Urutan Potong Kuku Menurut Islam dan Adabnya, Perlu Diperhatikan
Penting untuk memperhatikan urutan potong kuku menurut Islam dan adabnya bagi umat muslim.
Memotong kuku merupakan kegiatan baik yang perlu dilakukan secara rutin. Ini dilakukan tidak lain untuk menjaga kuku agar bersih dari kuman dan kotoran. Selain itu, ini juga salah satu anjuran baik yang diajarkan Rasulullah SAW kepada umat muslim.
Dalam praktiknya, terdapat urutan potong kuku menurut Islam yang dianjurkan. Selain memperhatikan urutan potong kuku, penting juga untuk mengetahui adab-adab memotong kuku yang baik sesuai dengan sunah Rasulullah SAW.
-
Bagaimana cara potong kuku menurut Islam? Ada beberapa pendapat ulama tentang cara yang disunnahkan untuk memotong kuku: Menurut Imam Nawawi, cara memotong kuku yang benar adalah dimulai dari jari telunjuk tangan kanan hingga jari kelingking, kemudian jari jempol tangan kanan, dilanjutkan dengan jari kelingking tangan kiri hingga jari jempol tangan kiri. Menurut Imam Al-Ghazali, urutan yang disunnahkan adalah memulai dari jari telunjuk tangan kanan hingga jari kelingking, kemudian jari kelingking tangan kiri hingga jari jempol tangan kiri, dan diakhiri dengan jari jempol tangan kanan. Menurut pendapat lain, urutan yang disunnahkan adalah memulai dari jari kelingking tangan kanan, kemudian jari tengah, jari jempol, jari manis, dan jari telunjuk. Untuk tangan kiri, dimulai dari jari jempol, kemudian jari tengah, jari kelingking, jari telunjuk, dan diakhiri dengan jari manis. Untuk kuku kaki, disunnahkan memulai dari jari kelingking kaki kanan dan diakhiri dengan jari kelingking kaki kiri.
-
Bagaimana cara memotong kuku kaki menurut Islam? Cara memotong kuku kaki menurut Islam sebenarnya sama saja dengan cara memotong kuku tangan. Namun, Islam memberikan beberapa panduan tata cara yang baik dilakukan. Mulai dari niat, anjuran waktu, hingga urutan memotong kuku.
-
Kenapa penting untuk gunting kuku menurut Islam? Kebersihan adalah sebagian dari iman dan memotong atau menggunting kuku adalah satu dari beberapa cara untuk membuat diri menjadi bersih.
-
Bagaimana cara gunting kuku menurut Islam? Dalam Islam diajarkan kebersihan adalah sebagian dari iman dan memotong kuku adalah bagian dari fitrah manusia. Cara gunting kuku menurut Islam sangat penting untuk dipahami dan diketahui oleh para kaum muslim. Menggunting atau memotong kuku adalah salah satu aspek penting untuk menjaga kebersihan diri.
-
Gimana cara potong kuku yang benar? Saat memotong kuku, gunakan gunting atau alat potong kuku yang bersih dan tajam. Hindari menggunakan benda tumpul atau menggunakan gigi untuk memotong kuku.
-
Mengapa memotong kuku kaki itu penting dalam Islam? Dalam agama Islam, menjaga kebersihan tubuh merupakan hal yang ditekankan, dan memotong kuku setiap 40 hari atau lebih sering adalah salah satu bentuk menjaga kebersihan dan menjaga kesehatan pribadi.
Berikut, kami rangkum urutan potong kuku menurut Islam, dalil, hingga adabnya, perlu diketahui.
Dalil Urutan Potong Kuku Menurut Islam
Sebelum dijelaskan urutan potong kuku menurut Islam, perlu dipahami dalilnya. Potong kuku merupakan sunnah fitrah dalam Islam yang dianjurkan untuk dilakukan secara berkala. Menurut hadits, Nabi Muhammad SAW bersabda: "Dalam memotong kuku, janganlah kalian membiarkannya lebih dari empat puluh hari" (HR. Muslim). Hal ini menunjukkan pentingnya menjaga kebersihan dan kesucian diri, yang merupakan bagian dari ajaran Islam.
Imam an-Nawawi, dalam kitabnya, menerangkan urutan potong kuku yang dianjurkan. Urutannya dimulai dari tangan kanan, sebagai bentuk penghormatan dan kebiasaan yang baik. Berikut adalah urutan yang disarankan: telunjuk kanan, jari tengah kanan, jari manis kanan, jari kelingking kanan, kemudian ibu jari kanan. Setelah itu, lanjutkan ke tangan kiri dengan urutan: telunjuk kiri, jari tengah kiri, jari manis kiri, jari kelingking kiri, dan terakhir ibu jari kiri.
Dengan mengikuti urutan ini, umat muslim tidak hanya mematuhi sunnah fitrah, tetapi juga menjaga kesehatan dan kebersihan dengan cara yang diajarkan oleh Nabi Muhammad SAW.
