Contoh Teks Anekdot Lucu, Tujuan, dan Ciri-cirinya
Teks anekdot lucu merupakan sebuah cerita pendek dan menghibur. Sebagian besar teks anekdot berkisar pada tema atau peristiwa sentral yang sederhana dan mudah dipahami.
Anda pasti tidak asing dengan teks anekdot lucu. Teks anekdot tidak berbeda dengan cerita yang diceritakan di antara teman-teman, yaitu cerita singkat tentang sesuatu yang menarik.
Anekdot adalah teks berupa cerita singkat yang isinya menarik dan lucu. Biasanya teks anekdot lucu mengandung kritik atau sindiran terhadap kebijakan, layanan publik, perilaku penguasa, atau suatu fenomena/kejadian.
-
Kenapa Padi Salibu dilirik Pemprov Jabar? Padi dengan teknologi salibu saat ini tengah dilirik Pemprov Jabar sebagai upaya menjaga ketahanan pangan.
-
Bagaimana Jaka Sembung melawan Ki Hitam? Akhirnya Jaka Sembung teringat pesan gurunya, Ki Sapu Angin yang menyebut jika ilmu rawa rontek bisa rontok saat pemiliknya tewas dan tidak menyentuh tanah. Di film itu, Jaka Sembung kemudian menebaskan parang ke tubuh Ki Hitam hingga terpisah, dan menusuknya agar tidak terjatuh ke tanah.
-
Kapan Rafathar potong rambut? 3 Namun, ternyata Raffi dan Nagita ingin anak mereka tampil berbeda menjelang Hari Raya Idul Fitri yang tidak lama lagi.
-
Kenapa Jaka merantau? Dengan penuh tekad, Jaka pun memutuskan untuk merantau ke negeri orang untuk mencari nafkah dan mewujudkan semua impian mereka berdua.
-
Kapan Raden Rakha lahir? Raden Rakha memiliki nama lengkap Raden Rakha Daniswara Putra Permana. Ia lahir pada 16 Februari 2007 dan kini baru berusia 16 tahun.
-
Apa itu jamak taqdim? Jamak Taqdim yaitu menggabungkan dua sholat dengan cara mengerjakannya di waktu sholat yang pertama.
Teks anekdot lucu merupakan sebuah cerita pendek dan menghibur. Sebagian besar teks anekdot berkisar pada tema atau peristiwa sentral yang sederhana dan mudah dipahami. Teks anekdot lucu bisa berupa kisah nyata atau fiktif, atau di antara keduanya sehingga terdengar melebih-lebihkan.
Tidak seperti narasi lainnya, kebanyakan anekdot cenderung berfokus secara eksklusif pada satu karakter. Isi dari teks anekdot lucu juga bisa mengandung pesan moral. Itulah kenapa, teks anekdot lucu juga bisa terdengar seperti sindiran atau kritikan yang dibalut dengan humor.
Tujuan Teks Anekdot
Teks anekdot lucu memiliki tujuan untuk menghibur atau bisa juga sebagai sarana pengkritik. Dikutip dari grammarly.com, teks anekdot juga memiliki tujuan yang lebih dalam ketika digunakan sebagai perangkat sastra baik dalam penulisan fiksi maupun nonfiksi.
Misalnya, beberapa anekdot menggambarkan karakter dengan cara yang tidak sesuai dengan narasi utama, sehingga memberikan pembaca pemahaman yang lebih baik tentang latar belakang atau motif mereka. Anekdot juga dapat digunakan untuk memperlambat tempo atau mengisi celah dalam alur cerita inti.
Anekdot yang baik memanfaatkan retorika, atau bahasa khusus yang digunakan dalam menceritakannya. Sebuah teks anekdot lucu mungkin menggunakan bahasa gaul atau kata-kata kotor untuk membuatnya lebih lucu, sementara anekdot inspirasional mungkin menggunakan bahasa sentimental untuk menarik hati pembaca atau pendengar. Dalam pengertian ini, anekdot dan retorika bekerja beriringan menuju tujuan yang sama, tergantung pada jenis anekdotnya.
