Bacaan Doa Iftitah Pendek dan Panjang Sesuai Hadis, Lengkap beserta Artinya
Bacaan iftitah cukup beragam. Ada doa iftitah pendek dan ada pula bacaan iftitah yang panjang. Meski bacaannya berbeda-beda, semua doa iftitah tersebut mengandung arti dan makna yang baik.
Doa iftitah pendek atau panjang akan melengkapi ibadah sholat. Doa iftitah pendek maupun panjang sebaiknya dibaca setiap sholat. Mengerjakan ibadah sholat adalah suatu kewajiban bagi umat Islam. Ketika sholat seorang muslim berusaha untuk mendekatkan diri kepada Allah SWT, dan melupakan segala urusan dunianya.
Menjadi waktu dan sarana untuk mendekatkan diri kepada Sang Pencipta, kita tidak boleh mengerjakan sholat secara asal-asalan atau terburu-buru. Kerjakan sholat dengan baik dan benar sesuai dengan rukun dan tata cara yang diajarkan oleh Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam.
-
Gimana caranya sholat taubat? Sholat taubat dilakukan sebanyak 2 rakaat bisa pula 4-6 rakaat. Berikut urutannya:1. Niat Sholat Taubat NasuhaUshalli Sunnatat Taubata Rak’ataini Lillahi Ta’alaArtinya:'Saya niat sholat sunah tobat dua rakaat karena Allah.' 2. Takbirotul Ihram3. Membaca doa Istiftah/iftitah4. Membaca surat Al Fatihah5. Membaca surat dari Al-Qur'an6. Rukuk7. I'tidal (Membaca doa i'tidal)8. Sujud (Membaca tasbih sujud tiga kali) 9. Duduk di antara dua sujud (Membaca doa 'Robbighfirlii warhamnii...')10. Sujud kedua (Membaca tasbih sujud tiga kali)11. Bangun melanjutkan rakaat kedua seperti urutan dari nomor 2 sampai 10.12. Tasyahud akhir (Membaca bacaan tasyahud akhir)13. Salam
-
Bagaimana tata cara sholat taubat? Sholat taubat terdiri dari dua rakaat dan satu kali salam. Namun, bisa juga dilaksanakan sebanyak empat sampai enam rakaat. Sholat taubat termasuk dalam sholat nafilah yang tidak dianjurkan untuk dilaksanakan secara berjamaah.
-
Bagaimana tata cara sholat qodho? Cara mengerjakan sholat wajib dengan niat sholat qodho, sama persis ketika melaksanakan sholat wajib yang ditinggalkan, dalam hal sifat dan tata caranya.
-
Apa yang dimaksud dengan sholat jamak? Jamak adalah menggabungkan dua sholat di dalam satu waktu.
-
Gimana cara sholat hajat? Berikut tata cara shalat hajat yang perlu Anda ketahui:1. Sebelum mengerjakan sholat, Anda perlu membaca niat sholat hajat terlebih dahulu.2. Takbiratul ihram.3. Rakaat pertama membaca surat Al Fatihah dan dianjurkan selanjutnya membac Ayat kursi, atau bisa diganti dengan surat pendek lainnya.4. Rukuk.5. I’tidal.6. Sujud.7. Duduk di antara dua sujud.8. Sujud. 9. Berdiri rakaat kedua, membaca surat Al Fatihah dan dianjurkan surat Al Ikhlas, atau bisa diganti dengan surat pendek lainnya.10. Rukuk.11. I’tidal.12. Sujud.13. Duduk di antara dua sujud.14. Sujud.15. Tahiyat akhir.16. Salam 17. Setelah selesai mengerjakan shalat hajat, dianjurkan untuk membaca shalawat nabi.18. Selanjutnya, membaca doa warid atau doa khusus setelah shalat hajat.19. Terakhir, Anda bisa memanjatkan doa kepada Allah sesuai keinginan atau hajat pribadi.
Baca juga: Wajjahtu Wajhiya Lilladzi Fatharas Samawati, Doa Iftitah Serta Artinya
Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, "Sholatlah sebagaimana kalian melihat aku sholat." (HR. Bukhari, Ahmad).
Jangan lupa pula untuk mengerjakan sunnah-sunnah ketika mengerjakan sholat, salah satunya adalah dengan membaca doa iftitah. Ini adalah doa yang dibaca di awal sholat, tepatnya setelah takbir dan sebelum membaca surat Al Fatihah di rakaat pertama.
Bacaan doa iftitah cukup beragam. Ada doa iftitah pendek dan ada pula bacaan iftitah yang panjang. Meski bacaannya berbeda-beda, semua doa iftitah pendek dan panjang tersebut mengandung arti dan makna yang baik.
Dalam artikel berikut kami akan sampaikan beberapa doa iftitah pendek dan juga yang panjang, yang bisa Anda amalkan dalam rutinitas sholat Anda.
Doa Iftitah Pendek
Dilansir dari rumaysho.com, berikut adalah doa iftitah pendek yang bisa Anda baca,
SUBHAANAKALLOHUMMA WA BI HAMDIKA WA TABAAROKASMUKA WA TA’AALAAJADDUKA WA LAA ILAHA GHOIRUK
Artinya: Maha suci Engkau ya Allah, aku memuji-Mu, Maha berkah Nama-Mu. Maha tinggi kekayaan dan kebesaran-Mu, tidak ada sesembahan yang berhak diibadahi dengan benar selain Engkau. (HR. Muslim, Abu Daud, Tirmidzi, Ibnu Majah).
Ibnu Taimiyah menyatakan, “Disunnahkan membaca doa istiftah tersebut dalam shalat wajib. Sedangkan doa istiftah yang lain dianjurkan oleh sebagian ulama untuk dibaca pada shalat nafilah (shalat sunnah).” (Kitab Shifat Ash-Shalah min SyarhAl-‘Umdahkarya Ibnu Taimiyah, hlm. 86).
