Presiden Soeharto Berkali-Kali Tahan Promosi Try Sutrisno, Apa Penyebabnya?
Rencana Jenderal M Jusuf untuk mempromosikan Kolonel Try Sutrisno berkali-kali ditolak. Apa alasan Presiden Soeharto?
Karir Jenderal Try Sutrisno terbilang moncer. Lulusan Akademi Teknik Angkatan Darat (Atekad) tahun 1959, ini bisa menjadi Kepala Staf Angkatan Darat, Panglima ABRI hingga akhirnya wakil presiden RI.
Melesatnya karir Try tak bisa dilepaskan dari sosok Soeharto. Pada tahun 1974, Kolonel Try Sutrisno diangkat menjadi ajudan presiden. Cukup lama Try menempati posisi ini.
-
Kapan Try Sutrisno menjadi ajudan Presiden Soeharto? Berkat rekam jejaknya di bidang militer, pada tahun 1974 Try terpilih menjadi ajudan Presiden Soeharto.
-
Mengapa Try Sutrisno terpilih menjadi Wakil Presiden? MPR memilih Try menjadi Wakil Presiden RI mendampingi Soeharto, presiden terpilih saat itu.
-
Siapa sosok penemu ransum TNI? Pencipta ransum TNI ternyata bukanlah seorang tentara, melainkan seorang dokter.
-
Apa posisi penting yang pernah dipegang Try Sutrisno dalam TNI? Try kemudian menjadi wakil presiden mendampingi Presiden Soeharto dari tahun 1993 hingga 1998.Karir yang sangat mengesankan bagi seorang perwira militer. Dari Letnan Dua, bisa menjadi RI-2.
-
Bagaimana karier Try Sutrisno berkembang setelah menjadi ajudan Presiden Soeharto? Lepas Dari Ajudan, Karir Try Sutrisno Melesat Bak Meteor Try langsung diangkat menjadi Kasdam XV/Udayana. Setelah 'lulus' di Bali, dia diangkat menjadi Pangdam IV Sriwijaya di Palembang. Lalu dipindah ke DKI Jakarta menduduki posisi Pangdam V/Jaya. Karir Try kembali menanjak dengan menjadi Wakil Kepala Staf Angkatan Darat. Try kemudian menjadi Kepala Staf Angkatan Darat ke-15 pada tahun 1986 menggantikan Jenderal Rudini.
-
Kenapa Presiden Soeharto menolak permintaan Panglima ABRI untuk memindahkan Try Sutrisno dari posisi ajudan? Presiden Soeharto masih menginginkan Try sebagai ajudannya."Wah, nanti dulu. Kita perlu matangkan dulu ya, Pak Jusuf," kata Soeharto.
Empat tahun berselang, Panglima ABRI Jenderal M Jusuf melihat Try masih menjadi ajudan Soeharto. Padahal sudah selayaknya perwira zeni tersebut dipromosikan menjadi perwira tinggi bintang satu.
"Saya persiapkan dia untuk jadi Kasdam di Bali," kata M Jusuf.
Posisi Kasdam atau Kepala Staf Komando Daerah Mililiter XV/Udayana adalah jabatan strategis. Wilayah Timor Timur yang saat itu masih bergolak, berada di bawah teritorial Udayana. Ini akan menambah pengalaman Try untuk karirnya di masa depan.
Jabatan Kasdam ini juga bisa menjadi batu lompatan sebelum diangkat menjadi Panglima Kodam dengan pangkat jenderal bintang dua.
Ditolak Presiden Soeharto
Namun rencana Jenderal M Jusuf untuk mempromosikan Kolonel Try Sutrisno berkali-kali ditolak. Presiden Soeharto masih menginginkan Try sebagai ajudannya.
"Wah, nanti dulu. Kita perlu matangkan dulu ya, Pak Jusuf," kata Soeharto.
Ketika M Jusuf bertanya lagi. Soeharto tetap menolak Try dipindahkan.
"Belum waktunya sekarang ini," kata penguasa Orde Baru tersebut.
Hal ini dikisahkan Atmadji Sumakidjo dalam buku Jenderal M Jusuf, Panglima Para Prajurit yang diterbitkan Kata.
Baru setelah didesak berkali-kali, akhirnya Presiden memberikan izin untuk melepas Try dari jabatan ajudan. Ada pesan khusus dari Soeharto agar Jenderal M Jusuf 'mengarahkan' perwira muda tersebut.
Melesat Bak Meteor
Try langsung diangkat menjadi Kasdam XV/Udayana. Karir Try melesat bak meteor sejak itu. Setelah 'lulus' di Bali, dia diangkat menjadi Pangdam IV Sriwijaya di Palembang. Lalu dipindah ke DKI Jakarta menduduki posisi Pangdam V/Jaya. Karir Try kembali menanjak dengan menjadi Wakil Kepala Staf Angkatan Darat.
Dalam buku Kasad Jenderal Try Sutrisno, Sosok Arek Suroboyo yang diterbitkan Disjarah tahun 2019, Try kemudian menjadi Kepala Staf Angkatan Darat ke-15 pada tahun 1986 menggantikan Jenderal Rudini.
Kurang dari 10 tahun selepas menjabat ajudan presiden, Try berhasil menjabat sebagai orang nomor satu di Angkatan Darat. Try adalah Kasad pertama yang bukan berasal dari angkatan 1945. Kepemimpinannya menandai regenerasi angkatan 45 kepada generasi penerus.
Kasad bukan akhir karir Try Sutrisno di kemiliteran. Satu tahun setengah menjabat, Try dipromosikan menjadi Panglima Angkatan bersenjata Republik Indonesia (Pangab), menggantikan Jenderal Benny Moerdani pada tahun 1988.
Jabatan ini dipegangnya selama lima tahun. Try kemudian menjadi wakil presiden mendampingi Soeharto dari tahun 1993 hingga 1998.