Negara-negara yang Rela "Bagi-bagi" Uang agar Penduduknya Punya Anak
Sembilan negara ini rela "bagi-bagi" uang supaya warganya punya anak dan bisa menambah serta menjaga perekonomian suatu negara.
Penduduk yang terus menua dan angka kelahiran yang rendah dapat menjadi ancaman serius bagi perekonomian suatu negara.
Negara-negara yang Rela "Bagi-bagi" Uang agar Penduduknya Punya Anak
Beberapa negara telah mengambil langkah drastis dengan memberikan insentif berupa uang tunai kepada warganya yang bersedia memiliki anak.
Meskipun beragam faktor menyebabkan penurunan angka kelahiran, insentif keuangan ternyata menjadi salah satu solusi yang cukup efektif. Mari kita lihat sembilan negara yang rela "bagi-bagi" uang supaya warganya punya anak.
1. Jepang: Mengatasi Penurunan Populasi di Ama
Jepang, yang mengalami penurunan populasi signifikan setiap tahunnya, menemukan solusi dengan memberikan insentif uang tunai di beberapa daerah.
Contohnya, di kota Ama di pulau Nakanoshima, orang tua diberi imbalan hingga US$9.600 atau sekitar Rp145,6 juta saat melahirkan anak keempat. Sebuah langkah signifikan untuk merangsang kelahiran.
-
Apa yang dilakukan oleh para istri pejabat ini dengan uang negara? Aduh, Para Istri Pejabat Ini Pakai Uang Negara untuk Belanja Hingga Jutaan Dolar Menjadi istri dari kepala negara atau pejabat bergengsi kerap menjadi ujian agar tidak berfoya-foya dengan segala akses dan kemudahan ekonomi.
-
Mengapa negara memiliki utang? Data per 9 Mei 2023 mencatat, utang Amerika Serikat mencapai USD31,5 triliun atau setara Rp463.000 triliun. Jepang memiliki utang USD13,05 triliun atau setara Rp193.766 triliun. China tercatat memiliki utang mencapai USD10,11 triliun atau setara Rp153.113 triliun. Prancis memiliki utang mencapai USD3,32 triliun atau setara Rp49.281 triliun. Italia memiliki utang USD3,16 triliun atau setara Rp46.908 triliun. Inggris tercatat memiliki utang mencapai USD3,03 triliun atau setara Rp44.976 triliun. Jerman memiliki utang mencapai USD2,96 triliun atau setara Rp43.938 triliun. India tercatat memiliki utang mencapai USD2,37 triliun atau setara Rp35.178 triliun. Kanada memiliki utang USD2,24 triliun atau setara Rp33.249 triliun. Spanyol memiliki utang USD1,69 triliun atau setara Rp25.085 triliun.
-
Uang palsu apa yang diedarkan oleh ibu dan anak di Garut? Disampaikan Kepala Polsek Leles, AKP Agus Kustanto, keduanya mengedarkan uang imitasi dengan pecahan Rp10 sampai Rp100 ribu.
-
Kapan harus memikirkan perencanaan keuangan jangka panjang untuk anak? Selain mempersiapkan keuangan sehari-hari, pertimbangkan perencanaan keuangan jangka panjang untuk bayi, seperti pendidikan dan tabungan masa depan.
-
Siapa yang memberikan kalung uang kepada pengantin? Sebuah video viral di platform sosial media TikTok merekam detik-detik istimewa ini, di mana para tamu dengan penuh keceriaan memakaikan kalung uang pecahan Rp100 ribu dan Rp50 ribu kepada pengantin secara bergiliran.
-
Bagaimana sikap yang tepat dalam memberikan pinjaman uang kepada orang lain? Namun kita hendaknya tetap berupaya tetap memberikan pinjaman untuk orang yang sangat membutuhkan dan tidak bertentangan dengan ajaran Islam.
2. Korea Selatan: Tunjangan Bulanan untuk Meningkatkan Kelahiran
Korea Selatan, dengan tingkat kesuburan terendah di dunia, memberikan tunjangan bulanan sebesar 1 juta won atau US$740 kepada setiap keluarga dengan anak yang baru lahir. Skema voucher tunai juga diterapkan untuk mensubsidi biaya memiliki anak.
