7 Fakta Ledakan di Gereja Katedral Makassar, Diduga Bom Bunuh Diri
Sebuah ledakan cukup besar terjadi di Jalan Kartini, Kota Makassar, Sulawesi Selatan. Tepatnya berada di area Gereja Katedral pada Minggu 28/03 sekitar pukul 10.00 Wita pagi waktu setempat. Dalam peristiwa tersebut kemudian terekam kamera CCTV, dan viral di media sosial menyebabkan 14 korban luka dan satu meninggal
Sebuah ledakan cukup besar terjadi di Jalan Kartini, Kota Makassar, Sulawesi Selatan. Tepatnya berada di area Gereja Katedral pada Minggu (28/03) pagi waktu setempat.
Peristiwa tersebut kemudian terekam kamera CCTV, dan viral di media sosial. Dalam video yang diunggah di akun instagram @smart.gram terlihat detik-detik bom meledak dan hampir mengenai sebuah mobil yang tengah berjalan di area tersebut.
-
Kenapa berita hoaks ini beredar? Beredar sebuah tangkapan layar judul berita yang berisi Menteri Amerika Serikat menyebut Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemenkominfo) bodoh usai Pusat Data Nasional Sementara (PDNS) 2 diserang hacker beredar di media sosial.
-
Apa isi dari surat kabar *Bataviasche Nouvelles*? Mengutip dari berbagai sumber, isi konten tulisan yang ada di surat kabar Bataviasceh Nouvelles ini mayoritas adalah iklan. Ada pula beberapa terbitannya juga memuat aneka berita kapal dagang milik VOC.
-
Mengapa video itu diklaim sebagai berita bohong? Penelusuran Cek Fakta Merdeka.com melakukan penelusuran dan berhasil menemukan bahwa narasi yang termuat dalam video viral tersebut adalah hoaks. Pasalnya, terdapat tulisan “Bukit Siguntang” pada bagian depan kapal laut yang disorot.
-
Mengapa netizen heboh dengan kabar tersebut? Postingan tersebut langsung membuat heboh netizen, terutama para penggemar dan pengikutnya di Instagram.
-
Siapa yang diduga berselingkuh dalam berita tersebut? Tersandung Dugaan Selingkuh, Ini Potret Gunawan Dwi Cahyo Suami Okie Agustina Gunawan Dwi Cahyo suami Okie Agustina kini sedang menjadi sorotan usai foto diduga dirinya menyebar di sosial media.
-
Bagaimana kabar terbaru dari seleb dadakan yang meredup? Meskipun popularitas mereka meredup, beberapa dari mereka tetap aktif di media sosial dan masih memiliki pengikut yang setia. Namun, sebagian lainnya * * * * * Kelima seleb dadakan ini viral karena keunikan mereka, baik dari gaya bicara, penampilan, atau konten yang mereka buat. Namun, popularitas mereka yang meredup bisa disebabkan karena kurangnya konten yang menarik, kejenuhan publik, atau munculnya tren baru.
Berdasarkan informasi yang berhasil dihimpun Merdeka, saat ini garis polisi telah dipasang di area depan gereja di mana bom tersebut meledak. Para petugas pun masih berjaga untuk mensterilkan kawasan tersebut.
Berikut 7 fakta ledakan bom di Gereja Katedral Makassar yang menghebohkan warga sekitar.
Diduga Bom Bunuh Diri
©2021 Istimewa
Seperti dilansir dari Merdeka.com, ledakan bom tersebut diduga berasal dari bom bunuh diri. Hal tersebut disampaikan oleh Kapolda Sulsel Irjen Merdisyam saat dikonfirmasi oleh wartawan.
Untuk memastikan dugaan tersebut, pihak kepolisian pun masih terus melakukan pendalaman di lokasi. Ledakan sendiri diketahui terjadi pukul 10.00 WITA, di area depan Gereja Katedral, Kota Makassar.
"Sementara patut diduga bisa seperti itu (bom bunuh diri), Saat ini kita sedang melakukan pengamanan di TKP," terang Merdisyam di Makassar.
Terdapat 14 Korban
©2021 Istimewa
Merdisyam mengungkapkan, dari hasil temuan di lokasi awalnya terdapat 9 orang yang turut menjadi korban dari serpihan ledakan tersebut. Sembilan orang tersebut di antaranya, 5 petugas gereja dan 4 orang jemaah Gereja Katedral.
“Saat ini kita ada 5 petugas gereja dengan 4 jemaah sedang terkena serpihan," ujar Merdisyam
Namun berdasarkan update terbaru korban saat ini bertambah menjadi 14 orang luka-luka di bagian di perut, kepala, di bagian leher, dada, muka, tangan dan kaki. Saat ini, ke-14 korban sudah dibawa ke rumah sakit untuk mendapat penanganan dari petugas medis.
Tiga di antaranya dibawa ke RS Stella Marris Makassar. Tujuh orang lain dilarikan ke RS Akademis Makassar dan empat lainnya ke RS Pelamonia.