Ciri-ciri Teks Anekdot
Berikut adalah ciri-ciri teks anekdot seperti yang dikutip dari buku Modul Bahasa Indonesia Kemendikbud:
- Bersifat humor atau lelucon, yang artinya teks anekdot berisi tentang kisah-kisah lucu atau bualan.
- Bersifat menggelitik, yang artinya teks anekdot akan membuat pembacanya merasa terhibur dengan kelucuan yang ada dalam teks.
- Bersifat menyindir.
- Bisa jadi mengenai orang penting.
- Memiliki tujuan tertentu.
- Kisah atau cerita yang disajikan hampir menyerupai dongeng.
- Menceritakan tentang karakter hewan dan manusia sering terhubung secara umum dan realistis.
Sedangkan ciri-ciri teks anekdot menurut kebahasaannya antara lain adalah:
- Menggunakan kata keterangan waktu lampau, misalnya menggunakan kata dahulu, tahun lalu, bulan lalu, waktu itu, dan lain-lain.
- Menggunakan kata penghubung (konjungsi), yang dibagi menjadi: konjungsi antara kata yang satu dengan kata yang lain, konjungsi antara kalimat yang satu dengan kalimat yang lain, dan konjungsi antara paragraf yang satu dengan paragraf yang lain.
- Terdapat penggunaan kata kerja (verba), contoh: membaca, tertawa, berjalan, terdiam, dan lain-lain.
- Urutan peristiwa berdasarkan waktu (kronologis).
- Menggunakan jenis pertanyaan retorik, yaitu kalimat pertanyaan yang tidak mengharuskan untuk dijawab.
- Menggunakan kalimat perintah, misalnya seperti buanglah, ambilah, catatlah, perhatikanlah, dan lain-lain.
- Menggunakan kalimat seru. Khusus untuk anekdot yang disajikan dalam bentuk dialog, penggunaan kalimat langsung sangat dominan.
- Berisi peristiwa-peristiwa yang membuat jengkel
- Anekdot terkadang juga bersifat sindiran alami.
Contoh Teks Anekdot Lucu
Einstein dan Sopirnya
Albert Einstein sering diminta untuk berbicara di acara makan malam, acara sosial, dan pertemuan lainnya. Suatu malam, sopirnya akan mengantarnya ke acara lain namun Einstein mengeluh bahwa dia bosan dengan acara pidatonya.
Sopirnya kebetulan terlihat sangat mirip dengan Einstein dan menyarankan bahwa dia bisa menyampaikan pidatonya dan Einstein bisa santai. Dia cukup percaya diri karena telah mendengar Einstein berpidato berkali-kali.
Berpikir bahwa itu adalah ide yang bagus dan ingin melihat apakah sopirnya bisa berhasil, Einstein setuju. Saat makan malam, Einstein berganti dengan memakai topi dan mantel sopir dan sopir masuk lebih dulu, berjabat tangan dan menyapa tuan rumah.
Saat makan malam, si sopir memberikan pidato yang hampir sempurna sementara Einstein duduk di belakang ruangan. Sopirnya bahkan berhasil menjawab beberapa pertanyaan mendasar yang sering diterima Einstein.
Akhirnya, ada seorang pria dengan sikap arogan dan meremehkan mengajukan pertanyaan, memasukkan ide dan pendapatnya sendiri ke dalam pertanyaan sehingga penonton akan terkesan dan mengira bahwa dia tahu tentang banyak hal.
Si sopir menunggu sampai pria itu menyelesaikan pertanyaannya dan berkata, "Jawaban untuk pertanyaan Anda sangat sederhana, jadi saya akan mengizinkan sopir saya yang duduk di belakang, untuk menjawabnya untuk saya."
Hukuman Pencuri vs Koruptor
Setelah berolahraga pagi, Irwan memutuskan untuk membeli soto ayam kesukaannya untuk disantap bersama istrinya di rumah. Dalam perjalanan, ternyata sandalnya putus dan Irwan pun memutuskan untuk membeli sandal di warung terdekat.
