Bacaan Doa Masuk Kamar Mandi dan Artinya, Amalkan Sehari-Hari
Doa masuk kamar mandi untuk memohon perlindungan dari setan, dan juga untuk mendekatkan diri kepada-Nya.
Doa masuk kamar mandi adalah doa sehari-hari yang wajib dihapalkan.
Bacaan Doa Masuk Kamar Mandi dan Artinya, Amalkan Sehari-Hari
Islam mengajarkan kita untuk terbiasa menyebut dan mengingat Allah dalam situasi apa pun. Begitu juga saat hendak masuk ke kamar mandi.
Doa masuk kamar mandi adalah salah satu doa sehari-hari yang wajib kita hapal dan amalkan. Doa masuk kamar mandi ini adalah untuk memohon perlindungan dari setan, dan juga untuk mendekatkan diri kepada-Nya.
Bacaan doa masuk kamar mandi cukup mudah dihapalkan karena bacaannya cukup pendek. Berikut bacaan doa masuk kamar mandi dan artinya, serta adab-adab ketika buang hajat.
-
Apa arti doa keluar kamar mandi? "Alhamdulillahilladzi azhaba 'annil adzaa wa'aafaanii."Artinya: "Dengan mengharap ampunan-Mu, segala puji milik Allah yang telah menghilangkan kotoran dari badanku dan yang telah menyejahterakan."
-
Apa doa yang dibaca saat keluar dari kamar mandi? Terdapat dua bacaan doa keluar kamar mandi latin yang bisa diamalkan, yaitu sebagai berikut:1. Ghufrānakal ḥamdu lillāhil lażī ażhaba ‘annil ażā wa ‘āfānī.Artinya: “Dengan mengharap ampunan-Mu, segala puji bagi Allah yang telah menghilangkan penyakit dari tubuhku dan menjaga kesehatanku.” 2. Alhamdulillāhil lażī fī awwalihī wa ākhirihī.Artinya, “Segala puji bagi Allah yang telah berbuat baik kepadaku pada awal dan akhirnya.” (HR Ibnu Sunni dari sahabat Anas bin Malik ra).
-
Bagaimana cara membaca doa keluar kamar mandi? Setelah selesai menggunakan kamar mandi dan hendak keluar, umat Muslim dianjurkan untuk membaca doa keluar kamar mandi sebagai berikut:غُفْرَانَكَ الْحَمْدُ ِللهِ الَّذِىْ اَذْهَبَ عَنّى اْلاَذَى وَعَافَانِىْ"Ghufranaka alhamdulillahilladzi azhaba 'annil adzaa wa'aafaanii."Artinya: "Dengan mengharap ampunan-Mu, segala puji milik Allah yang telah menghilangkan kotoran dari badanku dan yang telah menyejahterakan."
Doa Masuk Kamar Mandi
Doa masuk kamar mandi adalah amalan yang perlu kita lakukan secara rutin, karena setiap hari kita pasti akan masuk dan keluar kamar mandi untuk buang hajat atau mandi. Terkait bacaan doa masuk kamar mandi ini, Syaikh ‘Abdurrahman bin Nashir As-Sa’di rahimahullah mengatakan:
“Disunnahkan ketika memasuki tempat buang hajat melakukan hal-hal sebagai berikut:
1. Mendahulukan kaki yang kiri ketika masuk.
2. Untuk masuk ke kamar mandi, baca doa masuk kamar mandi berikut,
Bismillah, Allahumma inni ‘audzu bika minal khubutsi wal khobaits
Artinya: Dengan menyebut nama Allah, Ya Allah, sesungguhnya aku berlindung kepada-Mu dari setan-setan lelaki dan setan-setan perempuan.
Kemudian beliau melanjutkan,
3. Keluar dengan mendahulukan kaki yang kanan.
4. Membaca doa ketika keluar dari tempat buang hajat dengan bacaan,
Alhamdulillahilladzi adzhaba ‘annil adza wa ‘aafani
Artinya: Aku memohon ampunan kepada-Mu, Ya Allah. Segala puji bagi Allah yang telah menghilangkan dariku penyakit dan memberiku kesehatan.
5. Bersandar pada kaki kiri ketika duduk dan menegakkan kaki kanan.
6. Menutup diri dengan berada di balik tembok atau lainnya dan menjauh dari pandangan orang ketika berada di tempat terbuka.
