Umat Katolik banyak tolak ajaran gereja soal aborsi, kontrasepsi
Survei itu diikuti 12 ribu responden di 12 negara mayoritas penduduk Katolik.
Dalam survei global dilakukan lembaga Bendixen & Amandi International Univision diterbitkan hari ini dinyatakan kebanyakan umat Katolik di seluruh dunia tidak setuju dengan ajaran gereja dalam hal perceraian, aborsi, dan kontrasepsi.
Survei itu juga menyatakan dua pertiga dari 12 ribu umat Katolik disurvei di 12 negara mayoritas berpenduduk Katolik mengatakan mereka setuju dengan pimpinan gereja dalam isu pernikahan sejenis, seperti dilansir surat kabar the Washington Post, Ahad (9/1).
Perbedaan cukup besar terlihat dari responden di sejumlah negara berkembang seperti di Afrika dan Asia dibanding negara-negara di Barat dan eropa, Amerika Utara, dan sebagian Amerika Latin. Di Afrika dan Asia umat Katolik cenderung masih setuju dengan ajaran gereja. Sedangkan di Barat, Eropa, dan Amerika warga Katolik lebih banyak menganggap ajaran gereja tidak bermoral.
Pada jajak pendapat itu disebutkan sebanyak 30 persen umat Katolik di negara-negara Eropa dan 36 persen di Amerika setuju dengan larangan pendeta atau pastor perempuan. Sementara di Afrika dan di Filipina sebanyak 80 persen dan 76 persen mendukung larangan itu.
Sekitar 40 persen penganut katolik di Amerika Serikat menentang pernikahan sejenis, sedangkan di Afrika angka itu mencapai 99 persen.
"Gereja kini sudah kehilangan kuasanya untuk mendikte perbuatan umat Katolik," kata Ronald Inglehart, presiden pendiri lembaga survei global.
Paus Fransiskus yang baru terpilih sebelas bulan lalu tampaknya menarik perhatian 1,2 miliar penganut Katolik. Dia lebih memilih gaya kepemimpinan inklusif yang merangkul semua kalangan. Survei itu menunjukkan umat Katolik menyukai gaya kepemimpinannya.