Doa Menghentikan Pendarahan setelah Melahirkan
Selalu libatkan Allah dalam segala situasi, baik dalam kondisi bahagia maupun saat sedang menghadapi kondisi kritis.
Melahirkan adalah proses yang sangat berharga dan berkesan dalam kehidupan seorang ibu. Namun, seperti halnya dengan setiap proses medis, melahirkan juga dapat membawa risiko dan komplikasi yang perlu diwaspadai. Salah satu komplikasi yang paling serius adalah perdarahan postpartum (PPH), yang dapat membahayakan kehidupan ibu dan bayi.
Dalam situasi seperti ini, tidak hanya penanganan medis yang diperlukan, tetapi juga dukungan spiritual yang dapat membantu ibu merasa lebih tenang dan percaya diri. Oleh karena itu, artikel ini akan membahas tentang doa yang dapat dipanjatkan untuk menghentikan pendarahan setelah melahirkan.
-
Mengapa doa setelah sholat dianjurkan? Doa adalah bentuk komunikasi langsung antara hamba dengan Sang Pencipta, Allah SWT. Dengan berdoa, umat muslim bisa memohon perlindungan dan rahmat kebaikan kepada Allah.
-
Mengapa doa setelah tahajud penting? Doa setelah tahajud merupakan amalan lain yang melengkapi ibadah malam.
-
Kenapa doa untuk pengantin baru dianggap penting? Salah satu hal yang penting dalam pernikahan adalah doa untuk pengantin baru. Doa adalah ungkapan hati yang paling jujur dan tulus kepada Allah SWT, sang Pencipta dan Pengatur segala sesuatu.
-
Mengapa doa setelah sholat witir begitu penting? Doa setelah sholat witir memiliki keistimewaan tersendiri, karena sholat witir merupakan ibadah malam terakhir yang sangat dianjurkan. Dengan merutinkan doa setelah sholat witir, seorang Muslim berharap dapat memperoleh keberkahan, perlindungan, dan petunjuk dari Allah SWT.
-
Apa yang dimaksud dengan doa kesembuhan? Doa Kesembuhan untuk Anak dan Artinya, Mudah Dihapal Amalkan doa kesembuhan ini untuk mengharapkan kesembuhan kepada Allah SWT.
-
Kenapa doa tahiyat akhir dianggap penting? Doa tahiyat akhir ini mengandung pujian, salam, syahadat, dan selawat kepada Nabi Muhammad SAW, serta doa-doa lain untuk kebaikan di dunia dan akhirat.
Doa Menghentikan Pendarahan setelah Melahirkan
Sebenarnya tidak ada doa khusus untuk menghentikan pendarahan setelah melahirkan. Namun, beberapa berpendapat bahwa ketika mengalami pendarahan setelah melahirkan, maka bisa mengamalkan bacaan dari surat Al Fatir ayat 41, yang berbunyi,
innallâha yumsikus-samâwâti wal-ardla an tazûlâ, wa la'in zâlatâ in amsakahumâ min aḫadim mim ba‘dih, innahû kâna ḫalîman ghafûrâ
Artinya: “Sesungguhnya Allah yang menahan langit dan bumi agar tidak lenyap. Jika keduanya akan lenyap, tidak ada seorang pun yang mampu menahannya selain-Nya. Sesungguhnya Dia Maha Penyantun lagi Maha Pengampun.”
Bacaan ini bisa diamalkan sebagai bentuk tawakal ketika menghadapi kondisi pendarahan usai melahirkan.
Penyebab Pendarahan setelah Melahirkan
Pendarahan setelah melahirkan, atau perdarahan postpartum (PPH), dapat disebabkan oleh beberapa faktor. Berikut adalah penjelasan tentang penyebab utama pendarahan postpartum:
1. Atonia Uteri
Atonia uteri terjadi ketika rahim tidak berkontraksi dengan baik setelah melahirkan. Kondisi ini dapat menyebabkan perdarahan hebat karena rahim tidak dapat menekan pembuluh darah di dinding rahim yang bekas melekatnya plasenta. Faktor risiko termasuk kehamilan kembar, makrosomia (bayi besar), cairan ketuban terlalu banyak (polihidramnion), dan kelainan struktur rahim.
2. Retensio Plasenta
Retensio plasenta terjadi ketika plasenta tertahan dalam rahim setelah persalinan. Kondisi ini dapat menghambat penutupan pembuluh darah pada rahim, sehingga rahim terus mengeluarkan darah. Hal ini meningkatkan risiko perdarahan postpartum.
3. Trauma atau Cedera
Cedera pada vagina, serviks, rahim, atau perineum dapat menyebabkan perdarahan. Penggunaan alat bantu seperti forceps atau vakum selama proses persalinan juga dapat meningkatkan risiko trauma pada rahim. Selain itu, hematoma (penumpukan darah di luar pembuluh darah) dapat terbentuk di area yang tersembunyi dan memunculkan perdarahan baru beberapa jam atau hari setelah persalinan.