Urutan Memotong Kuku Menurut Islam
Setelah menyimak dalil, selanjutnya dijelaskan lebih rinci urutan memotong kuku menurut Islam yang perlu diterapkan dalam kehidupan sehari-hari, sebagai berikut:
- Memulai dengan Tangan Kanan: Disunnahkan untuk memulai memotong kuku dari tangan kanan. Urutan jari yang disunnahkan adalah mulai dari jari telunjuk tangan kanan, kemudian jari tengah, jari manis, kelingking, dan terakhir jempol. Ini didasarkan pada kebiasaan Rasulullah SAW yang memulai dari bagian kanan.
- Melanjutkan ke Tangan Kiri: Setelah tangan kanan selesai, dilanjutkan dengan memotong kuku tangan kiri. Urutannya sama seperti pada tangan kanan, dimulai dari jari telunjuk, jari tengah, jari manis, kelingking, dan terakhir jempol.
- Memulai dengan Kaki Kanan: Setelah selesai memotong kuku di kedua tangan, disunnahkan melanjutkan memotong kuku pada kaki kanan terlebih dahulu. Urutannya dimulai dari jari kelingking, jari manis, jari tengah, jari telunjuk, dan terakhir ibu jari.
- Melanjutkan ke Kaki Kiri: Terakhir, lanjutkan memotong kuku pada kaki kiri dengan urutan yang sama seperti kaki kanan, yaitu dimulai dari jari kelingking hingga ke ibu jari.
Waktu Terbaik Memotong Kuku
Setelah mengetahui urutan potong kuku menurut Islam, berikutnya dijelaskan kapan waktu terbaik untuk memotong kuku. Dalam ajaran Islam, sebaiknya seorang Muslim memotong kuku pada hari-hari baik seperti Senin, Kamis, dan Jumat. Hari-hari tersebut dianggap memiliki keutamaan tersendiri dan dianjurkan untuk melakukan berbagai aktivitas baik, termasuk menjaga kebersihan diri.
Selain itu, penting untuk tidak membiarkan kuku tumbuh lebih dari 40 hari. Hal ini berdasarkan hadits yang menyatakan bahwa ada batas waktu tertentu untuk menjaga kebersihan dan kesehatan. Memotong kuku secara teratur tidak hanya mencerminkan kebersihan, tetapi juga menandakan kepatuhan pada sunnah Nabi Muhammad SAW.
Menjaga kebersihan pribadi adalah bagian integral dari tuntunan dalam Islam. Dengan memotong kuku secara rutin dan pada waktu yang dianjurkan, kita menunjukkan perhatian pada tubuh dan kesehatan kita. Oleh karena itu, mari jadikan memotong kuku sebagai salah satu rutinitas yang kita lakukan dalam menjaga kebersihan dan mengikuti anjuran agama.
Adab Memotong Kuku
Setelah mengetahui urutan potong kuku menurut Islam, terakhir perlu diketahui adab-adab saat memotong kuku, sebagai berikut:
- Niat yang Ikhlas: Dalam setiap amalan, termasuk memotong kuku, disarankan untuk meluruskan niat dan melakukannya dengan ikhlas semata-mata karena Allah SWT. Tujuan utamanya adalah menjaga kebersihan tubuh sebagai bagian dari ajaran Islam dan meneladani Rasulullah SAW.
- Membaca Basmalah: Membaca "Bismillahirrahmanirrahim" (Dengan menyebut nama Allah Yang Maha Pengasih, Maha Penyayang) sebelum memulai memotong kuku. Membaca basmalah bertujuan untuk memohon perlindungan dan keberkahan dari Allah, sekaligus sebagai tanda syukur atas nikmat kesehatan dan kebersihan yang diberikan.
- Memulai dari Anggota Tubuh Sebelah Kanan: Rasulullah SAW menyukai memulai dari bagian tubuh sebelah kanan saat melakukan hal-hal baik. Saat memotong kuku, disunnahkan memulainya dari tangan kanan, kemudian dilanjutkan ke tangan kiri. Begitu juga dengan kaki, dimulai dari kaki kanan, lalu kaki kiri. Hal ini mencerminkan adab yang dianjurkan dalam Islam.
- Memotong Kuku Secara Teratur: Disarankan untuk memotong kuku secara teratur agar tetap bersih dan tidak terlalu panjang. Dalam sebuah hadits, Rasulullah SAW menyebutkan bahwa memotong kuku sebaiknya dilakukan setiap tujuh hari sekali. Jika tidak, paling lambat dilakukan setiap empat puluh hari sekali.
- Mengubur atau Mengamankan Potongan Kuku: Salah satu adab dalam Islam adalah mengubur atau membuang potongan kuku di tempat yang layak, tidak membiarkannya berserakan. Ini untuk menjaga kebersihan dan menghindari potongan kuku terinjak atau tercecer di tempat yang tidak semestinya.
- Menghindari Memotong Kuku pada Waktu Tertentu: Ada anjuran untuk menghindari memotong kuku pada malam hari atau saat gelap tanpa pencahayaan yang cukup, demi alasan keamanan dan kebersihan. Namun, ini bukanlah larangan syar’i yang ketat, tetapi lebih pada etika dan kebiasaan.