Kisah Perjuangan Slamet Pribadi, Mantan Jubir Polri yang Berhasil Lawan Covid-19
Slamet Pribadi dan keluarganya terus melawan Covid-19 dengan hal-hal yang positif selama menjalani isolasi mandiri. Bahkan ketiganya selalu menyikapi keadaan dengan tenang dan bahagia.
Wabah Covid-19 masih terus menghantui seluruh masyarakat dunia tak terkecuali Indonesia. Sejak mewabah di Wuhan pada akhir 2019 lalu, persebarannya begitu masif hingga siapapun bisa menjadi korban dari keganasan virus yang menyerang fungsi paru-paru tersebut.
Hal itu pun turut dirasakan Mantan Juru Bicara Divisi Humas Polri, Slamet Pribadi yang dikabarkan sempat dinyatakan positif pada akhir Oktober 2020 lalu.
-
Siapa yang membuat klaim soal Jokowi dan Kapolri mencopot Kapolda Jabar? Video tersebut diunggah oleh akun Youtube bernama @AKTUAL pada Selasa (25/6) lau, dan telah ditonton hingga lebih dari 1000 kali.
-
Kapan survei Litbang Kompas tentang citra Polri dilakukan? Mahasiswa Apresiasi Polri atas hasil survei Litbang Kompas baru-baru ini.
-
Bagaimana Polri meningkatkan digitalisasi informasi? Divisi Humas Polri berupaya menyesuaikan tren kekinian generasi milenial melalui peningkatan digitalisasi informasi, melalui aplikasi Portal Humas Presisi, yang merupakan rumah besar bagi seluruh aplikasi dan platform online yang dimiliki Divhumas Polri.
-
Apa yang dilaporkan Nurul Ghufron kepada Bareskrim Mabes Polri? Dia melaporkan anggota Dewas tersebut dengan dugaan pencemaran nama baik.
-
Bagaimana Polri meningkatkan kepercayaan publik? Sebelumya Kadiv Humas Polri Irjen Pol Sandi Nugroho mengatakan, bahwa kepercayaan publik terhadap Polri meningkat karena transformasi Polri melalui program Presisi (prediktif, responsibilitas dan transparansi berkeadilan) yang digagas oleh Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo.
-
Siapa yang menggugat Polda Jabar dalam sidang praperadilan tersebut? Majelis hakim Pengadilan Negeri (PN) Bandung mengabulkan permohonan gugatan sidang praperadilan tim kuasa hukum Pegi Setiawan.
Saat itu, ia didiagnosa terpapar virus Corona setelah mencoba memeriksakan diri ke rumah sakit pasca ia, sang istri dan satu orang anaknya terserang demam hingga flu secara bergantian.
Bahkan Slamet sempat mengobati penyakit demam dan flunya dengan obat untuk meringankan gejalanya.
Berawal dari Rasa Curiga
©2020 Instagram @slamet.pribadi/Editorial Merdeka.com
Seperti dikutip dari Liputan6, Slamet Pribadi sempat merasa curiga dengan gejala yang dialaminya seperti batuk, pilek serta peningkatan suhu tubuh (demam). Ketika itu gejala tersebut pun turut dirasakan secara bergantian oleh istri dan sang anak di hari berikutnya.
“Kecurigaan terhadap penularan Covid-19 mulai melanda pikiran saya dan keluarga, jangan-jangan kita terpapar Covid-19," tutur Slamet, Kamis malam (12/11/2020) lalu.
Saat itu ia dan keluarganya berinisiatif untuk memeriksakan diri ke RS Polri Kramatjati, Jakarta Timur guna menjalani tes swab secara mandiri. Selama perjalanan keadaan tetap seperti biasa. Ia mengungkapkan jika dirinya dan keluarga tetap berusaha positif dengan menghilangkan ketegangan.
Ketika tiba di rumah sakit ketiganya tetap menjalani tes swab sesuai prosedur, seraya memanjatkan doa di tengah suasana hujan deras.
"Tidak ada ketegangan antara saya, istri dan anak. Kami bertiga tetap tenang di dalam mobil seperti keseharian biasa, meski sempat terpikir jika kami terpapar Covid-19," kata dia.
Menyikapi dengan Tenang
Pada Senin (2/11/2020) pukul 05.00 WIB, Slamet mendapat kabar dari pihak Rumah Sakit bahwa ia beserta keluarganya dinyatakan positif Covid-19. Sebelum melaksanakan ibadah salat subuh, dirinya langsung memberikan kabar kepada istri dan anaknya tersebut.
Slamet dan keluarga pun tetap tenang dalam menerima kabar tersebut dengan menyiapkan segala sesuatunya untuk keperluan isolasi. Saat menjelang siang hari, mereka bergegas menuju RS Polri Kramat Jati untuk memeriksakan kesehatan terutama paru-paru.
Tak lupa pula sang dokter ikut mewawancarai secara ringan terkait siapa saja yang pernah berkontak erat kepada Slamet dan keluarga.
“Setelah pemeriksaan awal, langsung dapat ruang isolasi yang ada di lantai 5 gedung Promoter 2. Dengan diantar dua petugas rumah sakit berpakaian APD lengkap, kami berjalan menuju ruang isolasi. Sempat terbayangkan bahwa ruang isolasi merupakan tempat menakutkan. Namun rupaya tidak. Ruangan isolasi, rupaya tak jauh berbeda dengan ruangan rawat inap lainnya,” kata Slamet seraya mengenang.
