8 Puisi Hari Buruh yang Sarat Makna dan Inspiratif
Puisi Hari Buruh menjadi panggilan untuk terus memperjuangkan keadilan dan kesejahteraan bagi semua.
Puisi Hari Buruh menjadi panggilan untuk terus memperjuangkan keadilan dan kesejahteraan bagi semua.
8 Puisi Hari Buruh yang Sarat Makna dan Inspiratif
Puisi Hari Buruh adalah ungkapan seni yang menghormati perjuangan dan kontribusi para pekerja dalam membangun masyarakat dan ekonomi.
Dalam setiap bait puisi, tergambar kegigihan, keberanian, dan semangat juang para pekerja dalam menghadapi berbagai tantangan.
Puisi Hari Buruh juga dapat menjadi wadah untuk menyuarakan aspirasi, harapan, dan cita-cita para pekerja dalam mencapai keadilan dan kesejahteraan. Lewat bait-bait indah, puisi mengajak kita mengenang peristiwa penting dalam sejarah gerakan buruh, serta menghargai pengorbanan dan pengabdian para pekerja dalam meraih hak-hak mereka.
-
Apa arti perayaan Hari Buruh? Hari Buruh atau May Day diperingati setiap tanggal 1 Mei di seluruh dunia. Momen tersebut dapat menjadi wujud apresiasi untuk perjuangan kaum buruh di berbagai negara.
-
Kenapa Hari Buruh diperingati? Peringatan ini tak lain untuk merayakan pencapaian para pekerja.
-
Apa yang dirayakan di Hari Buruh? Tujuan tersebut adalah memberi kesempatan bagi para buruh untuk memberikan penghormatan dan pengakuan terhadap peran pekerja dalam banyak hal seperti pembangunan infrastruktur dan penyediaan layanan penting bagi masyarakat.
-
Bagaimana cara memperingati Hari Buruh? Biasanya, pada Hari Buruh Internasional seringkali terjadi demonstrasi buruh di berbagai negara. Para buruh memanfaatkan momen ini untuk menyampaikan tuntutan dari hak-hak buruh yang belum terpenuhi.
-
Kenapa Hari Buruh penting? Hari Buruh atau May Day juga menjadi simbol perjuangan untuk demokrasi, kemerdekaan dan persamaan di seluruh dunia.
-
Kapan Hari Buruh diperingati? Hari Buruh Internasional rutin diperingati setiap 1 Mei sebagai bentuk solidaritas atas perjuangan kaum buruh.
Setiap rangkaian kata dalam puisi Hari Buruh membawa pesan kesetaraan, solidaritas, dan martabat manusia, yang menjadi pijakan utama dalam memperjuangkan hak-hak sosial dan ekonomi para pekerja.
Selain itu, puisi Hari Buruh juga menjadi panggung bagi beragam tema, mulai dari pembebasan ekonomi, persamaan gender, hingga perubahan sosial.
Melalui bait-bait puisi yang penuh emosi dan inspiratif, para penyair menggambarkan perjuangan dan harapan akan masa depan yang lebih baik bagi seluruh komunitas pekerja. Ini dia kumpulan puisi Hari Buruh yang telah merdeka.com rangkum dari berbagai sumber.
Kumpulan Puisi Hari Buruh Penuh Makna
1. Sang Buruh
Pagi ku terlindas waktu
Seperti mentari tak sabar menunggu
Cumbu rayu angin pada ranting kering
Gelayut manja embun pada dedaun
Pagiku menghilang tertelan
Sejak genderang pabrik berdentang
Peluh bercengkerama dengan mesin
Gairah pengusaha tak terelakkan
Memerkosa kemerdekaan si miskin
Adalah kenikmatan yang kau inginkan
Meski aku lelah berjuang
Tanpa tanda jasa tersematkan
Keuntungan bagimu adalah tujuan
Sedang aku hanyalah perabotan
Tak beda dengan monster produksi Jepang
Yang bergerak saat tombol on kau tekan
2. Buruh yang Tangguh
Kau pikul matahari di pundakmu kawan
Lalu kau ke dalam gubukmu
Agar ada sinar menyinari di dalamnya
Dan di luar sana kau masih mengumpulkan sisa makan pagi
Meleset laju memembus fajar
Pejantan belumlah berkokok
Sesajen telah terhidang dari Sang Dewi
Api dendammu membara
Bagai gunung yang murka
Kau banting tulang, demi mengais asa
Asamu yang tertinggal di gubuk itu
Menapaki hari tak berkeluh- kesah
Meski keringat telah bercucuran membentuk pulau-pulau pengharapanmu
Bahkan di dalam kegelapan pun kau masih paksakan tangan dan kakimu untuk bekerja
Tak pernah mengenal lelah
Bahkan di matamu aku dapat melihat harapan yang begitu besar
Sebab dalam gubuk yang kau bawakan matahari, akan tumbuh benih-benih baru yang kau tanam bersama Sang Dewi
Meski setelah itu kau mati
3. Di Tanah Negeri Ini Milikmu Cuma Tanah Air
Karya: Wiji Thukul
Bulan malam membuka mataku
Merambati wuwungan rumah-rumah bambu
Yang rendah dan yang miring
Di muka parit yang suka banjir
Membayanglah masa depanmu
Rumah-rumah bambu
Yang rendah dan yang miring
Lentera minyak gemetar merabamu
Pengembara o pengembara yang nyenyak
Bulan malam menggigit batinku
Mulutnya lembut seperti pendeta tua
Mengulurkan lontaran nasibmu
O tanah-tanah yang segera rata
Berubahlah menjadi pabrik-pabriknya
Kita pun lalu kembali bergerak seperti jamur
Liar di pinggir-pinggir kali
Menjarah tanah-tanah kosong
Mencari tanah permukiman di sini
Beranak-cucu melahirkan anak suku-suku terasing
Yang akrab dengan peluh dan matahari
Di tanah negeri ini milikmu cuma tanah air.
