Fakta Sejarah: Naturalisasi Pemain Timnas Indonesia Sudah Terjadi Sejak 1950-an, Siapa Pertama?
Akhir-akhir ini naturalisasi pemain sepakbola Timnas Indonesia menjadi perbincangan hangat di masyarakat Indonesia.
Akhir-akhir ini naturalisasi pemain sepakbola Timnas Indonesia menjadi perbincangan hangat di masyarakat Indonesia.
PSSI pada era pelatih Shin Tae Yong (STY) mengisi para pemainnya dengan para pemain keturunan yang lama hidup dan tinggal di luar negeri.
- 3 Calon Pemain Naturalisasi Baru Timnas Indonesia, Siap Tampil Maret 2025?
- Daftar 4 Pemain Naturalisasi yang Masih Eksis d Liga 1 tapi Tak Dipanggil ke Timnas Indonesia, Siapa Saja?
- 10 Pemain Berpotensi Dinaturalisasi untuk Timnas Indonesia
- Daftar Pemain Naturalisasi Belum Pernah Sekalipun Main di Timnas Indonesia, Siapa Saja?
Hal ini menuai pro dan kontra baik dikalangan masyarakat umum maupun para pengamat bola.
Sebenarnya, naturalisasi pemain sepakbola sudah dilakukan sejak 1950-an. Pemain naturalisasi pertama adalah Arnold van der Vin, seorang kiper keturunan Belanda.
Arnold pertama kali main di timnas pada 27 Juli 1952 dalam pertandingan melawan Nan Hua, tim asal Hongkong. Namun, Arnold berhenti membela Indonesia karena pada 1954 ada kebijakan anti-Belanda.
Meskipun demikian, ia tercatat pernah bertanding sebagai tim Indonesia sebanyak 15 kali. Sejak saat itu, PSSI tidak pernah lagi melakukan naturalisasi.
Dibuka Lagi era Christian Gonzales
Lalu, saat naturalisasi sempat ingin dilakukan kembali pada tahun 2000-an era Ketua Umum PSSI Nurdin Halid, rencana tersebut mendapat banyak pertentangan.
Banyak yang berpendapat bahwa naturalisasi merupakan akibat pembinaan sepakbola Indonesia telah gagal.
Pada akhirnya, naturalisasi pada saat itu gagal dilakukan. Pada tahun 2010, naturalisasi mencuat kembali ketika Cristian Gonzales, striker kelahiran Uruguay memutuskan untuk menjadi WNI dan membela timnas.
Penampilan Gonzales yang cukup memukau menarik perhatian masyarakat.
Dan pada tahun 2019, PSSI di bawah ketua umum Erick Thohir dan pelatih Shin Tae Yong proses naturalisasi pemain timnas gencar dilakukan.
Sama seperti sebelumnya, persoalan naturalisasi sampai saat ini masih menuai pro dan kontra. Rocky Gerung, pengamat politik bahkan turut berkomentar mengenai isu naturalisasi ini.
“Euforia itu membuat kita lupa bahwa yang bermain di lapangan itu sebetulnya adalah bukan grup yang kita idealkan, sebetulnya,” ujar Rocky Gerung pada kanal Youtubenya (12/9).
Tak Ambil Pusing
Tak ambil pusing, menurut Shin Tae Yong, pemain naturalisasi memiliki peran besar bagi menambahkan kekuatan skuad Garuda. Selain itu, STY optimis bahwa keberadaan pemain naturalisasi mampu memacu para pemain lokal untuk tampil jauh lebih baik.
“Dengan kondisi-kondisi yang seperti ini pemain lokal juga harus bisa lebih berjuang untuk menjadi lebih baik lagi dan dengan begini timnas Indonesia akan semakin maju,” ucap Shin Tae Yong.
Sama seperti Shin Tae Yong, Ketua Umum PSSI Erick Thohir juga tak ambil pusing mengenai perbedaan pendapat tersebut.
“Saya rasa pada era demokrasi perbedaan pendapat itu dapat dimaklumi,” ujar Erick.
Erick juga menegaskan bahwa proses naturalisasi tidak melanggaran aturan baik dari negara maupun dari Federasi Sepak Bola Internasional (FIFA).Tak hanya kontra, saat ini banyak masyarakat yang pro terhadap kebijakan naturalisasi.
Banyak yang berpendapat bahwa langkah yang diambil oleh Shin Tae Yong untuk mengangkat performa timnas sudah benar. Terbukti saat ini Timnas Indonesia tengah mempertahankan pertarungan agar lolos dalam kualifikasi Piala Dunia 2026.
Pada era Shin Tae Yong ini pemain yang sudah dinaturalisasikan antara lain, Marc Klok, Jordi Amat, Sandy Walsh, Shayne Pattynama, Ivar Jenner, Rafael Struick, Justin Hubner, Nathan Tjoe-A-On, Thom Haye, dan Maarten Paes.
Reporter Magang: Yulisha Kirani Rizkya Pangestuti