Kemudian, ada doa iftitah pendek lainnya yang bisa dibaca, yaitu:
ALHAMDULILLAAHI HAMDAN KATSIIRON THOYYIBAN MUBAAROKAN FIIH
Artinya: Segala puji bagi Allah dengan pujian yang banyak, baik dan penuh berkah (HR. Muslim).
Doa Iftitah Lainnya
Selain bacaan doa iftitah pendek, kita juga mengenal beberapa doa iftitah yang memiliki bacaan panjang. Tidak seperti doa iftitah pendek, doa iftitah panjang ini mungkin yang lebih akrab dan sering dilafadzkan oleh masyarakat. Berikut adalah beberapa doa iftitah yang memiliki bacaan panjang:
ALLOHUMMA BAA’ID BAYNII WA BAYNA KHOTHOYAAYA KAMAA BAA’ADTA BAYNAL MASYRIQI WAL MAGHRIB. ALLOHUMMA NAQQINII MIN KHOTHOYAAYA KAMAA YUNAQQOTS TSAUBUL ABYADHU MINAD DANAS. ALLOHUMMAGH-SILNII MIN KHOTHOYAAYA BIL MAA-I WATS TSALJI WAL BAROD
Artinya: Ya Allah, jauhkanlah antara aku dan kesalahan-kesalahanku, sebagaimana Engkau menjauhkan antara timur dan barat. Ya Allah, bersihkanlah aku dari kesalahan-kesalahanku sebagaimana baju putih dibersihkan dari kotoran. Ya Allah, cucilah aku dari kesalahan-kesalahanku dengan air, salju dan embun. (HR. Bukhari, Muslim, An-Nasa’i).
Kemudian ada doa iftitah versi NU (Nahdlatul Ulama) yang juga sering dibaca oleh masyarakat,
ALLAHU AKBAR KABIIRA, WALHAMDU LILLAAHI KATSIIRA, WASUBHAANALLAHI BUKRATAWWA ASHIILA. WAJJAHTU WAJHIYA LILLADZI FATHARASSAMAAWAATI WAL ARDHA HANIIFAM MUSLIMAW WAMAA ANAA MINAL MUSYRIKIIN.
Artinya: Allah Mahabesar lagi sempurna kebesaran-Nya, segala puji hanya kepunyaan Allah, pujian yang banyak, dan Mahasuci Allah di waktu pagi dan petang. Kuhadapkan wajahku (hatiku) kepada Tuhan yang menciptakan langit dan bumi dengan keadaan lurus dan menyerahkan diri dan aku bukanlah dari golongan kaum musyrikin. Sesungguhnya sholatku, ibadahku, hidupku dan matiku hanya untuk Allah, Tuhan seluruh alam. Tidak ada sekutu bagi-Nya dan dengan itu aku diperintahkan untuk tidak menyekutukan-Nya. Dan aku dari golongan oroang muslimin.
Ada pula bacaan doa iftitah yang biasa dibaca oleh Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam ketika mengerjakan sholat malam,
ALLOHUMMA ROBBA JIBROO-IILA WA MII-KA-IILA WA ISROOFIILA, FAATHIROS SAMAAWAATI WAL ARDHI ‘ALIIMAL GHOIBI WASY SYAHAADAH ANTA TAHKUMU BAYNA ‘IBAADIKA FIIMAA KAANUU FIIHI YAKHTALIFUUN, IHDINII LIMAKHTULIFA FIIHI MINAL HAQQI BI-IDZNIK, INNAKA TAHDI MAN TASYAA-U ILAA SHIROOTIM MUSTAQIIM
Artinya: Ya Allah, Rabbnya Jibril, Mikail dan Israfil. Wahai Pencipta langit dan bumi. Wahai Rabb yang mengetahui yang ghaib dan nyata. Engkau yang menjatuhkan hukum untuk memutuskan apa yang mereka pertentangkan. Tunjukkanlah aku pada kebenaran apa yang dipertentangkan dengan seizin dari-Mu. Sesungguhnya Engkau menunjukkan pada jalan yang lurus bagi orang yang Engkau kehendaki. (HR. Muslim).
Hukum Membaca Doa Iftitah
Hukum membaca doa iftitah pendek atau panjang adalah sunnah. Diantara dalilnya tentang membaca doa iftitah ini adalah hadis dari Abu Hurairah:
“Biasanya Rasulullah Shallallahu’alaihi Wasallam setelah bertakbir ketika shalat, ia diam sejenak sebelum membaca ayat. Maka aku pun bertanya kepada beliau, wahai Rasulullah, kutebus engkau dengan ayah dan ibuku, aku melihatmu berdiam antara takbir dan bacaan ayat. Apa yang engkau baca ketika itu adalah:… (beliau menyebutkan doa istiftah)” (Muttafaqun ‘alaih)
Imam Nawawi mengatakan bahwa doa iftitah disunnahkan dibaca untuk setiap orang yang sholat, untuk imam, makmum, munfarid, wanita, anak-anak, musafir, orang yang sholat wajib, orang yang sholat sunnah, orang yang sholat sambil duduk, orang yang sholat sambil berbaring, dan selainnya. Termasuk juga di dalamnya orang yang melaksanakan sholat sunnah rawatib, sholat sunnah mutlak, sholat gerhana (shalat kusuf) dan sholat minta hujan (shalat istisqa’).
Yang dikecualikan di sini adalah shalat jenazah, shalat ‘ied dan shalat lail (shalat malam), karena ada bahasan tersendiri mengenai doa iftitah dalam sholat tersebut.