Kata Psikolog, Ini 8 Tanda Kamu Adalah Pasangan yang Egois
Kata psikolog, ini 8 tanda kamu adalah pasangan yang egois. Beberapa di antaranya adalah selalu minta didengarkan tanpa melakukan hal yang sama, memilih ngambek saat ada masalah yang seharusnya didiskusikan, keukeuh bahwa pendapatnya yang paling benar, dan kerap menuduh pasangan egois.
Apakah kamu termasuk pasangan egois? Yakin jawabannya tidak? Dalam setiap hubungan pasti ada momen di mana salah satu pihak bersikap egois. Kalau cuma sesekali tentu masih bisa dimaklumi. Tetapi jika perilaku seperti ini menjadi kebiasaan, kelangsungan hubungan yang sehat bisa bermasalah.
Sebagian besar dari kita tidak sadar kalau sudah menunjukkan sikap egois. Karena itulah ada baiknya untuk berkaca kepada diri sendiri dan bertanya, apakah kita sudah menjadi pasangan yang mampu mengesampingkan hasrat untuk bersikap egois?
-
Bagaimana mimpi menikah dijelaskan menurut psikologi? Mimpi menikah dalam psikologi bisa memiliki berbagai makna, tergantung pada konteks dan situasi yang dialami oleh orang yang bermimpi. Secara umum, mimpi menikah bisa mencerminkan keinginan, harapan, ketakutan, atau perasaan yang berkaitan dengan hubungan asmara, komitmen, atau perubahan hidup.
-
Apa yang dipelajari dalam ilmu psikologi manusia? Psikologi manusia merupakan cabang ilmu yang mempelajari perilaku dan proses mental individu.
-
Apa pengertian psikotes? Psikotes adalah alat evaluasi yang digunakan oleh perusahaan, lembaga pendidikan, atau profesional psikologi untuk mengukur berbagai aspek psikologis individu, seperti kemampuan kognitif, kepribadian, minat, dan sikap.
-
Apa definisi cinta yang sering diungkapkan? Cinta adalah suatu perasaan atau emosi yang kompleks dan mendalam, sering kali melibatkan afeksi, kasih sayang, dan keterikatan emosional terhadap seseorang atau sesuatu. Lebih dari sekadar perasaan romantisme antara pasangan, cinta mencakup berbagai bentuk hubungan dan koneksi emosional dalam kehidupan manusia.
-
Mengapa mimpi jatuh dari ketinggian bisa menjadi tanda masalah psikologis? Mimpi jatuh dari ketinggian ternyata bisa memberi peringatan adanya masalah psikologis dalam diri kita. Beberapa masalah dalam diri kita bisa kita ketahui dari mimpi tersebut.
-
Bagaimana cara mengungkapkan kata-kata cinta yang tulus? Kata-kata romantis dan pujian bisa menjadi salah satu cara untuk menyampaikan perasaan sayang. Selain itu, perhatian yang tulus dan mendengarkan dengan penuh perhatian juga bisa menjadi bentuk ungkapan perasaan sayang. Tindakan nyata seperti menunjukkan kepedulian, membantu tugas-tugas rumah tangga, atau memberikan kejutan juga dapat menjadi cara yang baik untuk mengekspresikan perasaan sayang.
Berikut ini sejumlah terapis hubungan dan psikolog berbagi dengan The Huffington Post mengenai tanda-tanda pasangan egois.
Selalu Meminta Didengarkan, Tetapi Enggan Melakukan Hal yang Sama
Selalu mengharapkan pasangan mau mendengarkan setiap curhatan, tetapi tidak menawarkan hal yang sama sebagai balasan. Ini adalah tanda paling umum dari pasangan yang egois.
"Salah satu alasan terbaik untuk berada dalam hubungan adalah kita memiliki seseorang yang bisa menjadi tempat untuk menceritakan masalah kita, yang akan berada di pihak kita ketika dunia terasa kejam. Perasaan dipahami dan diterima itulah inti dari sebuah kedekatan. Jika Anda merasa bosan atau bertingkah seolah pasangan Anda merepotkan ketika dia mulai bercerita tentang harinya yang buruk, rasanya seperti membanting pintu emosional di wajah mereka. Bahkan jika pasangan Anda tidak protes, tindakan itu masih menjadi alasan seseorang merasa kesepian dalam suatu hubungan," kata Amy Begel, terapis pernikahan dan keluarga.
