Eks Pramugari Garuda Ini Kini Jualan Sate dan Baju karena Pandemi, Begini Ceritanya
27 Maret 2020 menjadi hari terakhir bagi Martha Putri (29) bekerja sebagai pramugari di maskapai Garuda Indonesia. Saat itu pandemi Covid-19 mulai merebak yang membuat industri penerbangan porak-poranda.
27 Maret 2020 menjadi hari terakhir bagi Martha Putri (29) bekerja sebagai pramugari di maskapai Garuda Indonesia. Saat itu pandemi Covid-19 mulai merebak yang membuat industri penerbangan porak-poranda.
Martha mengaku ketika itu dirinya datang ke kantor dengan perasaan yang tidak enak. Pasalnya ia bersama 23 rekannya sesama pramugari dipanggil oleh manajemen untuk menghadiri rapat penting.
-
Apa isi dari surat kabar *Bataviasche Nouvelles*? Mengutip dari berbagai sumber, isi konten tulisan yang ada di surat kabar Bataviasceh Nouvelles ini mayoritas adalah iklan. Ada pula beberapa terbitannya juga memuat aneka berita kapal dagang milik VOC.
-
Kenapa berita hoaks ini beredar? Beredar sebuah tangkapan layar judul berita yang berisi Menteri Amerika Serikat menyebut Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemenkominfo) bodoh usai Pusat Data Nasional Sementara (PDNS) 2 diserang hacker beredar di media sosial.
-
Kapan nama surat kabar Benih Merdeka diubah? Akhirnya pada tahun 1920, ia mengubah nama menjadi "Mardeka".
-
Apa nama surat kabar pertama yang terbit di Jogja? Melalui sebuah unggahan pada 9 Mei 2024, akun Instagram @sejarahjogya menampilkan dua surat kabar yang pertama kali terbit di Jogja. Koran satu bernama “Mataram Courant” dan satunya lagi bernama “Bintang Mataram”.
-
Apa kabar terbaru dari Nunung? Nunung bilang badannya sekarang udah sehat, ga ada keluhan lagi dari sakit yang dia alamin. Kemo sudah selesai "Nggak ada (keluhan), karena kemo-nya sudah selesai sudah baik, aman, Alhamdulillah," tuturnya.
-
Apa isi dari surat kabar Soenting Melajoe? Terbit pertama kali pada 10 Juli 1912, isi dari surat kabar Soenting Melajoe ini seperti tajuk rencana, sajak-sajak, tulisan atau karya mengenai perempuan, hingga tulisan riwayat tokoh-tokoh kenamaan.
“Brifieng itu lamanya cuma 30 menit. Saya hanya menunduk. Kami semua yang hadir di ruangan semuanya menangis,” ungkap Martha yang saat itu masih berusia 27 tahun, melansir Dream.co.id, Selasa (22/2).
Menerima Keputusan Pahit
Martha Putri
©2022 dream.co.id/Merdeka.com
Dalam pertemuan yang digelar di gedung Garuda Sentra Operasi, Bandara Soekarno Hatta itu, pihak manajemen mengambil langkah untuk melakukan pemutusan hubungan kerja (PHK). Sontak Martha bersama puluhan rekan seangkatannya harus menerima kenyataan pahit.
Kontrak Martha Putri yang dimulai sejak tahun 2017 itu diumumkan tidak akan diperpanjang. Demikian juga kontrak kerja 23 rekannya. Rasa kecewa langsung menyeruak mengingat saat itu terdapat pramugari yang mulai mencicil rumah. Ada juga sudah berencana menikah.
“Padahal kalau tidak ada pandemi kemungkinan saya diangkat jadi karyawan tetap Garuda. Kontrak saya akan berakhir April 2020, dan poin kinerja saya juga bagus,” ujarnya.
Sudah Terima Gaji Dua Digit
Selain itu, Martha juga kecewa karena ia tak lagi bisa membantu perekonomian keluarga. Pasalnya, gajinya sudah menyentuh angka dua digit. Dalam sebulan, Rp15 sampai Rp20 juta bisa ia kantongi. Uang itu biasa ia gunakan untuk membantu kehidupan ibu dan adik-adiknya.
