Unsur Peta beserta Penjelasannya, Bantu Permudah saat Membacanya
Peta adalah alat di mana hubungan spasial dan data geografis divisualisasikan. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia peta diartikan sebagai gambar atau lukisan pada kertas dan sebagainya yang menunjukkan letak tanah, laut, sungai, gunung, dan sebagainya.
Kita mengenal peta sebagai alat untuk menunjukkan suatu lokasi. Peta online seperti Google Maps mungkin adalah bentuk peta yang sering kita gunakan. Namun, definisi peta sendiri bisa jadi lebih kompleks daripada yang Anda pikirkan.
Peta adalah alat di mana hubungan spasial dan data geografis divisualisasikan. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia peta diartikan sebagai gambar atau lukisan pada kertas dan sebagainya yang menunjukkan letak tanah, laut, sungai, gunung, dan sebagainya.
-
Kapan Jepang menyerah dan membubarkan PETA? Niat Jepang tak terlaksana. Mereka keburu bertekuk lutut pada pasukan sekutu usai Nagasaki dan Hirosima dibom atom. Jepang menyerah tanpa syarat tanggal 14 Agustus 1945.Balatentara Jepang kemudian membubarkan PETA di Indonesia. Senjata mereka diambil, dan para prajuritnya dibubarkan begitu saja.
-
Dimana pemberontakan PETA terjadi? Pemberontakan PETA di Blitar terjadi pada 14 Februari 1945. Kronologis pemberontakan dimulai ketika pasukan PETA yang dipimpin oleh Letnan Soeprijadi memberontak melawan tentara Jepang yang menduduki Indonesia pada waktu itu.
-
Siapa yang memimpin pemberontakan PETA di Blitar? Pemberontakan PETA di Blitar terjadi pada 14 Februari 1945. Kronologis pemberontakan dimulai ketika pasukan PETA yang dipimpin oleh Letnan Soeprijadi memberontak melawan tentara Jepang yang menduduki Indonesia pada waktu itu.
-
Kenapa PETA memberontak di Blitar? Faktor-faktor yang memicu pemberontakan ini antara lain ketidakpuasan terhadap kebijakan pendudukan Jepang yang semakin menyulitkan rakyat, serta semangat nasionalisme untuk memperjuangkan kemerdekaan Indonesia.
-
Kapan pemberontakan PETA di Blitar terjadi? Pemberontakan PETA di Blitar terjadi pada 14 Februari 1945.
-
Apa tujuan dari pemberontakan PETA di Blitar? Tujuan akhir pemberontakan ini adalah meraih kemerdekaan dari penjajahan, yang pada akhirnya berhasil diraih dengan proklamasi kemerdekaan Indonesia pada 17 Agustus 1945.
Peta terkadang juga dapat menggambarkan hal lainnya, seperti persebaran flora dan fauna atau persebaran suku. Pada akhirnya, definisi peta dapat diringkas sebagai representasi simbolis dari suatu tempat.
Dibandingkan dengan peta kuno, peta saat ini telah meningkat secara signifikan dan kartografi modern lebih akurat daripada sebelumnya. Namun, pembuat peta masih harus menafsirkan realitas dan kemudian merepresentasikannya.
Dalam membuat peta, ada beberapa unsur peta yang harus disertakan. Unsur peta ini akan membuat peta jadi semakin mudah dibaca dan dipahami, sehingga informasi di dalamnya dapat tersampaikan dengan efektif.
Berikut ini, kami akan menampilkan apa saja unsur peta beserta penjelasannya dilansir dari dosengeografi.com.
Judul
Unsur peta yang pertama adalah judul. Judul peta adalah bagian penting yang menjadi induk dari sebuah peta. Pembaca akan sulit memahami peta apa yang ditampilkan jika tidak ada judul yang menyertainya. Judul peta biasa diletakkan di bagian tengah atas dan ditulis dengan huruf kapital.
Skala
Unsur peta kedua adalah skala. Ketika melihat peta, kita akan menemukan angka seperti 1:20.000 atau yang semacamnya. Angka tersebut memiliki arti bahwa setiap 1 cm dari peta tersebut berarti 20.000 cm pada jarak yang sebenarnya.
Skala pada peta ini adalah angka yang menampilkan jarak dalam peta dengan jarak yang sesungguhnya dengan perhitungan perbandingan. Jadi, jika peta hendak diperbesar atau diperkecil, skala pada peta juga harus diubah agar tidak menipu pembaca peta yang hendak mempelajari atau membahasnya.
Arah Mata Angin
Unsur peta yang ketiga yakni arah mata angin. Arah mata angin yang terdapat dalam peta menunjukkan arah ke manakah tanda-tanda dari suatu objek. Bentuknya biasa digambarkan sebagai anak panah dengan arah utara sebagai arah yang paling ditonjolkan. Dengan begitu, arah mata angin menunjukkan bahwa posisi ke bawah adalah arah selatan, yang kanan adalah arah timur, dan yang kiri adalah arah barat.
