Inspiratif, Pemuda Demak Ini Punya Cara Unik Obati Kesepian untuk Lansia
Keinginan sederhana itu didasari banyaknya kaum lanjut usia di sekitar tempat tinggalnya yang kerap merenung, dan merasa kesepian. Banyak dari mereka hidup sendiri dan tidak memiliki aktivitas yang menyibukkan kesehariannya.
Ada yang berbeda dari mimpi yang dimiliki oleh Muhammad David Mauliniam, pemuda asal Desa Cangkring, Kecamatan Karanganyar Mijen, Kabupaten Demak, Jawa Tengah. David memiliki cita-cita unik yakni ingin mengobati kesepian para lansia di desanya.
Keinginan sederhana itu didasari banyaknya kaum lanjut usia di sekitar tempat tinggalnya yang kerap merenung, dan merasa kesepian. Banyak dari mereka hidup sendiri dan tidak memiliki aktivitas yang menyibukkan kesehariannya.
-
Kenapa berita hoaks ini beredar? Beredar sebuah tangkapan layar judul berita yang berisi Menteri Amerika Serikat menyebut Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemenkominfo) bodoh usai Pusat Data Nasional Sementara (PDNS) 2 diserang hacker beredar di media sosial.
-
Kapan nama surat kabar Benih Merdeka diubah? Akhirnya pada tahun 1920, ia mengubah nama menjadi "Mardeka".
-
Cerita lucu apa yang dibagikan oleh merdeka.com? Untuk itu, berikut merdeka.com membagikan kumpulan beberapa cerita lucu dilansir dari berbagai sumber, Jumat (19/1/2024):
-
Siapa yang menyampaikan kabar kelulusan Desy Ratnasari? Kabar tersebut disampaikan oleh Alya Rohali melalui akun Instagram pribadinya setelah ia bertemu dengan Desy baru-baru ini.
-
Kenapa Jaka merantau? Dengan penuh tekad, Jaka pun memutuskan untuk merantau ke negeri orang untuk mencari nafkah dan mewujudkan semua impian mereka berdua.
-
Bagaimana pernyataan tersebut dibantah? Seorang dokter kulit di negara bagian Maryland, AS yang berspesialisasi dalam terapi cahaya untuk penyakit kulit membantah klaim kacamata hitam yang dikaitkan dengan kanker."Apakah kacamata hitam yang menghalangi sinar UV bersifat melindungi? Ya. Apakah ada bukti bahwa memakai kacamata hitam berbahaya bagi kesehatan mata atau kulit? Tidak," dikutip dari AFP.
"Saya prihatin dengan kehidupan mbah-mbah di sini. Di masa tuanya mereka sendiri. Sering merenung karena tak ada yang bisa mereka kerjakan," jelas David, mengutip dari di Liputan6.com.
Berbekal rasa empati terhadap para lansia, ia pun memutar otak. Tujuannya, agar para lansia di desanya, memiliki aktivitas yang menyenangkan. Begini cara yang ditempuh David.
Membuat Pot Serabut Kelapa
©2020 Liputan6
Menurut David, ketika kalangan sepuh menyibukkan diri dengan membuat pot serabut kelapa, mereka bisa kembali menjalin silaturahmi. Ditambah, David juga bisa menemani mereka ketika membuat kerajinan tersebut.
"Sudah saya niati, usaha pembuatan pot serabut kelapa ini dikerjakan oleh mbah-mbah. Buat silaturahmi saja," ujar David.
Menemani Mengobrol
David menjelaskan jika dalam proses produksinya dilakukan secara door to door. Menurutnya pekerjaan tersebut sangat ringan dan bisa dikerjakan santai di rumah. Gagasan utamanya, bukan mempekerjakan, tetapi menemani para lansia berusia 60-80 tahun untuk berbincang selama masa produksi.
"Mereka kesepian. Butuh orang yang bisa diajak ngobrol di masa tuanya," kata David dengan mata berkaca-kaca.
Merasakan Kebahagiaan
Salah satu Lansia, Mbah Temu (61) mengungkapkan rasa bahagia sekaligus haru. Ia mengaku sangat berterima kasih atas kepedulian yang dilakukan David. Menurut Mbah Temu dirinya merasa terbantu saat ditemani dan diajak berbincang.
"Maturnuwun sanget wonten Mas David. Sakniki mben dinten kula wonten kanca ndongeng biasane kula dewenan. Kula damel pot ngaten artane ngge tumbas obat. (Terima kasih sekali ada Mas David. Sekarang tiap hari saya ada kawan berbincang biasanya saya selalu sendiri. Saya membuat pot ini kalau dapat upah uangnya untuk beli obat)," tutur Mbah Temu yang tinggal sebatang kara.
Memberi Upah Produksi
David menceritakan, dalam setiap kesempatan produksi, dirinya memberikan upah produksi kepada para lansia tersebut. Biasanya para lansia mendapat Rp1.500 per pot yang dihasilkan. Rata-rata tiap hari mereka mampu membuat 10 buah pot.
Kendati dirinya hanya guru honorer di sebuah sekolah menengah pertama di Demak, ia rela berutang di koperasi untuk modal awal usaha potnya itu. Tetapi dirinya mengaku senang melihat kebahagiaan di wajah para warga sepuh di sekitar tempatnya.
"Saya hari sumpah pemuda. Dan saya mencintai bangsa ini dengan cara saya sendiri. Saya ingin berbakti untuk negeri dengan mendampingi para lansia di usia senja. Mereka yang selama ini tak berpenghasilan serta kesepian kini mulai berwajah cerah sebab di masa senja masih merasa berharga dan dapat berkarya," tutupnya.