Mengenal ODD dan Ciri-cirinya, Gangguan Perilaku yang Muncul pada Anak-anak
ODD lebih dari sekadar amukan masa kanak-kanak pada umumnya. Selain itu, frekuensi serta tingkat keparahan ODD menyebabkan kesulitan di rumah dan di sekolah.
ODD adalah gangguan perilaku yang biasanya muncul pada masa kanak-kanak, antara usia 6 dan 8 tahun.
Mengenal ODD dan Ciri-cirinya, Gangguan Perilaku yang Muncul pada Anak-anak
ODD, atau Oppositional Defiant Disorder adalah gangguan perilaku di mana seorang anak menunjukkan pola suasana hati yang marah atau rewel, perilaku membangkang atau agresif, dan rasa dendam.
Tingkah laku anak ini seringkali mengganggu rutinitas sehari-hari, termasuk aktivitas di dalam keluarga dan di sekolah.
-
Bagaimana cara mengatasi gangguan kecemasan pada anak? Cara Mengatasi Gangguan Kecemasan pada Anak 1. Berikan Perhatian PenuhApabila terdapat tanda-tanda gangguan kecemasan pada anak, berikan perhatian penuh padanya karena ia sangat membutuhkan perhatian ekstra terutama pada apa yang ia rasakan. 2. Tetap Tenang Ketika gangguan kecemasan pada anak terjadi, orang tua atau pun kerabat yang ada di sekitarnya haruslah tetap tenang.(Foto : istockphoto.com) 3. Berikan Pujian Selalu berikan apresiasi atau apapun usaha yang telah anak lakukan. Hal itu akan membantunya untuk perlahan bangkit dari gangguan kecemasan pada anak.(Foto : istockphoto.com) 4. Tidak Menghukum Sembarangan Apabila anak mengalami perkembangan yang kurang dibandingkan dengan teman-temannya yang lain, jangan menghukumnya. Orang yang ada di sekitarnya memiliki tanggung jawab yang besar untuk membantunya agar tidak menjadi gangguan kecemasan pada anak. Beritahu dan peringatkan anak dengan bahasa yang baik dan lembut. 5. Ubah Ekspektasi Jangan terlalu menaruh harapan yang sangat tinggi kepada anak, bantu ia menyesuaikan dirinya dengan kondisi yang sedang dialami agar tidak terjadi gangguan kecemasan pada anak.(Foto : istockphoto.com) 6. Bersiap untuk Segala Perubahan Luangkan waktu untuk anak dalam segala perubahan yang sedang ia alami agar ia tidak mengalami gangguan kecemasan pada anak dan mengetahui bagaimana penanganan terhadap situasi yang sedang dialami.(Foto : istockphoto.com)
-
Bagaimana cara mengatasi gangguan pencernaan yang dialami anak karena cacingan? Infeksi cacing pada anak dapat menyebabkan gangguan pencernaan seperti diare, mual, muntah, perut kembung, dan sakit perut. Anak juga mungkin kehilangan nafsu makan dan mengalami penurunan berat badan.
-
Apa saja penyebab umum gegar otak pada anak? Beberapa penyebab umum gegar otak pada anak antara lain: 1. Kecelakaan kendaraan Kecelakaan mobil atau sepeda motor dapat menyebabkan benturan yang keras pada kepala anak. Hal ini dapat membuat otak terguncang dan menyebabkan gegar otak. 2. Olahraga Aktivitas olahraga yang berisiko seperti sepak bola, hoki, atau rugby, dapat meningkatkan risiko terjadinya gegar otak pada anak. Benturan langsung antara kepala anak dengan benda keras atau benturan antara kepala anak dengan kepala pemain lain dapat menyebabkan gegar otak. 3. Bermain di luar ruangan Anak-anak yang bermain di luar ruangan rentan terhadap benturan keras yang dapatmenyebabkan gegar otak, misalnya saat terjatuh dari sepeda atau ayunan, atau ketika terkena pukulan bola atau benda keras lainnya. 4. Kekerasan fisik Anak-anak yang menjadi korban kekerasan fisik, seperti pukulan atau benturan pada kepala, memiliki risiko tinggi untuk mengalami gegar otak. Kekerasan dalam rumah tangga atau kekerasan di sekolah dapat menjadi penyebabnya. 5. Aktivitas rekreasi ekstrem Aktivitas rekreasi yang ekstrem seperti skateboarding, BMX, atau olahraga ekstrem lainnya juga dapat menyebabkan gegar otak pada anak. Jatuh atau terjatuh dengan keras saat melakukan aktivitas ini dapat mengakibatkan benturan pada kepala yang cukup kuat untuk menyebabkan gegar otak. 6. Kecelakaan di rumah Kecelakaan di dalam rumah, seperti terpeleset atau terjatuh dari ketinggian, juga bisa menyebabkan gegar otak pada anak. Anak-anak yang bermain di sekitar tangga, balkon, atau furnitur tinggi memiliki risiko lebih tinggi untuk mengalami benturan pada kepala.