Memilih Ngambek Alih-Alih Mendiskusikan Masalah Secara Dewasa
"Egois namanya jika Anda tidak berusaha mengkomunikasikan perasaan sakit hati atau amarah yang sedang dirasakan kepada pasangan. Percakapan yang berat sering muncul dalam hubungan romantis. Anda membuat pasangan Anda sangat tertekan ketika Anda menolak untuk berbicara kepada mereka," tutur Marni Feuerman, ahli terapi pernikahan dan keluarga.
Bersikeras Pendapatnya yang Paling Benar Setiap Saat
"Ini adalah bendera merah yang menunjukkan tingkat keegoisan akut. Jika Anda merasa selalu menekankan pembicaraan hanya pada sudut pandang Anda sendiri, Anda telah menggiring hubungan Anda pada kegagalan," kata Gary Brown, terapis pernikahan dan keluarga.
Menurut Brown, selalu ngotot bahwa pendapatnya paling benar mengindikasikan kalau kita menganggap hubungan tersebut ada hanya untuk memenuhi kebutuhan kita. Kebutuhan pasangan merupakan prioritas kesekian atau justru dipandang tak penting sama sekali.
"Jika seperti itu ceritanya, Anda benar-benar bukan pasangan sama sekali," kata Brown lagi.
Selalu Menuduh Pasangan Egois
Menurut Steven Stosny, seorang psikolog, hal yang paling sering kita tuduhkan kepada orang lain sebenarnya adalah bagian dari diri sendiri yang paling kita benci.
"Ketika menuduh pasangan egois, seringnya yang kita maksud adalah mereka tidak memenuhi keinginan egois kita," tutur Stosny.
Bete Setiap Pasangan Membuat Rencana tanpa Melibatkan Kita
"Memiliki hobi sendiri dan menyeimbangkan me time dengan we time merupakan hal yang sehat. Jika Anda selalu membuat pasangan Anda merasa bersalah karena menjadi individu yang 'terpisah' dari Anda, maka ini adalah sikap yang sangat egois," kata Feuerman.
Selalu Mengkritik Teman-Teman dan Keluarga Pasangan
"Kadang-kadang saya melihat pasangan di mana satu pihak menolak untuk bergaul dengan teman-teman pasangannya, atau meremehkan mereka, memandang rendah mereka atau sebaliknya bersikap tidak menyenangkan terhadap teman-teman si pasangan. Tindakan ini menciptakan ketidakseimbangan yang mengganggu dalam hubungan, di mana satu orang menjadi wasit penentu siapa yang bisa 'masuk' dan siapa yang harus 'keluar' dalam lingkaran hubungan," tutur Bagel.
Perilaku seperti ini juga menyiratkan superioritas salah satu pihak di dalam hubungan, sementara kedua belah pihak dalam sebuah hubungan seharusnya berada di posisi yang setara.
Tidak Memahami Kebutuhan Pasangan
"Dalam hubungan yang sehat, kita seharusnya menyadari apa yang bisa menyenangkan pasangan kita dan setidaknya meluangkan waktu untuk mencoba mengakomodasi keinginan mereka. Ini adalah masalah keseimbangan. Kita tidak hidup untuk menyenangkan pasangan saja, tetapi kita juga tidak boleh acuh terhadap kebutuhan, keinginan, serta hasrat pasangan kita," tutur Begel.
Mengancam Putus Jika Tidak Dituruti
"Bahkan dalam hubungan terindah sekalipun, tidak ada orang yang bisa selalu mendapatkan keinginannya. Jika Anda menghabiskan waktu Anda dengan mengancam untuk meninggalkan pasangan Anda, bagaimana mereka bisa percaya bahwa tindakan Anda itu tidak selalu tentang Anda dan kebutuhan Anda? Seseorang yang benar-benar mencintai pasangannya akan bersikap cukup dewasa dan memiliki kesadaran diri yang cukup untuk mengetahui bahwa mengancam untuk meninggalkan seseorang yang kita cintai hanya karena kita tidak mendapatkan apa yang kita inginkan itu sangat menyakitkan," kata Brown.
(mdk/tsr)