Ibunda P-Diddy Berang Anaknya Dirujak Habis-habisan, "Anakku Bukan Monster"
Ibunda P-Diddy berang anaknya jadi bahan tertawaan dan cemoohan terkait kasus yang mendera putranya akhir-akhir ini.
Dalam beberapa minggu terakhir, nama Sean Combs, yang lebih dikenal sebagai Diddy, sering muncul di berbagai media, baik cetak maupun sosial. Hal ini berkaitan erat dengan tuduhan kejahatan seksual yang dihadapinya. Ibunya, Janice Smalls Combs, merasa tidak tahan melihat putranya terus-menerus dihujat.
Menurut laporan dari Page Six pada Senin (7/10/2024), melalui pengacaranya, ia memberikan pernyataan resmi mengenai kasus yang menimpa anaknya. "Sangat menyedihkan melihat anak saya diadili bukan berdasarkan kebenaran, melainkan oleh narasi yang dibangun dari kebohongan," ungkap Janice.
- Ibunda Dirawat di Rumah Sakit, Aksi Pria Beri Kejutan Datang Menjenguk dari Bekasi-Cirebon Ini Bikin Haru
- Ibunda Pegi Ungkap Pengakuan Sang Anak Jadi Tumbal Orang Penting
- Kini Bintang 1 di Pundak, Brigjen Hengki Haryadi Ternyata Anak Prajurit TNI, ini Sosok Sang Ayah
- Anak Jenderal Bintang 2 TNI jadi Perwira Pangkat Letda, Menangis Haru saat Didatangi Sang Ayah
Ia melanjutkan, "Menyaksikan putra saya seolah-olah dihukum mati tanpa proses peradilan, bahkan sebelum ia memiliki kesempatan untuk membuktikan dirinya tidak bersalah, adalah penderitaan yang tidak tertahankan dan sulit untuk diungkapkan." Janice juga menekankan bahwa banyak orang sebelumnya telah dianggap bersalah hanya berdasarkan image.
"Banyak individu yang dihukum secara tidak adil kemudian dibebaskan. Kebebasan mereka dirampas bukan karena mereka benar-benar bersalah, melainkan karena mereka tidak sesuai dengan citra 'orang baik' di mata masyarakat. Sejarah telah mengajarkan kita bahwa seseorang bisa saja dihukum secara keliru akibat tindakan atau kesalahan yang terjadi di masa lalu," jelas Janice.
Janice Terluka Diddy Ditertawakan Banyak Orang
Menurut Janice, individu-individu yang sebelumnya mengklaim sebagai korban Diddy berusaha untuk meraih keuntungan finansial. Hal ini membuatnya sangat sakit hati melihat anaknya menjadi sasaran ejekan. "Tidak akan pernah saya lupakan bagaimana dunia ini bercanda dan menertawakan kehidupan anak saya yang hancur di depan mata kami," kata Janice. "Sungguh tragis melihat bagaimana dunia dengan cepat dan mudah berbalik melawan anak saya hanya karena kebohongan dan kesalahpahaman, tanpa memberikan kesempatan untuk mendengarkan suaranya," tambahnya.
Janice: Putraku Bukan Monster
Di akhir pernyataannya, Janice, ibu Diddy, menekankan bahwa anaknya memiliki hak untuk membela diri dalam proses hukum. "Anakku bukanlah monster seperti yang mereka tuduhkan, dan dia berhak mendapatkan kesempatan untuk menyampaikan kesaksiannya. Saya hanya bisa berdoa agar saya masih ada untuk menyaksikannya mengungkapkan kebenaran dan mendapatkan keadilan," ujar Janice. Ini bukan kali pertama Janice membela anaknya. Sebelumnya, ia juga menjadi salah satu penjamin untuk permohonan pembebasan Diddy dari tahanan, namun permohonan tersebut ditolak oleh hakim.
Proses Kasus Diddy
Sebagaimana telah dilaporkan, Diddy ditangkap di New York, AS, pada tanggal 16 September waktu setempat. Berdasarkan dakwaan yang diterima oleh media, Diddy dituduh melakukan kejahatan seksual selama sepuluh tahun terakhir, termasuk konspirasi pemerasan, perdagangan seks, dan keterlibatan dalam prostitusi. Banyak wanita yang menjadi korban dalam kasus ini sering direkam.
Dalam dokumen federal, terungkap bahwa Diddy mengadakan acara yang disebut "Freak Off," yang merupakan pertunjukan seks yang berlangsung selama berjam-jam hingga berhari-hari. Jaksa menuduh Diddy sering memberikan obat-obatan kepada para korban agar mereka lebih mudah dikendalikan.
Selain itu, ia juga diduga menggunakan organisasi kriminal, yang dikenal sebagai Combs Business, dengan menyamarkannya sebagai perusahaan korporat. Diddy memanfaatkan karyawannya untuk mendukung berbagai aktivitas tersebut. Polisi berhasil mengamankan barang bukti, termasuk narkoba, senjata api, amunisi, serta lebih dari seribu botol baby oil dan cairan pelumas.