-
Bagaimana pepatah "Kacang ora ninggal lanjaran" menunjukkan perilaku anak? “Kacang ora ninggal lanjaran.” Kebiasaan anak selalu meniru dari orang tuanya. Pepatah ini mengajarkan kita bahwa anak-anak akan meniru perilaku dan kebiasaan orang tua mereka.
-
Bagaimana cara mengatasi gejala tipes pada anak? Pada tingkat keparahan yang masih ringan, pengobatan bisa dilakukan bersama dengan beberapa tindakan mandiri seperti berikut: 1. Beri Asupan Cairan Pastikan cairan tubuh anak terpenuhi sehingga anak tidak mengalami dehidrasi. Sebab, gejala tipes seperti mual dan muntah, penurunan nafsu makan, diare, dan demam tinggi bisa memicu terjadinya dehidrasi.
-
Gimana cara mengatasi anak yang menggigil? Menjaga agar suhu ruangan sejuk. Ini dapat membantu tubuh anak menyesuaikan suhu tubuhnya dengan lingkungan. Jangan menanggalkan pakaian anak atau menyekanya untuk mendinginkannya, karena hal ini dapat memperparah kondisi.
Mereka mungkin mengungkapkan penolakan dengan berdebat, sikap tidak patuh, atau membalas orang tua, guru, atau orang dewasa lainnya.
Jika perilaku ini berlangsung lebih dari 6 bulan dan lebih ekstrem dari biasanya pada usia anak, hal ini mungkin berarti anak tersebut menderita ODD.
Diperkirakan sekitar 2% hingga 16% anak-anak dan remaja menderita ODD. Pada anak kecil, kelainan ini lebih sering terjadi pada anak laki-laki.
Pada remaja, hal ini terjadi secara merata pada anak laki-laki dan perempuan. Kondisi ini biasanya dimulai pada usia 8 tahun.
merdeka.com
Jenis ODD
Ada dua jenis dari ODD:
- ODD yang terjadi pada masa kanak-kanak: Terjadi sejak usia dini, dan memerlukan intervensi dan pengobatan dini untuk mencegahnya berkembang menjadi gangguan perilaku yang lebih serius
- ODD yang menyerang remaja: Dimulai secara tiba-tiba pada usia sekolah menengah pertama dan atas, menyebabkan konflik di rumah dan di sekolah
Ciri-ciri Anak ODD
Kadang-kadang sulit untuk membedakan antara anak yang berkemauan keras dan anak yang memiliki ODD. Berikut adalah beberapa ciri-ciri anak ODD yang harus diperhatikan:
- Melontarkan amarah yang berulang-ulang
- Berdebat secara berlebihan dengan orang dewasa
- Secara aktif menolak untuk mematuhi permintaan dan aturan
- Mencoba mengganggu atau membuat kesal orang lain, atau mudah tersinggung oleh orang lain
- Menyalahkan orang lain atas kesalahan mereka
- Sering meluapkan kemarahan dan kebencian
- Menjadi pendendam dan ingin membalas dendam
- Sosok Ini Dilarang Masuk Sekolah Penerbangan oleh Ayahnya, Tak Disangka Kini Dikenang sebagai Bapak TNI AU
- Siswa SD di Jombang Diduga Dibully, Orangtua Kecewa Anak Bocor di Kepala Tapi Sekolah Acuh
- Hasil Konseling, Santri Korban Pengeroyokan di Pekalongan ingin Pindah Sekolah
- Ganjar Bebastugaskan Kepsek SMKN yang Tarik Pungli ke Siswa
- Mengumpat atau menggunakan bahasa cabul
- Mengatakan hal-hal yang kejam dan penuh kebencian saat sedang kesal
- Menunjukkan perilaku dendam (berusaha menyakiti orang lain) minimal dua kali dalam 6 bulan terakhir.
