10 Macam Majas Pertentangan dan Penegasan, Bikin Puisi Makin Indah
Majas adalah gaya bahasa perumpamaan atau kiasan yang pada umumnya digunakan untuk menguatkan kesan suatu kalimat tertulis atau lisan yang dapat menimbulkan kesan imajinatif bagi para pembaca. Ada 4 macam majas, yaitu majas perbandingan, majas pertentangan, majas sindiran dan majas penegasan.
Majas adalah gaya bahasa perumpamaan atau kiasan yang pada umumnya digunakan untuk menguatkan kesan suatu kalimat tertulis atau lisan yang dapat menimbulkan kesan imajinatif bagi para pembaca. Bukan hanya dalam Bahasa Indonesia, ternyata majas juga digunakan dalam banyak bahasa, seperti Bahasa Arab, Bahasa Jerman, Bahasa Inggris, dan lainnya.
Seorang penulis cerita, sastra, puisi maupun pantun biasanya menguasai lebih banyak majas supaya dapat menghasilkan suatu karya yang baik, indah dan berkesan untuk disampaikan kepada yang membaca maupun yang mendengarkannya.
-
Kapan Ajeng Kamaratih belajar bahasa asing? Mantan finalis Miss Indonesia, pembaca berita, dan presenter televisi, Ajeng Kamaratih hobi belajar bahasa asing.
-
Bagaimana cara Ridwan belajar? Ridwan: "Mudah sih Bu soalnya, tetapi jawabannya susah."
-
Bagaimana Rohana Kudus belajar membaca, menulis, dan menjahit? Di masa itu, bangku sekolah hanya untuk laki-laki, sehingga Siti Rohana hanya diajari sendiri oleh ayahnya di rumah.
-
Siapa saja yang bersemangat mempelajari bahasa asing di SMK Arrohmaniyah? “Mereka kalau malam juga katanya sering belajar percakapan dengan yang lain. Mereka ingin kerja di luar negeri,” kata Ayu dikutip dari kanal YouTube Musyafa Musa.
-
Bagaimana Cunda belajar renang? Ditemani oleh bebek-bebek dan mainan yang lucu, Cunda merasa semakin senang dan terhibur saat belajar renang di rumahnya.
-
Apa yang dilakukan dosen muda ini di kelas? Sebelum masuk ke kelas, dosen muda bernama Akbar ini memang sudah berkenalan dengan mahasiswanya yang masih baru. Saat masuk ke kelas, mahasiswanya pun bertanya apakah ia kakak tingkat.
Majas secara garis besar dibagi dalam empat macam, yaitu majas perbandingan, majas pertentangan, majas sindiran dan majas penegasan. Kali ini akan dibahas mengenai Majas Pertentangan dan Majas Penegasan. Seperti apa selengkapnya? Berikut ulasannya :
Majas Pertentangan
Sumber: pixabay.com 2020 Merdeka.com
Majas pertentangan adalah penggunaan gaya bahasa atau kata berkias yang menyatakan pertentangan dengan maksud sebenarnya oleh pembicara atau penulis dengan tujuan untuk memberikan kesan dan pengaruhnya kepada pembaca atau pendengar.
Majas pertentangan dibedakan menjadi berikut:
1. Majas Paradoks
Majas ini terlihat seolah-olah ada pertentangan atau majas yang antarbagiannya menyatakan sesuatu yang bertentangan.
Contoh :
- Dia merasa kesepian di antara banyaknya orang yang sedang berpesta.
- Gajinya besar, tapi hidupnya melarat.
2. Majas Antitesis
Majas pertentangan yang menggunakan paduan kata yang berlawanan arti.
Contoh :
- Tua muda, besar kecil, semuanya hadir di tempat itu.
- Besar-kecil, tua-muda, hitam-putih, semua bisa merasakan kebahagiaan bersama di hari raya Idul Fitri.
3. Majas Kontradiksio Interminis
Majas yang memperlihatkan sesuatu yang bertentangan dengan apa yang sudah dikatakan semula. Apa yang sudah dikatakan, disangkal lagi oleh ucapan kemudian.
Contoh :
- Semuanya sudah hadir, kecuali Si Amir.
- Wajahmu sungguh sangat sempurna, tapi sayang banyak jerawatnya.
Majas Penegasan
Sumber: pixabay.com 2020 Merdeka.com
Majas Penegasan adalah majas yang digunakan untuk menyatakan suatu hal secara tegas guna meningkatkan pemahaman dan kesan bagi para pembaca dan pendengar. Berikut macam macam majas penegasan dan contoh kalimatnya.
4. Majas Pleonasme
Majas Pleonasme adalah majas yang digunakan dengan menyatakan suatu hal yang sudah jelas tetapi tetap diberi tambahan kata lain untuk mempertegas maksudnya.
