Pemda Jabar Borong Ventilator Buatan Lokal untuk Tangani Covid-19, Ini Faktanya
Untuk membantu tenaga kesehatan dalam menyembuhkan pasien Covid 19 di Provinsi Jawa Barat, Ridwan Kamil memborong ventilator portable buatan PT Pindad dan PT DI Persero.
Tingginya kasus Covid-19 di Indonesia membuat beberapa daerah melakukan langkah cepat untuk pengendalian wabah mematikan tersebut. Salah satu wilayah yang cukup aktif dalam meminimalisir dampak kemanusiaan adalah Provinsi Jawa Barat.
Provinsi yang dikepalai oleh Ridwan Kamil tersebut kini terus membantu tenaga kesehatan untuk menanggulangi wabah ini. Salah satunya dengan cara memborong Ventilator lokal (Vent-I) untuk pasien Covid-19. Vent I merupakan produk lokal garapan PT Pindad dan PT DI Persero.
-
Bagaimana cara mencegah Covid Pirola? CDC menyarankan masyarakat untuk melindungi diri dari virus ini karena masih belum jelas tentang seberapa pesat varian ini dapat menyebar. Untuk itu, sebagai tindakan pencegahan masyarakat diminta untuk melakukan hal berikut:• Dapatkan vaksin Covid-19.• Jalani tes Covid.• Cari pengobatan jika Anda mengidap Covid-19 dan berisiko tinggi sakit parah• Jika Anda memilih untuk memakai masker, kenakan masker berkualitas tinggi yang pas di hidung dan mulut.• Tingkatkan ventilasi udara.• Selalu mencuci tangan usai beraktivitas.
-
Bagaimana cara mencegah penyebaran virus cacar? Kebersihan tangan dan kuku sangat penting untuk mencegah penyebaran virus cacar ke area tubuh yang lain atau bahkan ke orang lain.
-
Bagaimana cara penyebaran virus campak? Campak disebabkan oleh virus paramyxovirus, yang menyebar melalui tetesan pernapasan dan sangat menular.
-
Kapan peningkatan kasus Covid-19 terjadi di Jakarta? Adapun kasus positif Covid-19 pada 27 November sampai 3 Desember mengalami kenaikan sebanyak 30 persen dibanding pekan sebelumnya, yaitu pada 20-26 November.
-
Bagaimana cara mencegah penyebaran Flu Singapura? Untuk mencegah penyebaran Flu Singapura, penting untuk menjaga kebersihan tangan dan lingkungan, serta menghindari kontak langsung dengan orang yang terinfeksi.
-
Apa yang membuat kelelawar rentan terhadap penyebaran virus? Salah satu faktor utama yang membuat kelelawar menjadi vektor utama penyakit adalah keanekaragaman spesiesnya. Saat ini, diperkirakan ada sekitar 1.000 spesies kelelawar yang tersebar di seluruh dunia, menjadikannya salah satu ordo mamalia yang paling beragam. Keanekaragaman ini menciptakan peluang yang lebih besar bagi virus untuk bermutasi dan menginfeksi berbagai spesies kelelawar, sehingga meningkatkan kemungkinan penyebaran ke manusia.
"Insyaallah kebutuhan ventilator untuk Jawa Barat aman terkendali," kata Ridwan Kamil usai meninjau prototipe ventilator di hanggar PT DI, Kota Bandung via Humas Pemprov Jabar, Minggu (26/4).
Lulus Uji Produksi
Uji Coba Vent-I/Humas Pindad ©2020 Merdeka.com
Dilansir dari keterangan tertulis via Humas Pemprov Jabar, Ridwan Kamil memastikan jika Ventilator buatan PT DI dan Pindad tersebut sudah lolos uji kualitas produk.
Menurut Gubernur yang akrab dipanggil Emil itu, kepastian tersebut telah disampaikan oleh Balai Pengamanan Fasilitas Kesehatan (BPFK) Kementerian Kesehatan Republik Indonesia.
Akan Digunakan untuk Pasien Covid-19 yang Kesulitan Bernafas
Ridwan Kamil Mencoba Ventilator Vent-I
Humas PT DI ©2020 Merdeka.com
Emil juga menjelaskan, jika Ventilator lokal yang diberi nama Vent-I itu akan diklasifikasikan sesuai kebutuhan. Menurutnya salah satu yang darurat dari Pasien Covid adalah kesulitan bernfas, dan Vent-I buatan Pindad akan membantu pasien pada fase tersebut.