3. Hong Kong: Subsidi Tinggi untuk Meningkatkan Angka Kelahiran
Hong Kong menghadapi rekor terendah tingkat kelahiran, yaitu 0,9 kelahiran per perempuan.
Untuk mengatasi hal ini, pemerintah Hong Kong memberikan subsidi sebesar 20.000 dolar Hong Kong kepada orangtua dari setiap bayi yang lahir hingga 2026. Meskipun bantuan ini diumumkan, beberapa warga merasa bahwa jumlahnya masih belum mencukupi untuk mengatasi biaya hidup yang tinggi di kota tersebut.
4. Singapura: Insentif di Tengah Pandemi
Singapura, dengan tingkat kelahiran yang rendah, memberikan dorongan finansial kepada warganya.
Selama pandemi Covid-19, pemerintah membayar sekitar 8.000 dolar Singapura atau sekitar Rp90,7 juta untuk bayi pertama dan 10.000 dolar Singapura atau sekitar Rp113,4 juta untuk bayi ketiga. Bonus tumbuh kembang anak juga menjadi bagian dari insentif ini.
5. Finlandia: Bonus Bayi di Lestijarvi
Finlandia menghadapi tantangan kelahiran di kota kecil Lestijarvi, di mana hanya satu anak yang lahir per tahun. Pemerintah setempat memberikan bonus bayi sebesar 10.000 euro atau sekitar Rp181,6 juta untuk setiap bayi yang lahir. Kebijakan ini berhasil meningkatkan jumlah kelahiran di kota tersebut.
6. Luksemburg: Tunjangan Persalinan Bertahap
Tunjangan ini dibayarkan dalam tiga tahap: sebelum kelahiran, saat lahir, dan terus jika anak dibesarkan di Luksemburg atau salah satu orang tua bekerja di negara tersebut.
- Anak dan Pembantu Disekap, Emas 500 Gram dan Uang Tunai Raip Digasak Maling
- Uang Negara Rp271 Triliun Kasus Korupsi Timah Bisa Untuk Biayain Berapa Anak Sekolah Gratis?
- Gaet Suara Anak Muda, Prabowo-Gibran Dorong Pengembangan Ekonomi Berbasis Kerakyatan
- Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Ungkap Merdeka Finansial Bukan Sekedar Impian Bagi Perempuan
Luksemburg, yang menghadapi tingkat kelahiran tahunan yang rendah, memberikan tunjangan persalinan sebesar 1.800 euro atau sekitar Rp29,1 juta.
7. Estonia: Cuti Hamil dan Tunjangan Persalinan
Estonia tidak hanya memberikan cuti hamil berbayar selama setahun kepada warganya tetapi juga memberikan tunjangan persalinan sebesar 320 euro atau sekitar Rp5,1 juta yang dapat dicairkan sebelum anak berusia enam bulan. Langkah ini diambil untuk mengatasi rendahnya populasi penduduk.
8. Italia: Intensif untuk Keluarga dengan Dua Anak atau Lebih
Italia memberikan intensif kepada keluarga yang memiliki dua anak atau lebih. Di provinsi Trento, program insentif sebesar 5.000 euro atau sekitar Rp80,9 juta diberikan kepada keluarga yang ingin mendorong kelahiran anak dan menciptakan keluarga besar.
9. Prancis: Investasi Publik untuk Keluarga
Selain tunjangan anak bulanan, Prancis memberikan hibah kelahiran sebesar US$1.000 atau sekitar Rp15,1 juta untuk mendukung keluarga baru.
Prancis menjadi negara yang mengalokasikan lebih banyak uang publik untuk keluarga daripada negara OECD lainnya.
Dalam menghadapi tantangan demografi dan penurunan angka kelahiran, negara-negara tersebut berinovasi dengan memberikan insentif keuangan kepada warganya.
Sebagian besar negara tampaknya bersedia "membagi-bagi" uang untuk memastikan kelangsungan hidup generasi mendatang.