Warga California turun ke jalan tolak Donald Trump jadi Presiden AS
Sekitar 1.500 siswa dan guru sekolah menengah atas (SMA) di Berkeley, California, keluar dari kelas-kelas mereka untuk memprotes kemenangan kandidat presiden dari Partai Republik, Donald Trump. Mereka menyatakan menolak keras keberhasilan Trump masuk ke Gedung Putih.
Sekitar 1.500 siswa dan guru sekolah menengah atas (SMA) di Berkeley, California, keluar dari kelas-kelas mereka untuk memprotes kemenangan kandidat presiden dari Partai Republik, Donald Trump. Mereka menyatakan menolak keras keberhasilan Trump masuk ke Gedung Putih.
Sembari membentangkan poster, mereka menggemakan kata-kata "bukan presiden kami".
Para siswa berdemonstrasi di halaman Berkeley High School, menurut Charles Burress, juru bicara Berkeley Unified School District, yang memperkirakan jumlah siswa yang terlibat. Mereka kemudian beriring-iringan menuju kampus University of California di Berkeley, kota yang dikenal karena politik progresifnya.
"Kita duduk di sini, memutar waktu kita ke masa pemilihan 1950. Tahu kenapa? Trump membuat kita menyadari betapa kebencian dan kebodohan masih ada," kata satu siswi berujar dalam demonstrasi, menurut siaran video langsung yang ditayangkan di aplikasi media sosial Periscope, Kamis (10/11).
Siswi tersebut mengatakan orang-orang dengan kulit berwarna merasa takut akan kemungkinan diskriminasi, keluarga-keluarga imigran sekarang khawatir atas ancaman deportasi yang dilancarkan Trump.
Foto-foto yang diunggah ke Twitter memperlihatkan ratusan siswa sedang melakukan protes. Banyak di antaranya mengusung tulisan-tulisan yang mencela president terpilih itu serta mengibar-ngibarkan bendera Meksiko bersama tagar #NotMyPresident dan #BHSWalkout.
Salah satu janji yang diutarakan Trump saat kampanye adalah bahwa dia mendirikan benteng di sepanjang perbatasan dengan Meksiko guna menghalau para imigran ilegal. Burress mengatakan sejumlah guru ikut berdemonstrasi bersama murid-murid mereka namun ia tidak menyebutkan jumlahnya.
Aksi unjuk rasa juga dilakukan oleh ratusan mahasiswa University of Texas dan beberapa kelompok kecil siswa yang keluar dari kelas mereka di Oakland dan Seattle, Washington. Rangkaian demonstrasi di jalan direncanakan akan berlangsung pada Rabu di New York, Boston, Chicago dan kota-kota lainnya, menurut keterangan yang muncul di sosial media.
Sebuah halaman Facebook soal unjuk rasa yang dijadwalkan digelar di Union Square Park di Manhattan, New York, menunjukkan lebih dari 8.000 orang akan ikut serta dalam aksi tersebut.
Malam sebelumnya, rangkaian protes massa terjadi di sekitar San Fransisco Bay Area dan lokasi-lokasi lainnya di Amerika Serikat sebagai reaksi atas terpilihnya Donald Trump sebagai presiden.
-
Apa yang diramalkan tentang Donald Trump? Roberts menunjukkan bahwa Trump mungkin lebih fokus pada kekalahannya di masa lalu dibandingkan peluang yang ada saat ini. Maksudnya adalah Trump diramalkan bakal kalah di pemilu presiden tahun ini.
-
Kapan Donald Trump diramal? Jauh sebelum Donald Trump mengalami penembakan saat kampanye, pada Januari 2024 lalu, ia pernah diramal.
-
Siapa yang meramal Donald Trump? Ramalannya itu dilakukan oleh seorang paranormal bernama Paula Roberts yang disiarkan oleh Fox News pada Januari lalu.
-
Dimana peristiwa penembakan terhadap Donald Trump terjadi? Peristiwa tersebut terjadi kala Trump sedang kampanye Pilpres AS di depan pada pendukungnya di Butler, Pennsylvania, Amerika Serikat, pada Sabtu (14/7).
-
Apa motif pelaku penembakan terhadap Donald Trump? Identitas dan motif pelaku penembakan belum jelas hingga saat ini.
-
Apa yang terjadi kepada Donald Trump saat sedang berkampanye? Mantan presiden Amerika Serikat Donald Trump ditembak. Peristiwa tersebut terjadi kala Trump sedang kampanye Pilpres AS di depan pada pendukungnya di Butler, Pennsylvania, Amerika Serikat, pada Sabtu (14/7).
Baca juga:
Aksi unjuk rasa di seantero AS tolak Donald Trump jadi presiden
Bir di pesta syukuran Trump dihargai Rp 144 ribu per botol
Keresahan Indonesia saat Donald Trump menang Pilpres AS
Donald Trump jadi Presiden AS, ini komentar MUI
Masa depan Amerika di tangan Donald Trump
5 Klaim ekonomi RI tahan hantaman efek Presiden AS Donald Trump