Sarang bambu di Frankfurt ini ternyata buatan seniman Indonesia
Seorang seniman Indonesia menampilkan karya bambunya di depan museum di Frankfurt.
Bambu telah lama dikenal sebagai masyarakat Indonesia sebagai bahan dasar untuk berbagai macam hal seperti rumah, furnitur, dan berbagai pemanfaatan lainnya. Dapat dikatakan bahwa bambu merupakan salah satu simbol dari budaya Indonesia. Seorang seniman dari Indonesia mencoba menunjukkan ini pada karyanya yang ditampilkan di Frankfurt.
Seniman yang bernama Joko Avianto ini membuat struktur bambu raksasa di depan sebuah museum seni di Frankfurt, Jerman. Avianto membuat Struktur bambu ini terlihat melengkung dan berombak bagai sarang burung hanya saja dalam ukuran yang raksasa. Dilansir dari Design Boom, pemasangan struktur raksasa yang terbuat dari bahan natural ini seakan menjadi pintu masuk untuk mengenalkan seni dan budaya Indonesia yang menampilkan keselarasan antara budaya dengan alam.
-
Apa yang dilakukan oleh kelompok pemuda yang bernama Seni Tani di Bandung? Sekelompok pemuda di Kota Bandung, Jawa Barat menciptakan cara healing unik. Mereka melakukan gerakan menyulap lahan tidur menjadi kebun pangan sehat. Sejumlah komoditas sayur berhasil dipanen.
-
Kapan Museum Wayang Sendang Mas diresmikan? Dilansir dari Liputan6.com, museum ini diresmikan pada 31 Desember 1983 dengan mendatangkan ketua Senawangi (Sekretariat Nasional Pewayangan Indonesia) pada waktu itu.
-
Kenapa Seni Benjang terjadi? Kesenian ini mulanya sebagai permainan gulat para pemetik kopi di kebun setelah selesai bekerja.
-
Kapan Seni Benjang mulai berkembang? Pada 1923, masyarakat di Ujungberung semakin akrab dengan kesenian ini, sehingga menjadi salah satu wadah untuk bersilaturahmi antar masyarakat di sana.
-
Apa itu seni beluk? Beluk sendiri merupakan suatu seni tarik suara yang lahir dari tradisi bertani dan berladang. Suara beluk biasanya digunakan untuk mengusir sepi, atau memberi tahu keberadaannya pada warga sekitar saat ia berada di sawah, ladang, bahkan di dalam hutan.
-
Kapan Atang Sendjaja meninggal? Pada 29 Juli di tahun itu menjadi hari duka bagi AURI.
Photo Credit: Design Boom
Karya ini dibuat dalam waktu tiga minggu dan membutuhkan lebih dari 1.500 batang bambu. Penggunaan batang bambu ini digunakan untuk menunjukkan budaya tradisional Indonesia yang menggunakan bambu sebagai materi utama dari bangunan. Selain itu hal ini juga menunjukkan kritik dari Avianto mengenai seni dan kearifan lokal yang sudah mulai ditinggalkan oleh masyarakat.
Karya yang bernama Pohon Besar ini dipamerkan Joko pada pameran khusus yang digelar oleh Frankfurter Kunstverein mengenai seni kontemporer Indonesia. Pameran ini berjudul Roots dan menampilkan beberapa seniman kontemporer seperti Joko Avianto, Jompet Kuswidananto, Eko Nugroho dan beberapa seniman lainnya. Gelaran seni ini juga sekaligus berhubungan dengan Indonesia yang akan menjadi Guest of Honour di gelaran Frankfurt Book Fair 2015 ini. Pameran bertajuk Roots ini digelar mulai 26 september 2015 dan selesai pada tanggal 10 januari 2016.
Baca juga:
Mengenal alam bumi Priangan lewat lukisan
Melihat pameran lukisan sang maestro Basuki Abdullah