Mirip tenda, tinggi batu Kasha-Katuwe bisa sampai 90 meter
Kasha-Katuwe adalah sebuah situs batu di kaki bukit pegunungan Jemez.
Kasha-Katuwe adalah sebuah situs batu di kaki bukit pegunungan Jemez. Formasi batuan yang berbentuk seperti tenda ini terbentuk dari batu apung, abu, dan deposit tufa.
Dengan tingkat ketebalan mencapai lebih dari 304,80 meter, formasi batuan ini terbentuk dari letusan gunung berapi Jemez yang terjadi 6-7 juta tahun yang lalu. Meskipun bentuk tenda batu cukup seragam, formasi batuan ini memiliki tinggi yang bervariasi, mulai dari beberapa meter hingga 90 meter.
-
Dimana tempat wisata yang cocok untuk belajar sejarah budaya? Kawasan ini memiliki daya tarik yang unik, memadukan suasana kolonial masa lalu dengan unsur modern.
-
Apa saja tempat wisata populer di Surabaya yang bisa dikunjungi untuk merasakan sejarah kota? Tempat wisata di Surabaya yang menyajikan bangunan yang ikonik dan bersejarah adalah kawasan kota tua. Wisata kota tua ini menjadi saksi sejarah perjuangan muda-mudi dalam merebut kemerdekaan.Meskipun bangunan di Kota Tua sudah kuno dan berumur, bangunan ini masih memancarkan kemegahannya yang karismatik.
-
Bagaimana desa wisata ini dikelola? “Konsep pengembangan desa wisata di Kaduela dikelola secara mandiri dan melibatkan pemberdayaan masyarakat setempat sebagai kunci keberhasilan,” terang Iim
-
Apa saja tempat wisata di Banda Aceh yang terkenal dengan sejarahnya? Banda Aceh menyimpan khazanah budaya, monumen, tempat-tempat bersejarah, dan makam raja-raja seperti makan Sultan Iskandar Muda dan makam Syekh Abdurrauf Syiah Kuala.
-
Di mana Desa Wisata Cisaat berada? Desa Cisaat di Kecamatan Ciater, Kabupaten Subang, Jawa Barat, baru-baru ini mendapat gelar Anugerah Desa Wisata Indonesia (ADWI) dari Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf) RI.
-
Di mana saja lokasi yang dikunjungi dalam acara Jelajah Histori? Tempat pertama yang akan dikunjungi adalah Museum Jenderal Ahmad Yani dan Museum Jenderal Besar AH Nasution.Setelah itu disambung acara diskusi di Kantor KLY, Jl RP Soeroso, Jakarta Pusat. Kegiatan akan berlanjut mengunjungi Museum Lubang Buaya dan Monumen Pancasila Sakti di Jakarta Timur.
Selama lebih dari 7.000 tahun, Kasha-Katuwe adalah daerah yang dihuni oleh manusia. Selama abad ke-15, nenek moyang Pueblo, masyarakat India yang membangun pueblo di sini, meninggalkan banyak petroglyphs dan sisa reruntuhan yang memberikan bukti tentang keberadaan mereka.
Meskipun Spanyol sempat melakukan ekspedisi ke situs ini pada tahun 1598, para pemukim modern tidak datang ke tempat ini sampai akhir 1700-an.
Kawasan ini kemudian ditetapkan sebagai Monumen Nasional pada tahun 2001. Nama monumen sendiri berasal dari bahasa Keresan, bahasa orang Pueblo yang berarti "tebing putih".
Baca juga:
Mendayung sampan di atas cahaya biru Blue Grotto
Mengintip kemewahan pedang berlian Napoleon Bonaparte
Menelusuri Al-Muizz al-Din Illah Street, jalanan tertua di Kairo
Napak tilas sejarah kemerdekaan RI di Museum Sumpah Pemuda
Intip isi bunker rahasia milik diktator Italia, Benito Mussolini