Waspada, Virus Corona Varian Delta Lebih Bertahan Lama di Udara
Studi laboratorium menemukan partikel virus dapat bertahan di udara dalam bentuk aerosol hingga 16 jam.
Para ahli penyakit menular mengatakan, fokus yang lebih besar pada penularan melalui udara diperlukan untuk mengelola penyebaran Covid tetapi memperingatkan agar tidak menggunakan bahasa yang mengkhawatirkan ketika menggambarkan varian Delta.
Kepala Menteri New South Wales (NSW) Australia, Gladys Berijiklian, menggambarkan kontak "sekilas yang menakutkan" yang mengakibatkan penyebaran varian Delta di Sydney setelah CCTV menunjukkan dua orang berpapasan di Bondi Junction Westfield menularkan virus.
-
Kapan virus corona ditemukan? Virus virus adalah sekelompok virus yang meliputi SARS-CoV (virus korona sindrom pernafasan akut parah), MERS-CoV (sindrom pernapasan Timur Tengah coronavirus) dan SARS-CoV-2, yang menyebabkan Covid-19.
-
Kenapa Covid Pirola mendapat perhatian khusus? Namun, para pemerhati kesehatan dan ahli virus memberi perhatian lebih terhadap subvarian ini lantaran kemampuan Pirola dalam melakukan breakthrough infections lebih tinggi dibandingkan varian lainnya. Ketika sebuah varian atau subvarian virus COVID memiliki kemampuan breakthrough infections yang tinggi maka akan menyebabkan kasus re-infeksi semakin tinggi.
-
Siapa yang dilibatkan dalam penanganan pandemi Covid-19 dalam disertasi Kombes Pol Dr. Yade Setiawan Ujung? Analisis ini menawarkan wawasan berharga tentang pentingnya kerjasama antar-sektor dan koordinasi yang efektif antara lembaga pemerintah dan non-pemerintah dalam menghadapi krisis kesehatan.
-
Bagaimana cara mencegah Covid Pirola? CDC menyarankan masyarakat untuk melindungi diri dari virus ini karena masih belum jelas tentang seberapa pesat varian ini dapat menyebar. Untuk itu, sebagai tindakan pencegahan masyarakat diminta untuk melakukan hal berikut:• Dapatkan vaksin Covid-19.• Jalani tes Covid.• Cari pengobatan jika Anda mengidap Covid-19 dan berisiko tinggi sakit parah• Jika Anda memilih untuk memakai masker, kenakan masker berkualitas tinggi yang pas di hidung dan mulut.• Tingkatkan ventilasi udara.• Selalu mencuci tangan usai beraktivitas.
-
Apa gejala Covid Pirola? Mengenai gejala yang ditimbulkan akibat infeksi Pirola, diketahui belum ada gejala yang spesifik seperti disampaikan ahli virologi dari Johns Hopkins University, Andrew Pekosz, dilansir dari Liputan 6.Namun, tetap saja ada tanda-tanda yang patut untuk Anda waspadai terkait persebaran covid Pirola. Apabila terkena COVID-19 gejala umum yang terjadi biasanya demam, batuk, sakit tenggorokan, pilek, bersih, lelah, sakit kepala, nyeri otot serta kemampuan indera penciuman berubah, maka gejala covid Pirola adalah sakit tenggorokan, pilek atau hidung tersumbat, batuk dengan atau tanpa dahak, dan sakit kepala.
-
Kapan peningkatan kasus Covid-19 terjadi di Jakarta? Adapun kasus positif Covid-19 pada 27 November sampai 3 Desember mengalami kenaikan sebanyak 30 persen dibanding pekan sebelumnya, yaitu pada 20-26 November.
Menteri Kesehatan NSW, Brad Hazzard, menggambarkan varian Delta sebagai "peraih medali emas dalam hal melompat dari satu orang ke orang lain".
Kepala Pejabat Kesehatan Queensland, Dr Jeannette Young, juga menyuarakan pernyataan ini saat dia mengumumkan wilayahnya akan menutup perbatasan bagi orang-orang dari Sydney.
“Dengan varian Delta, kita melihat kontak yang hanya sekilas saja bisa menyebabkan penularan,” jelas Young, dikutip dari The Guardian, Jumat (2/7).
Young mengatakan di awal pandemi, penularan virus bisa terjadi dalam waktu sekitar 15 menit. Sementara sekarang dengan adanya varian Delta, lima sampai 10 detik virus bisa menular.
“Risikonya jauh lebih tinggi sekarang daripada setahun yang lalu,” jelasnya.
Dekan Fakultas Populasi dan Kesehatan Global Universitas Melbourne, Dr Nancy Baxter, mengatakan "kontak sekilas" adalah deskripsi akurat yang menggarisbawahi sifat virus di udara.
