Ini bukti ilmiah kalau sahabat adalah sumber kebahagiaan sejati
Ini alasan kenapa setiap orang butuh sahabat.
Mungkin ini salah satu alasan kenapa setiap manusia wajib membangun relasi yang baik. Ternyata orang-orang yang memiliki lebih banyak teman cenderung memiliki toleransi yang lebih tinggi terhadap rasa sakit.
Dilansir Wonderwoman.in, hasil sebuah penelitian mengatakan kalau kuantitas dan kualitas hubungan sosial kita akan mempengaruhi kesehatan fisik dan mental. Pada akhirnya, hubungan sosial kita bahkan dapat menjadi faktor penentu berapa lama kita hidup. Ini berkaitan dengan endorfin, zat kimia di otak yang berperan untuk memicu perasaan bahagia sekaligus berfungsi sebagai obat penghilang rasa sakit alami. Menurut sejumlah peneliti, endorfin memiliki efek penghilang rasa sakit yang lebih kuat dibandingkan morfin. Sementara interaksi positif dengan sahabat akan meningkatkan aktivitas endorfin dalam tubuh.
Menurut sebuah teori yang disebut 'the brain opioid theory of social attachment', interaksi sosial mampu memicu emosi positif. Saat itulah endorfin mengikat reseptor di otak.
"Inilah yang memberikan kita faktor 'feel good' saat melihat teman-teman kita," tutur Katerina Johnson, mahasiswa doktoral di Universitas Oxford dalam makalah yang diterbitkan di jurnal Scientific Reports.
Hasil penelitian juga menunjukkan bahwa orang-orang yang memiliki tingkat stres tinggi cenderung memiliki jaringan sosial yang terbatas. Karena itulah, sangat disarankan bagi setiap orang untuk bersosialisasi.
Baca juga:
Sejak diselamatkan, rubah-rubah ini lengket dengan penolongnya
Bisakah berteman dengan sahabat mantan? ini 6 caranya!
5 Kisah hewan paling setia kepada manusia
5 Masalah pelik ini akan menimpa pria yang punya sahabat wanita
6 Alasan kenapa kita kehilangan sahabat satu per satu
-
Apa yang diamati oleh para ilmuwan? Para ilmuwan berhasil menyaksikan dua pasang lubang hitam supermasif yang hampir bertabrakan. Dua fenomena alam itu terletak jutaan hingga miliaran tahun cahaya dari Bumi.
-
Di mana penelitian tentang perburuan perempuan di zaman purba dilakukan? Namun, sebuah studi tahun 2020 terhadap situs pemakaman berusia 9.000 tahun di daerah dataran tinggi Andean di Wilamaya Patjxa, Peru, menyimpulkan bahwa ada bukti yang mendukung gagasan bahwa sejumlah besar perempuan di zaman purba pernah berburu hewan besar di wilayah tersebut.
-
Apa yang ditemukan oleh para ilmuwan? Ilmuwan menemukan dua spesies dinosaurus baru, yang hidup 66 juta tahun lalu.
-
Mengapa para peneliti melakukan penelitian baju perang Zaman Perunggu? Sejak ditemukan, masih ada pertanyaan apakah baju zirah ini hanya untuk seremonial atau benar-benar digunakan dalam pertempuran.