Berupaya untuk Beradaptasi
Disebutkan jika ia dan keluarga merupakan kategori pasien orang tanpa gejala atau OTG dan saat itu infus pun langsung dipasang. Dia menerangkan bahwa sejak pertama kali demam, hingga memasuki ruang isolasi ia tak merasakan gejala sesak napas seperti gejala Covid-19 pada umumnya.
Hari demi hari mulai dilalui, Slamet juga mengaku jika dirinya sudah mulai terbiasa dan beradaptasi dengan suasana di ruang isolasi yang ditempati itu. Hal tersebut semakin membuat ia dan keluarganya nyaman ketika para perawat berbaju APD sangat ramah melayani kebutuhan selama menjalani perawatan.
Tak sebatas pelayanan medis yang memuaskan, mereka juga disebutkan mendapat pelayanan edukasi seputar virus asal negeri Tiongkok tersebut secara mendalam, termasuk tips untuk menghadapi penyakit tersebut.
“Ukur tekanan darah, suhu badan, pemberian obat-obatan adalah hal yang rutin yang diberikan kepada pasien sakit tertentu. Kita terima dengan ikhlas," kata dia.
Di tengah masa isolasinya, ia juga sempat berkomunikasi dengan mantan stafnya di BNN. Saat itu ia mengabari jika sedang menjalani karantina di RS Polri akibat Covid-19. Tak lupa pula dirinya bercerita seputar pengalamannya menjalani perawatan itu, termasuk meminta dikirimkan pisang.
"Saya terus terang, bolehkah saya minta bantuan mengirimkan pisang satu sisir. Dengan senang hati dia menjawab 'siap pak'. Sorenya saya menerima pisang itu," ujarnya.
Pada hari kedua mereka kembali menjalani tes swab lanjutan. Saat tes swab, dia berharap hasilnya negatif meski akan menerima jika hasilnya tak sesuai harapan.
Sempat Kekurangan Oksigen
©2020 Instagram @slamet.pribadi/Editorial Merdeka.com
Di hari keempat, tepatnya Kamis (5/11/2020) ia sempat diberi tahu dokter jika dirinya mengalami kekurangan oksigen di dalam darah. Namun hal tersebut tak dirasakannya mengingat kondisi pernapasan masih terasa normal.
“Rupanya saat pemeriksaan, dirinya kekurangan oksigen dalam darah. Hanya satu digit. Jika idealnya 96 hingga 100, dia hanya 95. Dari situ saya harus menerima asupan oksigen lewat dua lubang hidungnya selama 6 jam. Ketika diperiksa kembali, oksigen dalam darahnya normal,“ tambahnya.
Terus Berusaha Bahagia
Saat hari keenam, keadaannya mulai dirasakan membaik dengan dilepasnya selang infus pada Sabtu (7/11/2020). Suasana di ruang isolasi pun masih seperti pertama kali ia rasakan, saluran televisi juga terus jadi teman setia Slamet dan keluarga.
Di hari itu, para perawat dan dokter yang setia merawatnya terus mempertanyakan hal serupa setiap hari demi memantau perkembangan kondisi yang dialaminya. Kondisinya pun tetap baik-baik saja.
Ia sempat menyebut jika tayangan membahagiakan di saluran televisi memberinya suntikan semangat, terutama saat mengetahui hari esok dirinya beserta keluarga akan kembali menjalankan tes swab lanjutan.
Selama menunggu hasil pun tayangan membahagiakan (komedi) di televisi tak pernah ia lewatkan.
"Tayangan menggembirakan bagi saya memberikan efek senang batiniyah, katanya endorfin muncul secara maksimal kalau kita bisa tertawa atau terbahak-bahak, begitulah kebiasaan kita, termasuk tontonan religi yang menyejukkan rohani," kata dia.
Menunggu swab ketiga ini benar-benar dirasakan spesial. Ia mengibaratkan layaknya menunggu karunia besar, karena sudah disampaikan oleh petugas swab bahwa hasilnya akan keluar pada Senin (9/11/2020) pukul 11.20 WIB.
Terus Percaya
©2020 Instagram @slamet.pribadi/Editorial Merdeka.com
Ketika itu dokter menyampaikan bahwa dirinya dan sang anak sudah negatif Covid-19, namun sang istri masih positif sehingga masih harus menjalani isolasi mandiri selama dua hari berikutnya.
Slamet pun terus beryakin jika Tuhan tidak akan meninggalkan umatnya, selama hambanya terus berbuat baik bagi sesamanya.
"Dan Istri saya masih melaksanakan isolasi sekitar 2 hari berikutnya. Tuhan tidak akan meninggalkan kita, sepanjang manusia tetapi berbuat baik kapan pun dimana pun," kata dia.
Kini Slamet dan keluarga pun sudah berkumpul kembali layaknya sebelum terpapar Covid-19. Ketiganya pun sudah kembali ke rumah dengan status negatif Covid-19.
"Alhamdulillah. Terimakasih dokterku, terimakasih perawatku, kalian adalah pejuang-pejuang kemanusiaan serta terimakasih RS Polri, RS Soekanto, Kramatjati, Jakarta Timur," ujarnya.
"Hadapi dan damailah dengan Covid-19, tetapkan pikiran kita lebih mandiri, terima sebagai karunia, terima dengan ikhlas bahwa ini adalah bagian dari putaran hidup kita, tetap semangat menatap masa depan, sambil menerima petunjuk perawatan dari tenaga medis, kita juga harus merawat diri sendiri secara mental, spiritual dan fisik, Pejuang-pejuang medis adalah unsur pembantu dan mengantar kita yang tidak memahami teknik pengobatan," kata dia.