Cara Menghidupkan Malam Lailatul Qadar, Tak Harus Begadang
Dalam pencarian Lailatul Qadar tersebut, hendaknya kita menghidupkan malam-malamnya dengan berbagai amalan. Tapi, cara menghidupkan malam Lailatul Qadar tidak harus dengan begadang melakukan ibadah terus menerus.
Selama Ramadan, seseorang dianjurkan untuk memperbanyak merenung, berdoa, dan terus memohon ampunan kepada Allah SWT. Meski penekanan Ramadan adalah puasa di siang hari, bulan yang suci ini juga menjadi momen untuk memperkuat hubungan seseorang dengan Sang Pencipta.
Ramadan adalah bulan yang penuh berkah, yang di dalamnya terdapat banyak keberkahan. Ramadan secara keseluruhan adalah waktu yang sangat dinanti-nanti oleh beriman, terutama di satu malamnya yang begitu istimewa. Malam itu adalah malam Lailatul Qadar.
-
Kapan Lailatul Qadar turun? Meskipun tak ada manusia di muka bumi yang dapat menyaksikan turunnya Lailatul Qadar, namun terdapat beberapa tandanya yang dapat dilihat dan dirasakan.
-
Kapan Malam Lailatul Qadar diperingati? Pada sepuluh hari terakhir di bulan Ramadhan ini mari kita tingkatkan ibadah, supaya menjadi tabungan di Yaumul Akhir kelak.
-
Kapan Malam Lailatul Qadar dirayakan? Waktu pasti Lailatul Qadar tidak ditentukan secara pasti dalam Al-Qur'an atau Hadis, tetapi tradisi mengatakan bahwa malam ini jatuh pada salah satu malam ganjil di 10 malam terakhir bulan Ramadan, khususnya pada malam ke-21, 23, 25, 27, atau 29.
-
Apa yang dimaksud dengan malam lailatul qadar? Malam lailatul qadar adalah malam turunnya Al-Qur’an. Malam ini termasuk malam yang sangat istimewa dan segala macam ibadah akan dilipatgandakan pahalanya. Maka dari itu, umat Islam dianjurkan untuk memperbanyak ibadah pada malam lailatul qadar. Terlebih malam ini juga dikatakan sebagai malam seribu bulan.
-
Kapan malam Lailatul Qadar terjadi? Di malam 10 terakhir Ramadhan, mari bersama-sama merayakan malam istimewa ini dengan berbuat baik kepada sesama, terutama di sekitar kita.
Malam Lailatul Qadar dianggap sebagai malam paling suci oleh umat Islam. Pada malam ini, Malaikat Jibril menurunkan ayat pertama Al-Quran kepada Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam. Meski tidak ada yang tahu kapan, tapi Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam telah memberi petunjuk bahwa Lailatul Qadar jatuh dalam 10 hari terakhir Ramadan.
“Carilah lailatul qadar pada sepuluh hari terakhir Ramadan, carilah pada malam-malam ganjil.” (HR. Bukhari dan Muslim).
Dalam pencarian Lailatul Qadar tersebut, hendaknya kita menghidupkan malam-malamnya dengan berbagai amalan. Tapi, cara menghidupkan malam Lailatul Qadar tidak harus dengan begadang melakukan ibadah terus menerus.
Dilansir dari rumaysho.com, ada beberapa cara menghidupkan malam Lailatul Qadar yang bisa Anda amalkan.
Tingkatan yang Utama
Cara menghidupkan malam Lailatul Qadar bisa dengan mengerjakan berbagai macam ibadah di seluruh malamnya. Contoh ibadah yang bisa Anda kerjakan antara lain adalah:
• Salat
• Membaca Al Quran
• Memperbanyak membaca doa
Dalil untuk mengerjakan salat saat malam Lailatul Qadar berasal hadis Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, dari Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam, beliau bersabda,
“Barangsiapa melaksanakan salat pada malam lailatul qadar karena iman dan mengharap pahala dari Allah, maka dosa-dosanya yang telah lalu akan diampuni.” (HR. Bukhari).
Kemudian hadis dari ‘Aisyah radhiyallahu ‘anha menjelaskan bagaimana Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam benar-benar menyambut malam yang suci itu dengan banyak beribadah,
“Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam biasa ketika memasuki sepuluh hari terakhir dari bulan Ramadhan, beliau kencangkan sarungnya (bersungguh-sungguh dalam ibadah dengan meninggalkan istri-istrinya), menghidupkan malam-malam tersebut dengan ibadah, dan membangunkan keluarganya untuk beribadah.” (HR. Bukhari dan Muslim).
Kemudian terkait cara menghidupkan malam Lailatul Qadar dengan bacaan doa, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam pernah mengajarkan sebuah doa ketika bertemu dengan malam yang mulia tersebut. Bacaan doanya dapat Anda lihat dalam hadis berikut ini:
Dari ‘Aisyah radhiyallahu ‘anha, ia berkata, “Aku pernah bertanya pada Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam, yaitu jika saja aku tahu bahwa suatu malam adalah malam lailatul qadar, lantas apa doa yang mesti kuucapkan?” Jawab Rasul shallallahu ‘alaihi wa sallam, “Berdoalah: ALLAHUMMA INNAKA ‘AFUWWUN TUHIBBUL ‘AFWA FA’FU ’ANNII (artinya: Ya Allah, Engkau Maha Memberikan Maaf dan Engkau suka memberikan maaf—menghapus kesalahan–, karenanya maafkanlah aku—hapuslah dosa-dosaku–).” (HR. Tirmidzi dan Ibnu Majah).
Tingkatan Pertengahan
Cara menghidupkan malam Lailatul Qadar yang kedua bisa dengan mengerjakan berbagai macam ibadah di sebagian malam dengan ibadah yang telah disebutkan sebelumnya.
Tingkatan yang Rendah
Cara menghidupkan malam Lailatul Qadar yang terakhir atau yang paling rendah adalah dengan mengerjakan salat Isya’ berjemaah dan bertekad untuk mengerjakan salat subuh secara berjemaah.
Ya, cara menghidupkan malam Lailatul Qadar tak selalu harus dengan begadang. Jika Anda tidak kuat begadang, atau ada keperluan penting keesokan paginya, atau ada sesuatu yang lain yang membuat Anda tidak bisa mengisi malam dengan beribadah secara maksimal, cukup dengan melaksanakan salat Isya’ berjemaah dan bertekad untuk salat subuh berjemaah.
Dalilnya bisa kita lihat dari Imam Asy-Syafi’i dalam Al-Umm dari sekelompok ulama Madinah dan dinukil pula sampai pada Ibnu ‘Abbas disebutkan,
“Menghidupkan lailatul qadar bisa dengan melaksanakan salat Isya’ berjemaah dan bertekad untuk melaksanakan salat Shubuh secara berjemaah.”
Dalam perkataan Imam Syafi’i yang qadim (yang lama),
“Siapa yang menghadiri salat ‘Isya’ dan salat Subuh pada malam Lailatul Qadar, maka ia telah mengambil bagian dari malam tersebut.” Semua perkataan tersebut diambil dari Lathaif Al-Ma’arif.