“Penyebarannya lebih mungkin jika Anda dekat dengan orang tersebut (tetapi) masih ada potensi partikel virus berada di udara, dan terhirup oleh seseorang yang lewat,” jelasnya,
Hal ini berlaku untuk virus Covid-19 asli dan varian Delta.
Setelah berbulan-bulan mengumpulkan bukti ilmiah, WHO secara resmi mengakui penyebaran Covid-19 di udara pada April. Ini dapat terjadi ketika partikel virus tetap "tergantung di udara atau bergerak lebih jauh dari satu meter".
Studi laboratorium menemukan partikel virus dapat bertahan di udara dalam bentuk aerosol hingga 16 jam.
Prof Raina Macintyre, kepala program penelitian biosekuriti di Institut Kirby Universitas New South Wales, mengatakan penularan melalui udara dalam ruangan tertutup dapat terjadi bahkan tanpa adanya kontak sekilas.
“Aerosol pernapasan terakumulasi dengan cara yang sama seperti terkumpulnya asap rokok,” jelasnya.
“Di ruangan tertutup di mana ventilasi tidak memadai, seseorang dengan infeksi bisa datang dan pergi, tetapi virusnya masih bertahan di udara. Jadi jika Anda berjalan melalui area itu dan menghirup udara itu, Anda bisa terinfeksi.”
Baik Macintyre maupun Baxter menunjukkan perlunya lebih fokus pada penularan melalui udara – khususnya saat musim dingin.
“Orang-orang masih terjebak dalam pola pikir pembersih tangan dan mencuci tangan, padahal sebenarnya pesan yang perlu kita sampaikan adalah udara yang Anda hirup,” kata Macintyre.
“Ventilasi membuat perbedaan. Jika Anda bersama orang, buka jendela. Jika Anda sedang mengendarai mobil bersama orang lain, buka jendelanya sedikit saja. Pakailah masker. Ini adalah udara bersama yang paling penting.”
Varian dominan global
Hassan Vally, seorang profesor di Universitas La Trobe, mengatakan meskipun varian Delta (sebelumnya dikenal sebagai B1.617.2) lebih menular, penularan Covid-19 dari kontak sekilas dimungkinkan bahkan dengan jenis virus asli.
“Lima belas menit (dihabiskan) dalam jarak 1,5 meter adalah apa yang kami khawatirkan. Itu hanya karena kemungkinan – semakin lama Anda melakukan kontak dekat, semakin besar kemungkinan Anda menularkan virus itu,” jelasnya.
“Prinsip umumnya adalah: jika virus lebih menular, maka kemungkinan itu meningkat.”
Menurut data Inggris, varian Delta 60 persen lebih mudah menular di antara kontak rumah tangga dibandingkan dengan varian Alfa, yang sebelumnya merupakan varian dominan di Inggris dan setidaknya 20 negara lainnya. Perkiraan menempatkan varian Alfa antara 43 persen dan 90 persen lebih menular daripada virus Covid-19 asli.
Delta sekarang mengungguli varian virus lainnya. Di Inggris, Delta menyumbang sekitar 99 persen dari infeksi baru.
Pekan lalu, Kepala ilmuwan WHO, Soumya Swaminathan, mengatakan: “Varian Delta sedang dalam perjalanan untuk menjadi varian dominan secara global karena peningkatan penularannya.”
“Kita harus berhati-hati dengan bahasa kita dan terus mengingatkan diri kita sendiri bahwa pada dasarnya ini adalah virus yang sama,” kata Vally.
“Ini sedikit lebih menular, tetapi berperilaku dengan cara yang sama seperti virus asli,” jelasnya.
Hindari narasi menakutkan
Varian Delta tampaknya memiliki masa inkubasi yang mirip dengan varian Alfa – waktu rata-rata antara paparan dan munculnya gejala selama empat hari.
Varian ini juga tampaknya agak lebih resisten terhadap vaksin daripada varian Alfa dan dapat dikaitkan dengan risiko rawat inap yang lebih tinggi.
Dr Meru Sheel, seorang peneliti senior di Australian National University, mengatakan langkah-langkah kesehatan masyarakat tetap tidak berubah dalam menanggapi varian ini.
“Tidak perlu membuatnya menjadi narasi yang menakutkan,” ujarnya.
“Tentu saja varian baru akan muncul, dan beberapa akan lebih menular dan beberapa menjadi kurang menular. Masyarakat perlu memainkan peran mereka karena langkah-langkah kesehatan masyarakat naik turun berdasarkan varian tersebut. Cuci tangan Anda, tetap di rumah jika Anda tidak sehat, hanya pergi untuk dites. Kenakan masker Anda, dapatkan vaksin Anda jika Anda memenuhi syarat.”
Baxter menyimpulkan: “Vaksinasi adalah perlombaan. Jika semakin sedikit Covid yang beredar, semakin kecil peluang terjadinya perubahan ini yang membuatnya lebih efisien (dalam penyebaran).”
(mdk/pan)