Sayangnya, uang yang dimilikinya tidak cukup sehingga terpaksa, Irwan melanjutkan perjalanan pulang dengan bertelanjang kaki. Irwan pun melintasi sebuah rumah yang penuh orang dan terdapat banyak sandal di depannya.
Tanpa berpikir panjang, Irwan langsung mengambil sandal yang paling depan dan paling bagus dari rumah tersebut. Malang nasib Irwan, salah seorang tamu di rumah tersebut mengetahui aksi Irwan sehingga ia pun dikejar dan ditangkap.
Irwan berusaha berdamai, tapi pemilik sandal tersebut tetap membawa Irwan ke jalur hukum. Irwan dijatuhi pasal pencurian dan kasusnya akan segera disidangkan di meja hijau.
Saat persidangan berlangsung, hakim ketua pun memutuskan bahwa Irwan terbukti melakukan pencurian sandal dan dikenakan hukuman lima tahun penjara. Irwan pun tidak terima dan menyatakan bahwa hukumannya jauh lebih berat dibandingkan hukuman koruptor.
Hakim pun menjelaskan "Kamu terbukti mencuri sandal dan merugikan seseorang sebesar 50.000. Sementara para koruptor menggelapkan uang senilai 3 miliar dan merugikan 200 juta lebih rakyat Indonesia."
Kalau dihitung-hitung, koruptor hanya bikin rugi 15-an rupiah saja untuk masing-masing orang. Artinya, kerugian yang kamu timbulkan lebih besar dibanding kerugian yang ditimbulkan oleh koruptor.
Sampah Plastik
Di hari Minggu pagi yang cerah, di Balai Desa sedang ada penyuluhan terkait dengan kebersihan sampah yang ada di lingkungan desa tersebut. Dalam penyuluhan tersebut, kepala desa memberikan sebuah arahan mengenai sampah plastik yang berdampak sangat buruk terhadap lingkungan.
“Bapak-Bapak dan Ibu-Ibu, dalam membuang sampah jenis plastik alangkah baiknya dibuang pada tempat yang tepat.” Ujar Kepala Desa.
“Karena sifat dari sampah plastik ini tidak dapat terurai dengan mudah, maka saya sarankan Bapak dan Ibu sekalian perlu mendaur ulang dan memanfaatkannya secara langsung.” Tambahnya.
Setelah acara usai, semua peserta diberikan hidangan berupa makanan dan minuman dengan wadah berbahan dasar plastik. Para warga pun kemudian berbondong-bondong mengumpulkan bekas sampah plastik tersebut dan dikemas ke tas milik kepala desa.
Kepala Desa pun kebingungan dengan aksi para warganya, dan bertanya, “Kenapa bapak-bapak dan ibu-ibu sekalian memasukkan sampah tersebut ke dalam tas saya?”
Warga pun berujar, “Tadi kan bapak sendiri yang menyampaikan kalau sampah plastik sangat berbahaya dan tidak mudah terurai. Jadi, kami semua mengumpulkan semua sampah tersebut supaya bisa didaur ulang.”
Mendengar hal itu, Kepala Desa langsung pamit dan pulang.
Kursi Lupa Ingatan
Di suatu siang, ada dua pemuda yang tengah bercanda di bawah pohon rindang.
Bagus: “Anton, kita main tebak-tebakan, yuk! Kursi apa yang membuat orang lupa ingatan?”
Anton: “Kursi goyang! Orang yang duduk di atas kursi goyang akan mengantuk dan tertidur. Saat tidur, orang kan lupa.”
Bagus: (Tertawa) “Meski lucu, tapi jawabanmu salah.”
Anton: “Hmm… kursi apa, ya?”
Bagus: “Jawabannya adalah kursi DPR!”
Anton: “Lho, kok begitu?”
Bagus: “Jelas, lah! Coba kamu ingat, sebelum duduk di kursi DPR, banyak caleg yang berjanji macam-macam agar masyarakat memilih mereka. Tapi setelah merasakan kursi DPR, sekejap saja mereka hilang ingatan akan janji-janjinya.”
Anton: “Oh, iya, betul juga.”