Vaksin Bulan Maret di Jabar Ini Kedaluwarsa, Begini Tanggapan Ridwan Kamil
"Jadi vaksin itu produksinya beda-beda tanggalnya. Nah yang kemarin ramai di media itu di Jawa Barat yang tanggal 25 Maret kedaluwarsa, tanggal 18 itu sudah akan habis. Jadi jangan khawatir tidak ada di Jawa Barat memakai vaksin kedaluwarsa," kata gubernur yang kerasan disapa Kang Emil itu.
Menanggapi terkait adanya vaksin buatan Sinovac yang kedaluwarsa di bulan Maret ini, Gubernur Jawa Barat Mochamad Ridwan Kamil mengatakan bahwa masyarakat tak perlu khawatir.
Pihaknya sudah memperhitungkan terkait jangka penggunaan vaksin yang diketahui merupakan jatah untuk vaksinasi gelombang pertama tersebut.
-
Apa isi dari surat kabar *Bataviasche Nouvelles*? Mengutip dari berbagai sumber, isi konten tulisan yang ada di surat kabar Bataviasceh Nouvelles ini mayoritas adalah iklan. Ada pula beberapa terbitannya juga memuat aneka berita kapal dagang milik VOC.
-
Kenapa berita hoaks ini beredar? Beredar sebuah tangkapan layar judul berita yang berisi Menteri Amerika Serikat menyebut Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemenkominfo) bodoh usai Pusat Data Nasional Sementara (PDNS) 2 diserang hacker beredar di media sosial.
-
Kapan nama surat kabar Benih Merdeka diubah? Akhirnya pada tahun 1920, ia mengubah nama menjadi "Mardeka".
-
Apa nama surat kabar pertama yang terbit di Jogja? Melalui sebuah unggahan pada 9 Mei 2024, akun Instagram @sejarahjogya menampilkan dua surat kabar yang pertama kali terbit di Jogja. Koran satu bernama “Mataram Courant” dan satunya lagi bernama “Bintang Mataram”.
-
Apa kabar terbaru dari Nunung? Nunung bilang badannya sekarang udah sehat, ga ada keluhan lagi dari sakit yang dia alamin. Kemo sudah selesai "Nggak ada (keluhan), karena kemo-nya sudah selesai sudah baik, aman, Alhamdulillah," tuturnya.
-
Apa isi dari surat kabar Soenting Melajoe? Terbit pertama kali pada 10 Juli 1912, isi dari surat kabar Soenting Melajoe ini seperti tajuk rencana, sajak-sajak, tulisan atau karya mengenai perempuan, hingga tulisan riwayat tokoh-tokoh kenamaan.
Mantan Wali Kota Bandung tersebut mengungkapkan jika vaksin tersebut akan segera habis sebelum masa kedaluwarsa tiba.
"Jadi vaksin itu produksinya beda-beda tanggalnya. Nah yang kemarin ramai di media itu di Jawa Barat yang tanggal 25 Maret kedaluwarsa, tanggal 18 itu sudah akan habis. Jadi jangan khawatir tidak ada di Jawa Barat memakai vaksin kedaluwarsa," kata gubernur yang kerasan disapa Kang Emil itu di Mapolda Jabar, Senin (15/3/2021), melansir dari Liputan6.
Menaati Prosedur
©2020 Merdeka.com/Aksara Bebey
Pihaknya pun akan melaksanakan vaksinasi sesuai dengan prosedur, sehingga tidak akan mungkin menggunakan vaksin yang telah habis masa pakainya. Ia pun menyebut jika vaksin yang akan kedaluwarsa pada 25 Maret itu akan disuntikkan pada 18 Maret lusa.
"Karena di tanggal 18 yang kedaluwarsa pertama itu sudah selesai dan tidak akan pernah kita melanggar prosedur itu," terangnya.
Hal tersebut turut diaminkan oleh Kepala Dinas Kesehatan Pemprov Jabar Dewi Sartika. Ia mengatakan jika vaksin yang masuk kategori gelombang pertama akan segera habis pada 18 Maret 2021.
Vaksin Tersebut Datang di Bulan Desember 2020
Vaksin yang akan segera habis masa pakainya itu diketahui merupakan vaksin dari gelombang pertama yang datang pada Desember 2020 lalu.
Menurut pelaksana tugas Dirjen Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Kemenkes Maxi Rein Rondonuwu dalam keterangan tertulisnya mengatakan jika vaksin tersebut merupakan merupakan vaksin CoronaVac batch 1, yaitu sejumlah 1,2 juta dosis dan 1,8 juta dosis untuk tenaga kesehatan.
Ia menambahkan untuk saat ini vaksin telah diberikan kepada seluruh penerima vaksin, hal tersebut akan menghindarkan tercampurnya vaksin kedaluwarsa yang telah habis masa pakainya.
Kejar Herd-Immunity di Jabar
Sementara itu pihak Pemerintah Provinsi Jawa Barat saat ini terus berupaya mengejar ketertinggalan proses vaksinasi Covid-19 untuk herd-imunity. Untuk mencapai target itu, setidaknya dibutuhkan 150 ribu suntikan per harinya.
Emil merincikan jika target tersebut bisa terpenuhi dengan menyiapkan minimal 40 gedung besar agar bisa memvaksin sekitar 2.000 orang per hari.
Pihaknya pun membuka kerja sama dengan EO-EO yang ingin bermitra dengan Pemprov untuk mendukung pelaksanaan vaksinasi Covid-19.
"Kolaborasi ini kalau berhasil akan membuat Jawa Barat sukses dalam menjalankan vaksinasi. Tapi tanpa ada dukungan vaksinasi massal dengan jumlah yang banyak kami khawatir target tidak tercapai vaksin keburu kedaluwarsa," ujar Emil.
Memaksimalkan Vaksinasi
Emil menambahkan, saat ini berdasarkan data dari Kementerian Kesehatan, angka penerima vaksin Covid-19 di Jabar berada di peringkat pertama dibandingkan provinsi lain.
Namun untuk kalangan lansia, proses vaksinasi masih belum maksimal dan berada di urutan ke tiga. Dengan demikian Pemprov pun akan memaksimalkan penyuntikan untuk para lansia.
"Tadi pagi saya rapat dengan Kementerian Kesehatan kalau untuk vaksinasi profesi publik, kita Jabar peringkat satu paling banyak," ujarnya.