Terdapat Serpihan Tubuh Pelaku
©2021 AFP/INDRA ABRIYANTO
Menurut Merdisyam, petugas di lokasi juga menemukan serpihan tubuh yang diduga bagian dari tubuh pelaku. Ia juga mengatakan jika di lokasi terdapat satu orang yang meninggal dunia dan kemungkinan pelaku pembawa bom.
“Korban meninggal diduga hanya pelaku, dimungkinkan itu juga milik pelaku” terangnya
Selain menyebabkan korban terluka dan seseorang meninggal, ledakan tersebut membuat sejumlah kendaraan yang terparkir di kawasan gereja rusak. Pihak kepolisian masih terus mendalami kejadian yang terjadi di tengah suasana peribadatan Minggu tersebut.
Bom Meledak Saat Pergantian Misa Kedua
©2021 Merdeka.com/Salviah Ika Padmasari
Sementara itu menurut seorang saksi, Armin Hari warga Makassar menyebutkan jika kejadian tersebut terjadi di pintu sebelah kanan arah masuk ke dalam Gereja Katedral.
"Kejadian itu pas pintu sebelah kanan belum masuk lokasi Gereja Katedral," kata Armin dalam wawancaranya.
Saksi lainnya yakni Pastor Wilhelmus Tulak mengatakan jika pelaku sebelumnya menggunakan sepeda motor, dan hendak masuk menuju lokasi. Para petugas gereja yang berjaga sebelumnya sudah mengamati gerak-gerik mencurigakan dari pelaku tersebut.
Tak lama kemudian bom langsung meledak, persis saat pergantian misa kedua, ibadah Minggu di Gereja Katedral Kota Makassar.
Ditanggapi MUI
©2021 AFP/INDRA ABRIYANTO
Terkait adanya ledakan yang diduga bom bunuh diri di depan Gereja Katedral Makassar tersebut, Wakil Ketua MUI Anwar Abbas merespon dengan mengutuk ledakan tersebut. Ia pun meminta masyarakat akan tidak mengaitkan peristiwa ledakan itu dengan suku, ras maupun agama tertentu.
"MUI meminta supaya masalah ini jangan dikait-kaitkan dengan agama dan atau suku tertentu di negeri ini, karena hal demikian akan semakin membuat rumit dan keruhnya suasana," ujar Anwar Abbas.
Kejadian itu dianggap Anwar sebagai perbuatan yang bertentangan dengan nilai dan ajaran agama apapun. Ia juga meminta para penegak hukum agar segera menemukan aktor di balik kejadian yang membuat ketakutan warga tersebut.
Kata PGI Soal Ledakan
©2021 AFP/INDRA ABRIYANTO
Goemar Gultom selaku Ketua Umum Persekutuan Gereja-Gereja di Indonesia (PGI), ikut menanggapi kejadian ledakan di Katedral Makassar. Ia meminta agar umat Kristiani tetap tenang dan menyerahkan segala bentuk penyelesaiannya dengan petugas penegak hukum.
Ia juga mengimbau agar umat Kristiani dan umat lainnya tidak takut dan resah, dengan tetap meningkatkan kewaspadaan.
"Saya mengimbau seluruh umat untuk tetap tenang dan mempercayakan sepenuhnya penanganan masalah ini kepada aparat terkait, Saya juga mengimbau agar tak ada di antara kita yang memposting gambar atau video tentang perstiwa ini yang justru dapat menimbulkan keresahan masyarakat," jelas Goemar
Hal tersebut menurut Goemar menambah daftar panjang kasus ledakan bom di Indonesia, nahasnya hal tersebut terjadi di Gereja Katedral Makassar yang tengah melaksanakan ibadah Minggu Palmarum, yang merujuk pada peristiwa masuknya Yesus ke Jerusalem dengan mengendarai keledai betina.
Wali Kota Makassar Beri Imbauan Soal Penyebaran Foto
Atas kejadian itu, Wali Kota Makassar Danny Pamanto meminta agar warga tetap tenang dan tidak menyebarkan foto-foto ledakan di Gereja Katedral Makassar.
Permintaan itu ia tujukan juga kepada seluruh bupati di wilayah Sulawesi Selatan. Ia meminta agar bupati bisa turun tangan dengan meminta masing-masing warganya untuk tenang dan tak menyebarkan gambar ledakan di depan Gereja Katedral.
"Saya sampaikan kepada seluruh masyarakat agar tenang, sebaiknya tetap di rumah, Mohon juga bupati untuk menyebarkan semua ini agar kita secepatnya mengantisipasi dan mengatasi segala kemungkinan yang terjadi dari peristiwa ini" tegasnya saat diwawancarai oleh salah satu stasiun televisi, Minggu pagi.
Adapun ledakan bom sendiri terjadi di depan Gereja Katedral Kota Makassar pada Minggu pagi, sekitar pukul 10.00 Wita. Kejadian tersebut membuat 9 orang menjadi korban, dengan satu orang meninggal dunia yang diduga sebagai pelaku.
Kapolda Sulawesi Selatan, Inspektur Jenderal Merdisyam memimpin langsung proses olah Tempat Kejadian perkara (TKP), bersama Polres Makassar dan Labfor.