Warna
Unsur peta yang keempat adalah warna. Warna dalam peta tidak hanya berguna untuk mempercantik tampilan peta. Warna-warna dalam peta berguna untuk menginformasikan topografi suatu daerah. Dengan warna-warna yang kontras ini, kita dapat lebih mudah memahami peta.
Tidak ada aturan untuk membatasi penggunaan warna, selama pesan penggunaan warna tersebut tersampaikan. Meski tidak ada batasan tentang aturan penggunaan warna dalam peta, namun terdapat dasar-dasar pewarnaan dalam membuat peta, seperti warna biru untuk menggambarkan laut, danau, sungai, dan perairan lainnya. Kedalaman perairan tersebut juga dapat digambarkan dengan gelap terangnya warna biru yang digunakan, yang biasanya biru muda untuk perairan dangkal dan biru tua untuk perairan dalam.
Warna hijau digunakan untuk dataran rendah. Kuning untuk dataran tinggi. Merah untuk pegunungan. Warna-warna lain seperti ungu, cokelat, dan abu-abu dapat menggambarkan suhu, curah hujan, kelembapan, dan lain sebagainya.
Simbol
Unsur peta yang kelima yakni simbol. Dengan adanya simbol, kita dapat mengetahui kondisi permukaan yang tergambar di dalam peta. Secara harfiah simbol dapat melambangkan beberapa kenampakan yang ada di bumi. Simbol ini dibagi menjadi 2, yaitu simbol fisiografis, seperti relief, hidrologi, oceanografi, klimatologi, dan semacamnya. Dan yang berikutnya simbol kultur, antara lain jalur transportasi, batas wilayah, tata letak desa, sarana dan prasarana, dan semacamnya.
Tata Tulis
Dalam membuat peta, kita juga harus memperhatikan tata tulis. Ada 4 syarat umum yang perlu diperhatikan terkait tata tulis dalam pembuatan peta, yaitu nama-nama negara, ibukota, provinsi, kota, kecamatan, kelurahan, dan lain sebagainya harus menggunakan awalan huruf kapital dan ditulis tegak.
Kemudian nama perairan seperti samudra, laut, danau, sungai, rawa-rawa, dan lain sebagainya harus menggunakan huruf kapital miring. Penulisan simbol seperti gunung, jalur transportasi, makam, tempat ibadah, dan lain sebagainya harus ditulis dengan huruf kecil tegak. Terakhir, untuk penulisan istilah atau nama lain suatu objek harus ditulis huruf kecil miring.
Legenda
Legenda adalah bagian penting yang akan Anda perhatikan ketika melihat peta. Ini karena legenda berfungsi untuk mendeskripsikan berbagai simbol yang ada di dalam peta. Legenda biasanya terletak pada pojok bawah peta.
Legenda harus menerangkan arti yang sebenarnya dari simbol dalam peta sehingga perannya sangat penting. Oleh karena itu, kesalahan dalam pembuatan legenda akan menimbulkan kesalahan dalam memahami peta.
Inset
Inset merupakan unsur peta yang menberi penjelasan pada pembaca tentang lokasi utama pada tampilan suatu peta. Jika data yang ada di dalam peta kurang jelas, maka inset akan memberikan gambaran lengkap dari peta tersebut. Maka untuk mempertajam salah satu bagian yang terdapat pada peta diperlukan inset untuk memperjelas deskripsinya.
Garis Astronomis
Garis lintang dan garis bujur yang terdapat di dalam peta disebut sebagai garis astronomis. Garis ini berfungsi untuk menunjukkan lokasi suatu tempat. Garis astronomis ditulis dengan singkatan BT untuk bujur timur, BB untuk bujur barat, LS untuk lintang selatan, dan LU untuk lintang utara.
Garis Tepi
Unsur peta berikutnya adalah garis tepi. Mungkin Anda jarang memperhatikannya, tapi garis tepi pada peta berfungsi untuk merapikan pembuatan peta. Meski tampak sepele, namun dengan adanya garis tepi, pembuatan peta akan jadi lebih rapi.
Sumber Peta
Sumber peta harus dicantumkan untuk menghargai kartograf pembuat peta dasar. Sumber peta dibagi menjadi 2, yaitu sumber data primer dan sumber data sekunder. Sumber data primer adalah data yang diambil dengan langsung terjun ke lapangan melalui cara plotting lokasi untuk mendapatkan koordinatnya. Sedangkan sumber data sekunder yaitu dengan menggunakan data-data yang telah ada di lapangan.
Tahun Pembuatan
Unsur peta yang terakhir adalah tahun pembuatan peta. Tahun pembuatan peta ini berfungsi untuk menginformasikan tahun pembuatan peta tersebut. Selain untuk menunjukkan tahun pembuatan peta, tahun yang tertera juga berfungsi sebagai legalitas dan masa berlaku persebaran suatu objek yang dipetakan.
(mdk/ank)