WHO Kirim Perlengkapan Medis Covid-19 ke Korea Utara
Sejak awal pandemi Covid-19, negara yang dipimpin Kim Jong Un itu menerapkan penutupan perbatasan paling ketat di dunia.
WHO mulai mengirimkan perlengkapan medis Covid-19 ke Korea Utara, salah satu tanda kemungkinan negara tersebut mulai memperlonggar perbatasannya untuk menerima bantuan dari luar. Sejak awal pandemi Covid-19, negara yang dipimpin Kim Jong Un itu menerapkan penutupan perbatasan paling ketat di dunia.
Dalam laporan pemantauan mingguannya, WHO menyampaikan pihaknya mulai pengiriman perlengkapan medis Covid-19 esensial melalui pelabuhan Dalian, China untuk “cadangan strategis” ke Korea Utara.
-
Di mana Korea Utara terletak? Korea Utara merupakan negara yang terletak di Asia Timur. Ibu kotanya bernama Pyongyang dan berseberangan dengan Korea Selatan.
-
Bagaimana Korea Utara mengontrol kehidupan penduduknya? Mereka bahkan mengatur dan mengontrol secara ketat semua aspek kehidupan masyarakat. Termasuk media, ekonomi, dan sistem politik.
-
Apa yang menjadi ancaman dunia dari Korea Utara? Berbagai pengembangan dan uji coba rudal nuklir yang dilakukan Korea Utara dipandang sebagai ancaman dunia.
-
Siapa yang memamerkan kemampuan senjata nuklir terbaru Korea Utara? Pada Kamis (23/3) pekan lalu, Pyongyang memperlihatkan kehebatan senjata strategis berupa drone nuklir bawah laut.
-
Bagaimana Korea Utara melarang penggunaan ChatGPT? Kebijakan tak terduga itu pun dilakukan dengan mempertahankan pembatasan saluran informasi di Korea Utara, sehingga ChatGPT benar-benar tak sampai digunakan oleh warganya.
-
Apa makna dari kata bijak Korea "가장 중요한 것은 지금 이 순간이다"? "가장 중요한 것은 지금 이 순간이다" - "Hal terpenting adalah saat ini."
Pejabat WHO pada Kamis tidak segera menanggapi permintaan untuk penjelasan lebih rinci terkait hal ini, termasuk peralatan apa saja yang dikirim dan apakah peralatan medis itu telah sampai di Korea Utara, seperti dilansir Al Arabiya, Kamis (7/10).
Dalam dua tahun terakhir, Korea Utara sangat memperketat lalu lintas perbatasan dan perdagangannya walaupun perekonomiannya telah mengalami kelumpuhan.
Penyelidik HAM PBB pada Agustus lalu meminta pemerintah Korea Utara mengklarifikasi dugaan telah memerintahkan tentara menembak siapapun yang terlihat melintasi perbatasan.
Korea Utara diketahui belum melaporkan satu pun kasus Covid-19, namun hal ini diragukan para ahli.
Korea Utara menyampaikan kepada WHO telah melakukan tes virus corona terhadap 40.700 penduduknya sampai 23 September dan semua hasilnya negatif. Mereka yang dites pekan lalu dilaporkan sebanyak 94 orang mengalami flu atau gejala lain dan sebanyak 573 tenaga kesehatan juga menjalani tes.
Para pakar mengatakan, epidemi di Korea Utara bisa sangat parah karena buruknya sistem kesehatan dan kekurangan kronis persediaan medis.
Kendati menerapkan kontrol perbatasan yang ketat, Korea Utara belum menunjukkan urgensi untuk program vaksinasi. Pengamat mengatakan Korea Utara mungkin tidak nyaman dengan persyaratan pemantauan internasional yang akan dilampirkan pada vaksin yang diterimanya dari dunia luar.
Bulan lalu, UNICEF, yang menyediakan dan mengirimkan vaksin melalui program COVAX, mengatakan Korea Utara mengusulkan jatah sekitar 3 juta vaksin Sinovac dikirim ke negara-negara yang terkena dampak parah sebagai gantinya.
Menurut UNICEF, kementerian kesehatan Korea Utara mengatakan akan terus berkomunikasi dengan COVAX mengenai vaksin di masa depan.
Baca juga:
Korea Utara & Korea Selatan Sambung Kembali Saluran Komunikasi yang Terputus
Korea Utara Uji Coba Rudal Antipesawat Terbaru
Kim Jong-un Siap Pulihkan Hubungan dengan Korsel
Kim Jong Un Angkat Adiknya Duduki Jabatan Penting di Lembaga Tinggi Pemerintah
Membandingkan Program Rudal Korea Selatan dan Korea Utara, Siapa Lebih Unggul?
Korea Utara Lakukan Uji Coba Rudal Hipersonik Baru