Penyebab dan Faktor Resiko ODD
Penyebab pasti ODD masih belum diketahui, namun kombinasi faktor biologis, genetik, dan lingkungan dinilai berkontribusi terhadap kondisi ini.
- Kimia otak: ODD telah dikaitkan dengan jenis bahan kimia otak tertentu, atau neurotransmiter, yang tidak bekerja dengan benar. Neurotransmiter membantu sel-sel saraf di otak berkomunikasi satu sama lain. Jika bahan kimia ini tidak bekerja dengan baik, pesan mungkin tidak sampai ke otak dengan benar, sehingga menyebabkan gejala ODD dan penyakit mental lainnya.
- Perbedaan otak lainnya: Beberapa penelitian menunjukkan bahwa cacat atau cedera pada area tertentu di otak dapat menyebabkan masalah perilaku yang serius pada anak-anak.
- Temperamen: Anak-anak yang kesulitan mengendalikan emosinya lebih mungkin mengalami ODD.
- Riwayat keluarga: Banyak anak dan remaja penderita ODD memiliki anggota keluarga dekat yang menderita penyakit mental, termasuk gangguan mood, gangguan kecemasan, dan gangguan kepribadian. Hal ini menunjukkan bahwa risiko terkena kondisi ini kemungkinan diturunkan.
- Masalah keluarga: Hal-hal seperti kehidupan keluarga yang tidak berjalan lancar, penyalahgunaan zat, dan disiplin yang tidak konsisten oleh orang tua atau figur otoritas lainnya dapat berkontribusi pada perkembangan gangguan perilaku.
- Teman Sebaya: Perhatian dari teman sebaya atau orang lain terkadang memperkuat perilaku ODD.
Cara Mengatasi Anak ODD di Rumah
Berikut adalah strategi yang bisa Anda coba di rumah jika anak Anda menderita ODD:
- Pujilah perilaku positif tertentu. Beri tahu anak Anda apa yang secara khusus Anda sukai dari apa yang mereka lakukan, bukan dengan mengatakan pujian lisan yang umum. Tawarkan hadiah untuk perilaku yang baik, terutama untuk anak kecil.
- Beri tugas yang jelas. Berikan instruksi yang jelas dan gunakan ini sebagai cara untuk memperkuat perilaku yang baik.
- Contohkan perilaku yang ingin Anda lihat pada anak. Pastikan Anda tidak meneriaki, berkata kasar, bersikap kasar kepada anak Anda atau anggota keluarga lainnya.
- Hindari berdebat dengan anak. Anda tidak perlu bereaksi terhadap semua yang anak Anda lakukan.
- Habiskan waktu bersama. Jadwalkan juga waktu bagi seluruh keluarga untuk melakukan hal-hal menyenangkan bersama.
- Tetapkan batasan. Berikan instruksi dan batasan yang jelas. Ikuti jadwal dan rutinitas yang konsisten.
- Ajari anak untuk mengungkapkan kemarahan atau kekecewaannya tanpa menyakiti orang lain. Misalnya, beri tahu mereka bahwa marah boleh saja, tetapi tidak boleh mulai melempar barang.
- Jangan langsung berharap anak akan berubah. Pada awalnya, mereka mungkin tidak memberikan tanggapan positif terhadap perubahan ini. Namun, dengan tetap konsisten mengajari dan membimbingnya, perilaku tersebut akan membaik seiring waktu.
Komplikasi ODD
Anak-anak atau remaja penderita ODD seringkali mengalami kesulitan di rumah, di sekolah, dan dalam kehidupan pribadinya. Hal ini dapat menyebabkan:
- Prestasi buruk di sekolah atau tempat kerja
- Perilaku antisosial
- Kesulitan mengendalikan impuls
- Masalah alkohol atau narkoba
- Bunuh diri
Anak-anak dengan ODD sering kali memiliki atau mengembangkan kondisi kesehatan mental lainnya, termasuk:
- Gangguan Attention Deficit Hyperactivity Disorder (ADHD)
- Gangguan perilaku
- Depresi
- Kecemasan
- Gangguan belajar
- Gangguan komunikasi
merdeka.com