Mitos Memelihara Kucing, Dianggap Penambah Rezeki hingga Pembawa Sial
Kucing sudah menjadi hewan peliharaan sejak lama. Namun, keberadaan kucing ini juga memunculkan mitos-mitos di tengah masyarakat.
Kepopuleran kucing sebagai hewan peliharaan juga dikelilingi dengan mitos memelihara kucing. Ada yang menilai baik, tapi ada juga yang beranggapan buruk.
Mitos Memelihara Kucing, Dianggap Penambah Rezeki hingga Pembawa Sial
Pernahkah Anda mendengar perkataan bahwa memelihara kucing menambah rezeki? Apakah hal ini termasuk mitos atau fakta? Ternyata, banyak para pecinta kucing yang penasaran akan hal tersebut. Dalam Islam, kucing diketahui sebagai hewan kesayangan Rasulullah SAW sehingga dianjurkan bagi para umat muslim untuk memperlakukan kucing dengan baik.
-
Apa saja mitos yang dipercaya orang tentang menabrak kucing? Mitos menabrak kucing merupakan suatu kepercayaan atau kebiasaan yang umumnya dianggap sebagai suatu bentuk takhayul atau mitos di beberapa budaya. Mitos ini seringkali berkaitan dengan kepercayaan bahwa menabrak kucing membawa nasib buruk atau malapetaka bagi si pelaku. Beberapa masyarakat meyakini bahwa kucing memiliki kekuatan mistis atau spiritual, dan menabrak kucing dianggap dapat mengundang energi negatif.
-
Apa yang dimaksud dengan mitos? Mite atau mitos adalah sebuah istilah yang berasal dari bahasa Yunani muthos yang secara harfiah bermakna sebagai cerita atau sesuatu yang dikatakan orang. Dalam arti yang lebih luas bisa bermakna sebagai suatu pernyataan, di samping itu mitos juga dipadankan dengan kata mythology dalam bahasa Inggis yang memiliki arti sebagai suatu studi atas mitos atau isi mitos.
-
Bagaimana mitos kucing menyukai susu muncul? Mitos tentang kucing ini muncul berdasarkan ilustrasi dan gambaran yang disajikan oleh media di berbagai platform untuk anak-anak, seperti buku cerita, kartun, dan film. Sehingga, akhirnya tumbuh kepercayaan bahwa kucing menyukai susu.
-
Siapa yang paling sering percaya dengan mitos menabrak kucing? Meskipun mitos ini tidak memiliki dasar ilmiah yang kuat, banyak orang masih mempercayainya dan memandang menabrak kucing sebagai hal yang buruk.
-
Apa itu mitos? Mitos adalah kepercayaan yang diceritakan secara turun temurun. Mitos, sebagai warisan kultural yang telah melintasi generasi dan peradaban, tetap menjadi elemen tak terpisahkan dalam kehidupan manusia. Fenomena ini telah menciptakan narasi-narasi yang kaya akan simbolisme, makna, dan pandangan dunia.
Selain itu, memiliki kucing sebagai hewan peliharaan juga diketahui dapat meredakan stres lantaran perilakunya yang lucu dan menggemaskan. Para pecinta kucing pasti paham jika dikatakan bahwa kucing adalah obat stres paling ampuh. Sifatnya yang bikin geleng-geleng kepala juga menjadi hiburan tersendiri pada hari-hari yang penat.
Dilansir dari berbagai sumber, berikut ini adalah ulasan selengkapnya mengenai pernyataan apakah memelihara kucing menambah rezeki sebagai hal yang nyata ataukah hanya mitos belaka.
Memelihara Kucing Menambah Rezeki dalam Perspektif Islam
Kucing adalah hewan yang dicintai oleh Rasulullah SAW. Semasa hidupnya, Rasul disebut memiliki seekor kucing bernama Mueeza yang amat beliau sayangi. Oleh karena itu, umat muslim mempercayai bahwa dengan memberi makan kucing sama dengan bersedekah.
Dalam sebuah riwayat dikatakan, “Pada setiap sedekah kepada makhluk yang memiliki hati (jantung) yang hidup, akan dapatkan pahala kebaikan. Seorang muslim yang menanam tanaman atau tumbuh-tumbuhan yang kemudian dimakan oleh burung-burung, manusia, atau binatang, maka baginya sebagai sedekah.” (HR. Bukhari dan Muslim).
Mengutip beramaljariyah.org, dalam hadis lain Rasulullah pernah ditanya oleh salah seorang sahabat, “Apakah berbuat baik kepada binatang bagi kami ada pahalanya?” Lantas Rasulullah bersabda, “Di dalam setiap apa yang bernyawa ada pahalanya.” (HR. Bukhari & Muslim).
Bersedekah melalui Kucing
Kita sebagai umat Islam dianjurkan untuk bersedekah. Pahala sedekah juga telah dijelaskan oleh Allah SWT dalam Surah Al-Baqarah ayat 261 yang artinya:
“Perumpamaan (nafkah yang dikeluarkan oleh) orang-orang yang menafkahkan hartanya di jalan Allah adalah serupa sebutir benih yang menumbuhkan tujuh bulir, pada tiap-tiap bulir seratus biji. Allah melipat gandakan (ganjaran) bagi siapa yang Dia kehendaki. Dan Allah Maha Luas (karunia-Nya) lagi Maha Mengetahui.”