“Sebetulnya saat itu sudah ada feeling (dipecat). Tetap saja saat diberitahu saya jadi menangis,” kata Martha.
Mengubur Impian Jadi Pramugari Tetap
Martha sendiri mulai bekerja sebagai pramugari Garuda Indonesia pada tahun 2017 lalu. Ketika itu ia mendapat kontrak kerja selama dua tahun. Setelah habis, kontrak tersebut kembali diperpanjang pada April 2019.
Sayangnya, ia harus menerima kenyataan jika kontraknya yang habis pada April 2020 tak diperpanjang. Padahal ia sempat memiliki harapan bisa diangkat menjadi karyawan tetap karena merasa kinerjanya memuaskan.
Sempat Down Tiga Bulan Pertama
Rasa tidak semangat juga sempat menghantui Martha. Bahkan usai di-PHK ia sempat tiga bulan down, tidak mengerjakan apapun dan hanya berbaring di kamar.
“Tiga bulan saya terpuruk. Cuma diam di kos-kosan dan tidak melakukan apa-apa. Saya hanya bangun tidur, makan, lalu lihat-lihat Tiktok dan Instagram,” ujar wanita kelahiran Bogor, 4 Juli 1993 itu.
Martha sendiri sebelumnya juga pernah bekerja di maskapai Batik Air selama tiga tahun, sejak tahun 2014 usai kuliahnya tidak lanjut. Dan di tahun 2017 ia akhirnya mencoba mendaftar di Garuda Indonesia, dan diterima.
Berjualan Sate Taichan
Martha dengan produk sate taichannya
©2022 dream.co.id/Merdeka.com
Selama masa-masa sulit ini, Martha terus mencoba bertahan dengan beberapa kali mendirikan usaha. Salah satu yang pertama adalah ketika temannya mengajak Martha membuka gerai makanan tahu crispy di Bali.
Ketika itu bisnisnya cukup berjalan baik, sampai akhirnya ia memutuskan untuk berhenti karena terkendala jarak. Setelah itu ia mulai berpikir membuka usaha sate taichan, sate kesukaan anak-anak muda sekarang.
Sebelum menjadi pramugari, ia pernah membuka usaha sate tersebut di Cibinong bersama sang adik. Kesibukannya dalam melayani penumpang pesawat terbang yang membuatnya menutup usaha sate taichan itu.
Menjelang akhir 2020 ia bersama adiknya akhirnya kembali membuka usaha sate taichan, mengingat nasib sang adik juga terkatung-katung usai pandemi Covid-19. Upayanya mempromosikan dagangannya juga cukup berhasil di media sosial, di mana saat tahun 2020 ia mempromosikan produk satenya di TikTok lewat akun @marthaputri04, hingga ditonton jutaan kali berjudul " Dulu, pulang kerja vs sekarang pulang kerja," pada 2 November 2020 .
Kini Berjualan Baju
Semangat membantu ekonomi keluarga terus ditunjukkan oleh Martha. Kini ia mencoba usaha baru, yakni berjualan pakaian yang ia jajakan di sekitar car free day Taman Heulang usai usaha sate taichannya tutup karena lokasi yang tidak strategis.
Adapun beberapa produk yang ia jual kini yaitu baju serta aneka plastik. Ia menggunakan akun pribadinya TikTok di @marthaputri04 atau akun pribadi di Instagram-nya di @marthaputrichristanty, untuk melakukan penjualan secara online.
Ia mengakui bahwa saat ini bukan malu yang dikedepankan, melainkan berjual di masa-masa sulit dan membantu kehidupan keluarganya. Baginya yang terpenting saat ini adalah bisa mendapatkan nafkah secara halal.
Barang yang dijual juga terbilang terjangkau, mulai dari Rp150.000-Rp 200.000 setiap itemnya.
(mdk/nrd)