Sementara itu, untuk Ventilator portabel buatan PT DI akan diproduksi sebanyak 500 unit per minggu, dan dapat membantu pasien yang sakit tetapi masih mampu bernafas sendiri. Diketahui juga jika Vent-I (Ventilator Indonesia) merupakan hasil kerja sama antara PT DI dengan para peneliti di Institut Teknologi Bandung (ITB).
"Kalau lancar segala rupanya, ini (Vent-I) bisa diproduksi minimum 500 unit per minggu atau sekitar 2.000 per bulan, perizinan juga sudah diproses dan lancar, termasuk tadi (produk)di PT Pindad yang fokus pada ventilator untuk yang susah bernapas, inilah kebersamaan BUMN," ujar Kang Emil.
Diberikan pada RS Rujukan Covid-19 Jabar
Menurut data dari Jabarprov.go.id, terdapat 105 rumah sakit rujukan Covid-19 yang akan mendapatkan masing-masing 1 Vent-I. Menurut Emil dari 105 RS itu, terdapat beberapa Rumah Sakit khusus yang menangani pasien gagal nafas dan akan mendapatkan empat sampai lima unit ventilator Vent-I.
"Kalau kita pilah lagi ada sekitar 50 rumah sakit yang membutuhkan ventilator khusus untuk pasien yang susah bernapas secara spontan atau sudah mengalami gagal napas. Per rumah sakit (itu) rata-rata dapat empat sampai lima unit, jadi (total) sekitar 250-an unit (untuk rumah sakit khusus tersebut)," tutur Emil.
Berharap Bisa Memenuhi Kebutuhan Ventilator Seluruh Indonesia
Vent-I Buatan PT DI
Humas PT DI ©2020 Merdeka.com
Ventilator buatan dalam negeri itu menurut papar Emil diharapkan bisa memenuhi kebutuhan Ventilator dari rumah sakit-rumah sakit di dalam negeri, khususnya yang fokus untuk penyembuhan pasien Covid-19.
"Inilah kekuatan di Indonesia, di Jabar, khususnya industri-industrinya luar biasa, dengan kebersamaan kita akan menang melawan COVID-19," ujar Kang Emil.
Persiapan Produksi Massal
Menurut salah satu produsen Vent-I, yaitu PT DI melalui Direktur Operasionalnya, Ridlo Akbar mengungkapkan jika PT DI ditugaskan oleh Kementerian Kesehatan untuk industrialisasi alat kesehatan khususnya ventilator.
Menurutnya, bagian produksi PT DI tengah fokus untuk persiapan produksi berskala besar, Saat ini, timnya sedang melakukan reverse engineering guna memantau komponen yang tidak tersedia di dalam negeri.
Dengan begitu, diharapkan ketika izin produksi ventilator ini terbit untuk proses industrialnya, maka PT DI akan langsung mengejar target produksi 500 unit per minggu.
"Kalau dari schedule awal itu targetnya di minggu pertama Mei, karena sekarang kita masuk uji klinis setalah itu kita mulai produksinya," terang Ridlo.
Ridlo juga menargetkan jika PT DI dalam memproduksi Ventilator akan dibuat untuk memenuhi kebutuhan di wilayah Bandung pada masa awal produksi. Selanjutnya, PT DI akan terus mengembangkan kapasitas produksi untuk pemenuhan kebutuhan Jabar, Indonesia, bahkan luar negeri (ekspor).
Selain itu, hal yang sama juga disampaikan oleh Abraham Mose selaku Dirut PT Pindad, menurutnya Pindad mampu memproduksi hingga 40 unit dalam satu hari dan prototipe dari ventilator untuk pasien yang sulit bernapas ini telah sukses diiuji cobakan di RSU Pindad. Saat ini pihaknya tinggal menunggu sertifikat dari BPFK.
"Tadi saat kunjungan, begitu melihat secara detail operasional ventilator produksi kami dan sudah dijelaskan oleh dokter, beliau (gubernur) begitu yakin dan memutuskan akan membeli ventilator produksi PT Pindad," ujar Abraham.
Saat ini, PT Pindad juga sedang menyiapkan lebih banyak material ventilator untuk mengantisipasi pembelian dari Kementerian Pertahanan Republik Indonesia sebanyak 1.000 unit.