Penjelasan
Masuk ke kamar mandi dengan kaki kiri dimaksudkan untuk perkara yang kotor. Keluar kamar mandi dengan kaki kanan berdasarkan keumuman hadits ‘Aisyah,
“Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam sangat menyukai mendahulukan yang kanan ketika memakai sandal, ketika menyisir rambut dan ketika bersuci, juga dalam setiap perkara (yang baik-baik).” (HR. Bukhari dan Muslim).
Untuk bacaan doa keluar dari kamar mandi, doa ‘Alhamdulillahilladzi adzhaba ‘annil adza wa ‘aafani’ sebenarnya memiliki sanad hadis yang dha’if.
Hadis shahih tentang doa keluar kamar mandi berbunyi,
“Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam ketika keluar dari tempat buang hajat, beliau membaca, ‘Ghufronaka’ (Aku memohon ampunan-Mu, Ya Allah).’” (HR. Tirmidzi, Abu Daud, Ibnu Majah. Al-Hafizh Abu Thahir mengatakan bahwa sanad hadits ini shahih).
Adab Buang Hajat
Adab buang hajat dalam Islam adalah tata cara yang diajarkan sesuai ajaran Islam untuk menjaga kebersihan, kesucian, dan kesehatan ketika seseorang hendak membuang air besar atau kecil. Berikut beberapa adab buang hajat dalam Islam beserta penjelasannya:
1. Menutup diri dan menjauh dari manusia ketika buang hajat. Hal ini dilakukan untuk menjaga aurat dan menghindari gangguan setan yang suka berada di tempat kotor. Rasulullah SAW tidak pernah buang hajat di tempat terbuka, melainkan di tempat yang jauh dan tidak terlihat.
Dari Jabir bin ‘Abdillah radhiyallahu ‘anhu, beliau berkata,
“Kami pernah keluar bersama Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam ketika safar, beliau tidak menunaikan hajatnya di daerah terbuka, namun beliau pergi ke tempat yang jauh sampai tidak nampak dan tidak terlihat.” (HR. Ibnu Majah).
2. Tidak membawa barang yang bertuliskan nama Allah atau Rasul-Nya. Hal ini dilakukan untuk menghormati dan mengagungkan nama-nama yang suci. Barang-barang yang bertuliskan nama Allah atau Rasul-Nya harus diletakkan di tempat yang bersih dan aman.
3. Membaca doa sebelum dan sesudah buang hajat. Hal ini dilakukan untuk memohon perlindungan dan rahmat Allah SWT dari syaitan dan penyakit.
4. Tidak menghadap atau membelakangi kiblat ketika buang hajat. Hal ini dilakukan untuk menghormati dan mengagungkan arah shalat yang merupakan simbol keimanan. Rasulullah SAW melarang menghadap atau membelakangi kiblat ketika buang hajat, baik di dalam maupun di luar ruangan.
Dari Abu Ayyub Al Anshori, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
“Jika kalian mendatangi jamban, maka janganlah kalian menghadap kiblat dan membelakanginya. Akan tetapi, hadaplah ke arah timur atau barat.” Abu Ayyub mengatakan, “Dulu kami pernah tinggal di Syam. Kami mendapati jamban kami dibangun menghadap ke arah kiblat. Kami pun mengubah arah tempat tersebut dan kami memohon ampun pada Allah Ta’ala.”
(HR. Bukhari dan Muslim)
5. Menggunakan air atau batu untuk membersihkan najis. Hal ini dilakukan untuk menjaga kebersihan dan kesucian tubuh dan pakaian. Rasulullah SAW menganjurkan menggunakan air untuk membersihkan najis, dan jika tidak ada, maka menggunakan batu atau benda-benda yang bersih dan tidak berharga.
6. Mendahulukan kaki kiri ketika masuk dan kaki kanan ketika keluar dari tempat buang hajat. Hal ini dilakukan untuk mengikuti sunnah Rasulullah SAW yang selalu mendahulukan kaki kanan ketika melakukan hal-hal yang baik dan kaki kiri ketika melakukan hal-hal yang buruk.
7. Tidak berbicara atau berzikir ketika buang hajat. Hal ini dilakukan untuk menjaga kesopanan dan khusyuk ketika berdoa. Rasulullah SAW melarang berbicara atau berzikir ketika buang hajat, kecuali jika ada kebutuhan mendesak.