Contoh:
- Lekas turun ke bawah, jika kau masih ingin mendapatkan jatah makan (turun ke bawah)
- Para pelajar yang tengah melakukan tawuran langsung mundur kebelakang ketika polisi datang (mundur ke belakang)
- Mendadak kelas menjadi sunyi senyap, saat mendengar langkah guru mendekat.
- Aku menyaksikan kejadian itu dengan mata kepalaku sendiri
- Friska riang gembira ketika kekasihnya datang melamar dirinya.
- Dewi berkunjung ke tempat wisata di Solo, seperti Keraton Kasunanan, Pasar Klewer, Kampung batik, Masjid Agung Solo dan masih banyak lagi.
- Kakek datang dari desa membawa beraneka ragam macam buah.
5. Majas Repetisi
Majas Repetisi adalah majas pengulangan suatu kata dalam beberapa frasa dengan tujuan menegaskan suatu maksud.
Contoh :
- Dialah satu-satunya yang ku nanti, satu-satunya yang ku tunggu, satu-satunya yang kuharap datang untuk menghiburku
- Cinta itu seru, cinta itu asik, cinta itu rumit tapi cinta juga bisa memabukkan jadi berhati hatilah jika sudah mengenal cinta
- Main game, main game, main game hanya itu saja yang kamu lakukan sehari hari. Sana keluar cari angin biar sehat.
- Dia, dia dan dia saja yang ada dalam pikiranku saat ini.
- Siti terus belajar, belajar dan belajar hanya untuk mengejar beasiswa untuk siswa berprestasi.
6. Majas Tautologi
Majas Tautologi adalah gaya bahasa dengan mengulang kata dalam sebuah kalimat untuk beberapa kali dengan tujuan sebagai penegasan maksud.
Contoh :
- Hancur-luluh hatiku, ketika engkau putuskan semua jalinan cinta kita
- Betapa sepi malam ini, betapa sunyi pengharapan ini.
- Tetap bersamamu di dalam suka di dalam duka, waktu bahagia, waktu merana, masa tertawa masa kecewa
- Kau memang kuat. Kau memang kekar. Kau memang kuasa.
- Betapa sepi malam ini, betapa sunyi pengharapan ini
Sumber: pixabay.com 2020 Merdeka.com
7. Majas Retorik
Majas retorika adalah gaya bahasa yang berupa kalimat tanya tetapi sebetulnya tak perlu untuk dijawab. Majas ini berfungsi untuk penegasan sekaligus Sindiran.
Contoh :
- Sholat jumat dilakukan hari apa?
- Apa ini orang yang selalu kamu sebut sebut itu?
- Waktu kemarin jatuh dari atap apakah itu sakit?
- Siapa yang bilang cita cita bisa digapai cukup dengan sekolah saja?
- Benar begitu? kamu tidak perlu uang ini padahal kebutuhanmu masih banyak?
8. Majas paralelisme
Makas paralelisme adalah bentuk majas perulangan yang biasanya hanya digunakan untuk penegasan makna frase dalam sebuah puisi.
Contoh :
Sungguh aku mendengar
Sungguh aku melihat
Sungguh aku merasakan
Sungguh aku merinduimu
Sungguh aku mencintaimu
9. Majas Klimaks
Majas Klimaks adalah gaya bahasa yang menyatakan lebih dari dua hal secara berurutan dengan tingkatan semakin lama semakin meningkat.
Contoh :
- Hari itu semua orang mulai dari bayi, anak anak, remaja, orang dewasa hingga orang tua ikut turun ke jalan melakukan aksi demo menuntut seorang penista agama yang notabene seorang gubernur
- Kepala desa, camat, bupati, walikota, gubernur, sampai presiden harusnya dipilih berdasar kemampuannya.
- Dari mulai rakyat jelata, orang biasa, polisi, tentara, tokoh masyarakat sampai para ulama memberikan pernyataan atas apa yang dikatakan sang gubernur.
- Di toko itu tersedia barang dengan harga bervariasi mulai dari Rp 25.000 sampai yang harga Rp 2.500.000
10. Majas Antiklimaks
Majas antiklimaks adalah gaya bahasa yang menyatakan lebih dari 2 hal secara berturut-turut dengan tingkatan yang semakin lama semakin menurun.
Contoh :
- Setiap Senin, kepala sekolah, guru, staf dan para siswa di SMK N 2 Surakarta rutin melakukan upacara bendera di pagi hari
- Tersedia ukuran baju dari mulai XXL, XL, L, M sampai yang terkecil S
- Segenap jajaran dari yang paling atas, kepala sekolah, guru, wali murid, siswa hadir di perpisahan minggu kemarin.
- Tak peduli kamu tua, muda atau masih anak-anak, merokok itu tidak baik untuk kesehatan.