(QS. Al-Baqarah: 261)
"Dan tidak ada suatu binatang melatapun di bumi melainkan Allah-lah yang memberi rezekinya, dan Dia mengetahui tempat berdiam binatang itu dan tempat penyimpanannya. Semuanya tertulis dalam Kitab yang nyata (Lauh Mahfuzh)."
Kisah Kucing Membawa Rezeki dari Seluruh Dunia
Sejak zaman Mesir Kuno, kucing telah dipercaya dapat melindungi mereka dari segala kejahatan. Di Mesir Kuno, mereka juga percaya bahwa mata kucing mencerminkan sinar matahari dan melindungi umat manusia dari kegelapan dan keputusasaan.
Sementara bagi orang Eropa yang hidup di daerah pedesaan, kucing dipercaya memiliki peran yang sangat penting untuk panen yang baik. Jadi, kucing diperlakukan dengan sangat hormat dan perhatian. Untuk Rusia, menempatkan kucing dalam buaian atau ayunan dianggap dapat menjauhkan roh jahat dari bayi yang baru lahir.
Beralih ke Tiongkok kuno, dahulu masyarakat merasa mereka bisa mengetahui waktu ketika mereka menatap mata kucing. Orang Romawi kuno juga berpendapat bahwa perubahan warna mata pada kucing memiliki hubungan dengan perubahan fase bulan.
Sedangkan dahulu kala di Cina, gambar kucing diyakini berarti keberuntungan dan umur panjang. Mao, nama Cina untuk kucing, berarti '80 tahun' mengutip indiatimes.com. Kucing pemanggil keberuntungan juga dipercaya oleh budaya Jepang.
Mitos-mitos Lain tentang Kucing
Beberapa mitos mungkin tidak berbahaya, tetapi ada juga yang bisa menyesatkan atau merugikan kucing dan pemiliknya. Oleh karena itu, penting untuk mengetahui fakta yang sebenarnya tentang kucing dan tidak percaya pada mitos-mitos yang tidak berdasar.
Berikut ini saya akan sebutkan dan beri penjelasan yang panjang tentang beberapa mitos seputar kucing yang sering didengar:
Mitos: Kucing punya sembilan nyawa
Fakta: Ini adalah mitos yang sangat tua dan tersebar di banyak budaya. Mitos ini mungkin berasal dari kemampuan kucing untuk selamat dari situasi berbahaya, seperti jatuh dari ketinggian atau lolos dari predator. Namun, kucing hanya punya satu nyawa, sama seperti hewan lainnya. Kucing juga bisa terluka, sakit, atau mati karena berbagai sebab. Oleh karena itu, kucing perlu mendapatkan perawatan yang baik dan aman dari bahaya.
Mitos: Memelihara kucing hitam membawa sial
Fakta: Ini adalah mitos yang berkaitan dengan kepercayaan supranatural atau mistis. Mitos ini mungkin dipengaruhi oleh sejarah kucing hitam yang dianggap sebagai simbol penyihir atau kekuatan gelap. Namun, kucing hitam tidak ada bedanya dengan kucing lainnya, dan tidak mempengaruhi nasib atau keberuntungan seseorang. Kucing hitam juga sering mengalami diskriminasi atau perlakuan buruk karena mitos ini. Oleh karena itu, kucing hitam perlu mendapatkan kasih sayang dan perlindungan yang sama dengan kucing lainnya.
Mitos: Semua kucing takut air
Fakta: Ini adalah mitos yang berdasarkan pada pengamatan umum bahwa kucing tidak suka basah atau mandi. Mitos ini mungkin benar untuk sebagian besar kucing, tetapi tidak untuk semua kucing. Ada beberapa jenis kucing yang menyukai air, seperti kucing Turki Anggora, kucing Maine Coon, atau kucing Benggala. Kucing-kucing ini mungkin tertarik dengan air karena faktor genetik, lingkungan, atau kebiasaan.
Ada juga kucing yang bisa berenang dengan baik, seperti kucing Van Turki yang dikenal sebagai "kucing renang". Jadi, tidak semua kucing takut air, tetapi sebagian besar kucing memang lebih suka kering dan bersih.
Mitos: Kucing kembang telon agresif dan nakal
Fakta: Ini adalah mitos yang berkembang di Indonesia. Kucing kembang telon adalah kucing yang memiliki bulu dengan tiga warna berbeda, biasanya hitam, putih, dan coklat. Mitos ini mungkin berasal dari anggapan bahwa kucing kembang telon memiliki sifat yang bercampur dari ketiga warnanya. Namun, warna bulu kucing tidak menentukan kepribadian atau perilaku kucing.
Kepribadian atau perilaku kucing dipengaruhi oleh faktor lain, seperti genetik, sosialisasi, pengalaman, atau kondisi kesehatan. Kucing kembang telon bisa saja jinak, manis, dan penurut, atau bisa juga agresif, nakal, dan bandel, tergantung pada faktor-faktor tersebut. Jadi, tidak bisa disamaratakan bahwa semua kucing kembang telon agresif dan nakal.