nabi Muhammad SAW menerima wahyu pertama di Gua Hira, sebelah utara Mekkah, pada usia 40 tahun. Ayat pertama yang turun adalah surat Al-Alaq ayat 1-5, yang menjadi tanda awal kenabian Muhammad SAW. Nuzulul Quran diperingati oleh umat Muslim setiap malam ke-17 Ramadan.
Pada malam Nuzulul Quran, umat Islam dianjurkan untuk melakukan ibadah, berzikir kepada Allah SWT, membaca Al-Quran, dan menghidupkan malam tersebut dengan kegiatan yang mengharap ampunan-Nya. Amalan yang dilakukan di malam Nuzulul Quran dapat membuat seseorang lebih menghayati betapa sakral dan pentingnya peristiwa turunnya Al-Quran, yang menjadi pedoman seumur hidup bagi umat Islam.
Kesungguhan Beribadah
Selama 10 hari terakhir bulan Ramadan, umat Islam dianjurkan untuk meningkatkan kesungguhan dalam beribadah. Hal ini didasari oleh beberapa hadis yang menunjukkan keutamaan semangat beribadah Rasulullah SAW di 10 hari terakhir Ramadan.
Bahkan, kesungguhan beliau dalam beribadah pada 10 hari terakhir melebihi kesungguhan beribadah di waktu selainnya. Rasulullah SAW sangat bersungguh-sungguh dalam meraih ridha Allah SWT dengan memanfaatkan waktu-waktu penuh keutamaan untuk meningkatkan kualitas ketaatan, beribadah, bertaqarrub, beritikaf, dan mengajak anggota keluarga untuk beribadah.
Penutup Bulan Ramadan yang Penuh Berkah
Sepuluh hari terakhir bulan Ramadan merupakan penutup bulan Ramadan yang penuh berkah. Pada periode ini, umat Islam dianjurkan untuk tidak kendor dalam beribadah, sebagaimana yang dianjurkan dalam hadis. Kesungguhan dalam beribadah selama sepuluh hari terakhir Ramadan menunjukkan keistiqamahan dalam menjalankan ibadah sepanjang bulan Ramadan.
Setiap hari dalam bulan Ramadan memiliki keistimewaan, namun sepuluh hari terakhir memiliki keutamaan yang lebih istimewa. Selain itu, setiap amalan manusia dinilai dari amalan penutupnya, sehingga kesungguhan dalam beribadah pada akhir Ramadan memiliki nilai yang sangat penting.
Malam-Malam Paling Dicintai Rasulullah SAW
Rasulullah SAW sangat mencintai malam-malam terakhir bulan Ramadan dan meningkatkan amal ibadahnya pada periode ini. Kesungguhan beliau dalam beribadah pada malam-malam tersebut menunjukkan keistiqamahan dalam menjalankan ibadah sepanjang Ramadan.
Malam-malam terakhir bulan Ramadan memiliki keutamaan yang lebih istimewa, dan Rasulullah SAW menghidupkan malam-malam tersebut untuk beribadah, salat, zikir, dan aktivitas ibadah lainnya hingga waktu fajar.
Kesungguhan beliau ini disebabkan oleh beberapa faktor, antara lain karena malam-malam terakhir bulan Ramadan merupakan penutup bulan Ramadan yang penuh berkah, malam-malam tersebut merupakan malam yang paling dicintai oleh Rasulullah SAW, dan karena di dalamnya terdapat satu malam yang lebih baik dari seribu bulan, yaitu malam Lailatul Qadar.