Sebut Bisa Selesai Enam Bulan, Ini Strategi Vaksinasi Covid-19 di Jawa Barat
Untuk memaksimalkan proses vaksinasi Covid-19 di Jabar, Pemerintah Provinsi Jawa Barat tengah menyiapkan sejumlah strategi dalam mempercepat pemulihan. Baik dari aspek sosial dan ekonomi di wilayahnya.
Untuk memaksimalkan proses vaksinasi Covid-19 di Jabar, Pemerintah Provinsi Jawa Barat tengah menyiapkan sejumlah strategi dalam mempercepat pemulihan. Baik dari aspek sosial dan ekonomi di wilayahnya.
Pemulihan tersebut nantinya akan difokuskan dengan mempersingkat masa vaksinasi. Pemprov Jabar menargetkan enam hingga maksimal delapan bulan pelaksanaan.
-
Kapan peningkatan kasus Covid-19 terjadi di Jakarta? Adapun kasus positif Covid-19 pada 27 November sampai 3 Desember mengalami kenaikan sebanyak 30 persen dibanding pekan sebelumnya, yaitu pada 20-26 November.
-
Apa yang terjadi pada kasus Covid-19 di Jakarta menjelang Nataru? Kasus Covid-19 meningkat di Ibu Kota menjelang Natal 2023 dan Tahun Baru 2024.
-
Apa yang menjadi tanda awal mula pandemi Covid-19 di Indonesia? Pada tanggal 2 Maret 2020, Indonesia melaporkan kasus pertama virus Covid-19, menandai awal dari pandemi yang memengaruhi seluruh masyarakat.
-
Kapan virus corona ditemukan? Virus virus adalah sekelompok virus yang meliputi SARS-CoV (virus korona sindrom pernafasan akut parah), MERS-CoV (sindrom pernapasan Timur Tengah coronavirus) dan SARS-CoV-2, yang menyebabkan Covid-19.
-
Apa gejala Covid Pirola? Mengenai gejala yang ditimbulkan akibat infeksi Pirola, diketahui belum ada gejala yang spesifik seperti disampaikan ahli virologi dari Johns Hopkins University, Andrew Pekosz, dilansir dari Liputan 6.Namun, tetap saja ada tanda-tanda yang patut untuk Anda waspadai terkait persebaran covid Pirola. Apabila terkena COVID-19 gejala umum yang terjadi biasanya demam, batuk, sakit tenggorokan, pilek, bersih, lelah, sakit kepala, nyeri otot serta kemampuan indera penciuman berubah, maka gejala covid Pirola adalah sakit tenggorokan, pilek atau hidung tersumbat, batuk dengan atau tanpa dahak, dan sakit kepala.
-
Bagaimana peningkatan kasus Covid-19 di Jakarta menjelang Nataru? Peningkatan kasus Covis-19 di DKI Jakarta aman dan sangat terkendali. Tidak ada kenaikan bermakna angka perawatan rumah sakit juga.
Hal tersebut dikatakan langsung oleh Gubernur Jawa Barat, Mochamad Ridwan Kamil dalam keterangannya. Menurutnya, di pekan ini, skenario pemulihan sosial dan ekonomi di Jawa Barat akan segera dimatangkan.
"Minggu ini kami sedang membuat skenario supaya vaksinasi Covid-19 sukses, dan waktu vaksinasi dapat dipercepat. Jika vaksinasi Covid-19 berjalan lama, ekonomi Jabar sulit untuk bangkit," kata Ridwan Kami dalam diskusi virtual, Jumat (22/1/2021), dilansir dari Liputan6.com.
Memperbanyak Vaksinator
Gubernur yang akrab disapa Kang Emil itu mengatakan, salah satu cara untuk mempercepat vaksinasi Covid-19 di Jabar dengan menambah tim penyuntik. Pihaknya masih membutuhkan 11.000 vaksinator yang akan disiapkan secara bertahap.
Hal tersebut dilakukan untuk mempermudah peningkatan kekebalan tubuh. Mengingat di wilayahnya harus tersuntik sebanyak 70 persen dari total penduduk atau 36 juta warga.
“Dengan begitu, total Jabar memerlukan sekitar 72 juta dosis vaksin Covid-19, mengingat 70 persen ini cukup untuk melindungi sebanyak 30 persen dari total 50 juta jiwa penduduk Jabar, atau sekitar 36 juta orang harus divaksin," ujarnya.
Menambah Lokasi Penyuntikkan
©2021 Merdeka.com/Iqbal S Nugroho
Pihaknya juga berencana akan menambah 1.000 tempat penyuntikan baru. Seperti di gedung serbaguna, GOR atau gedung lainnya yang bisa dimanfaatkan.
"Saat ini penyuntik di Jabar berjumlah 11 ribuan, tapi itu tidak akan cukup. Karena kami butuh 30 ribuan vaksinator dalam mempercepat masa vaksinasi yang sebelumnya 15 bulan. Sekarang kita lagi menghitung agar bisa selesai di enam sampai delapan bulan, dengan berencana merekrut vaksinator tambahan dan menambah sekitar 1.000 an tempat vaksinasi tambahan,” paparnya.
Adapun urutan penerima vaksin Covid-19 dimulai dari tenaga kesehatan, dilanjutkan dengan profesi lain yang rawan, hingga masyarakat umum di rentang umur 18-59 tahun.
Memaksimalkan Validasi Data
Emil juga berharap semua pihak bisa mendukung kelancaran proses vaksinasi, termasuk pemerintah pusat dengan penyerahan data penerima vaksin. Hal itu untuk memudahkan pelacakan apabila ada calon penerima vaksin yang tidak datang saat waktu penyuntikan.
"Jadi kami Jawa Barat memohon ke (pemerintah) pusat kewenangan mengatur siapa yang divaksin diserahkan secara desentralisasi ke daerah, karena kami orang lapangan yang lebih tahu," katanya.