4. Penyebab Utama PPH (4T)
Perdarahan postpartum seringkali disebabkan oleh faktor-faktor yang terkait dengan "4T":
- Tone: Atonia uteri, di mana rahim lembek dan lemah setelah bersalin, sehingga tidak dapat berkontraksi kuat untuk menghentikan perdarahan.
- Trauma: Cedera pada vagina, serviks, rahim, atau perineum.
- Tissue: Gangguan pada jaringan rahim atau plasenta.
- Thrombin: Kekurangan atau gangguan pada proses pembekuan darah.
Apa Gejalanya?
Perdarahan postpartum (PPH) adalah kondisi serius yang harus diwaspadai setelah melahirkan. Berikut adalah gejala-gejala yang harus diwaspadai:
- Perdarahan yang Tidak Berkurang atau Berhenti: Perdarahan vagina yang tidak berkurang atau berhenti dari hari ke hari adalah tanda utama perdarahan postpartum. Jika perdarahan tidak berhenti dalam waktu 24 jam, maka itu merupakan kondisi yang memerlukan perhatian medis segera.
- Tekanan Darah Menurun: Tekanan darah yang menurun dapat menunjukkan syok hipovolemik, yang terjadi karena kehilangan darah yang berlebihan. Gejala syok hipovolemik lainnya termasuk pandangan buram, menggigil, keringat dingin, detak jantung cepat, merasa bingung, pusing, rasa melayang, mengantuk, rasa lemah atau seperti akan pingsan.
- Jumlah Sel Darah Merah Menurun: Jumlah sel darah merah yang menurun juga merupakan indikasi kehilangan darah yang signifikan. Hal ini dapat menyebabkan gejala seperti kulit pucat.
- Detak Jantung Meningkat: Detak jantung yang meningkat dapat terjadi sebagai respons terhadap kehilangan darah dan syok hipovolemik.
- Pembengkakan pada Beberapa Bagian Tubuh: Pembengkakan pada beberapa bagian tubuh, seperti vagina atau perineum, dapat terjadi karena perdarahan yang berlebihan.
- Rasa Sakit pada Perut yang Tidak Kunjung Membaik: Rasa sakit pada perut yang tidak kunjung membaik setelah melahirkan juga dapat menjadi tanda perdarahan postpartum.
- Mual atau Muntah: Mual atau muntah dapat terjadi sebagai respons terhadap syok hipovolemik.
- Bengkak dan Nyeri di Sekitar Vagina atau Perineum: Bengkak dan nyeri di sekitar vagina atau perineum adalah gejala yang perlu diwaspadai, terutama jika disertai dengan perdarahan yang berlebihan.
Penanganan Medis
- Penilaian dan Penanganan Kegawatdaruratan
- Tanda-Tanda Syok Hipovolemik: Dokter akan memeriksa tanda-tanda syok hipovolemik, seperti tekanan darah yang menurun, detak jantung yang meningkat, kulit pucat, dan gejala-gejala syok lainnya.
- Pemberian Terapi Oksigen: Pasien diberikan terapi oksigen untuk memastikan oksigenasi yang adekuat.
- Pemasangan Jalur Intravena (IV): Dokter memasang jalur IV dengan jarum besar untuk memberikan cairan kristaloid atau normal salin secara bolus jika terdapat syok hipovolemik.
- Pemijatan Rahim
Dokter memijat rahim secara manual untuk membantu otot rahim berkontraksi. Pemijatan ini dapat membantu mengurangi perdarahan dan membantu tubuh mengeluarkan bekuan darah.
- Pemberian Obat
Dokter memberikan obat oksitosin untuk merangsang kontraksi rahim. Oksitosin dapat membantu rahim berkontraksi lebih kuat, sehingga mengurangi perdarahan.
- Menghilangkan Sisa Jaringan Plasenta
Dokter mengeluarkan sisa jaringan plasenta dari dalam rahim. Sisa plasenta yang tertinggal dapat menyebabkan perdarahan yang berlebihan.
- Memperbaiki Robekan
Dokter memperbaiki robekan pada vagina, serviks, atau rahim untuk menghentikan perdarahan. Prosedur ini mungkin melibatkan jahitan atau penggunaan alat medis khusus.
- Embolisasi Pembuluh Darah
Dokter melakukan tes khusus untuk mencari pembuluh darah sumber perdarahan dan menyuntikkan zat khusus ke dalam pembuluh darah tersebut untuk menghentikan perdarahan. Prosedur ini dilakukan pada kasus tertentu dan dapat mencegah wanita menjalani histerektomi (pengangkatan rahim).
- Transfusi Darah
Jika diperlukan, transfusi darah diberikan untuk mengganti darah yang hilang. Transfusi darah dilakukan jika pasien memiliki kadar hemoglobin yang rendah (<8 g/dL) atau secara klinis menunjukkan kekurangan darah.
- Penggunaan Kateter Foley
Dokter mungkin menggunakan kateter Foley untuk menekan dinding rahim dan menghentikan perdarahan. Kateter ini dapat membantu menekan dinding rahim dan memperbaiki kontraksi rahim.