4. Buruh
Buruh
Masukmu dibatasi waktu yang tak bertoleransi
Disiplinmu harga mati tiada henti
Tenagamu menjadi saksi disisa umurmu
Buruh
Semua yang ada dihadapanmu
Menjadi tantangan akan hari esok
Entah selamat atau binasa dimakan waktu
Buruh
Terbatas penghasilanmu
Sesuai dengan keahlian tubuhmu
Tak mungkin melebihi bosmu
Buruh
Salah menjadi modal untuk ditegur
Benar menjadi investasi loyalitas
Semua itu tak akan merubah derajatmu
Buruh
Hari esok tidak tahu
Terbatas umur dan waktu
Menyatu menjadi satu dalam statusmu
Buruh
Sangat terbatas waktumu
Menjadi satu dalam genggaman hasil yang tak tentu
Setia hari dan setiap waktu
Buruh
Terkunci mulut untuk bicara
Bagaikan robot yang bernyawa
Bagaikan sapi perahan di zaman serba ada
5. Satu Mimpi Satu Barisan
Karya: Widji Tukul
Di lembang ada kawan Sofyan
jualan bakso kini karena dipecat perusahaan
karena mogok karena ingin perbaikan
karena upa ya upah
Di Ciroyom ada kawan Sodiyah
Si lakinya terbaring di amben kontrakan
Buruh pabrik teh terbaring pucet dihantam tipes, ya dihantam tipes
Juga ada Neni kawan Bariyah
Bekas buruh pabrik kaos kaki
kini jadi buruh di perusahaan lagi
Dia dipecat, ya dia dipecat
Kesalahannya: karena menolak
diperlakukan sewenang-wenang
Di cimahi ada kawan udin buruh sablon
kemarin kami datang dia bilang
umpama dironsen pasti nampak
isu dadaku ini pasti rusak
karena amoniak ya amoniak
Di cigugur ada kawan siti
punya cerita harus lembur sampai pagi
pulang lunglai lemes ngantuk letih
membungkuk 24 jam
ya 24 jam
6. Nasib Cinta Si Buruh
Aku..
Hanyalah kaum buruh... kekasih
Apa yang bisa ku banggakan lagi... kecuali kelancanganku menyukai engkau tanpa musabab
Aku..
Hanyalah kuli serabutan... kekasih
Apa yang bisa kubincangkan lagi... setelah kulihat sorot matamu
Kau tak mau hidup susah
Sekali lagi
Aku hanyalah buruh... kekasih
Apa yang bisa di banggakan kaum buruh
Kecuali kesetiaanya kepada keluarganya masing-masing
7. Buruh Industri Nasibmu Kini
Karya: Aan Wahyudinta
Berangkat pagi pulang senja
Untuk penuhi kebutuhan rumah saja
Rasanya lelah
Usaha seakan lelah
Hari demi hari terlewati
Impian seakan tak pernah terbeli
Nampak sengsara
Duka tiada muara
Upah majikan sarat perhitungan
Semua hanya untuk menopang keseharian
Tabah menerima
Rupiah tak berlama
Ingin sesuatu musti menunggu
Nikmati hidup terkadang dalam dungu
Alangkah malang
Surga sebatas layang
Iringi gemuruh deru mesin
Betapa tiada pilihan yang lain
Merenda rasa
Untuk mengisi masa
Kisah hidupnya semakin gundah
Indikasi harga kerja yang rendah
Nilai bisnis
Iming – iming janji manis
8. Untuk Kita Buruh
Aku buruh kau buruh
Setiap orang buruh
Buruh bagi diri sendiri dan keluarga
Ada yang jadi buruh di desa sendiri, kabupaten sendiri, provinsi sendiri, negeri sendiri bahkan di negeri orang
Di mana pun kita jadi buruh jangan lupa tingkatkan kompetensi dan kompetisi
Hidup buruh!