Viral Aksi Pedagang Tolak Impor Beras di Pasar Johar Karawang, Bikin Salut
Dalam video yang viral itu pria tersebut terlihat membawa satu wadah berisi beras, sembari membawa sepotong kardus yang bertuliskan “Tolak Impor Beras, Pasar Induk Johar Tolak”.
Baru-baru ini muncul di media sosial tentang seorang pedagang beras di Pasar Johar, Kabupaten Karawang Jawa Barat yang melakukan kegiatan protes seorang diri untuk menolak kebijakan impor satu juta ton per hari.
Dalam video yang viral di beberapa kanal YouTube seperti Saung Kondang dan Ini Yona itu terlihat pria tersebut tengah membawa satu wadah berisi beras, sembari membawa sepotong kardus yang bertuliskan “Tolak Impor Beras, Pasar Induk Johar Tolak”.
-
Kenapa berita hoaks ini beredar? Beredar sebuah tangkapan layar judul berita yang berisi Menteri Amerika Serikat menyebut Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemenkominfo) bodoh usai Pusat Data Nasional Sementara (PDNS) 2 diserang hacker beredar di media sosial.
-
Apa kabar terbaru dari Nunung? Nunung bilang badannya sekarang udah sehat, ga ada keluhan lagi dari sakit yang dia alamin. Kemo sudah selesai "Nggak ada (keluhan), karena kemo-nya sudah selesai sudah baik, aman, Alhamdulillah," tuturnya.
-
Apa isi dari surat kabar Soenting Melajoe? Terbit pertama kali pada 10 Juli 1912, isi dari surat kabar Soenting Melajoe ini seperti tajuk rencana, sajak-sajak, tulisan atau karya mengenai perempuan, hingga tulisan riwayat tokoh-tokoh kenamaan.
-
Apa nama surat kabar pertama yang terbit di Jogja? Melalui sebuah unggahan pada 9 Mei 2024, akun Instagram @sejarahjogya menampilkan dua surat kabar yang pertama kali terbit di Jogja. Koran satu bernama “Mataram Courant” dan satunya lagi bernama “Bintang Mataram”.
-
Apa isi dari surat kabar *Bataviasche Nouvelles*? Mengutip dari berbagai sumber, isi konten tulisan yang ada di surat kabar Bataviasceh Nouvelles ini mayoritas adalah iklan. Ada pula beberapa terbitannya juga memuat aneka berita kapal dagang milik VOC.
-
Kenapa Jaka merantau? Dengan penuh tekad, Jaka pun memutuskan untuk merantau ke negeri orang untuk mencari nafkah dan mewujudkan semua impian mereka berdua.
Dari hasil pantauan yang dilakukan merdeka.com pada Kamis, (18/3) pria yang memakai topi coklat, serta pakaian putih berlengan hitam tersebut mengatakan jika mengimpor akan merugikan para petani serta pedagang beras.
Ia pun berupaya mengajak masyarakat untuk membeli beras lokal. Sebab ketersediaan stok beras di Pasar Johar sangat banyak. Berikut informasi selengkapnya.
Diangap Merugikan Para Petani
©2021 Kanal youtube Saung Kondang/ Merdeka.com
Dalam orasi di video yang berdurasi 44 detik itu, bapak-bapak tersebut menyampaikan keluh kesahnya terhadap kebijakan impor satu juta ton beras yang dianggap merugikan para petani dan pedagang.
Menurutnya, jika pemerintah tetap nekat hal tersebut bisa mematikan para petani padi lokal. Ditambah menurut keterangan di video tersebut, saat ini masih dalam masa panen raya sehingga ketersediaan beras melimpah dan masih belum laku.
“Beras yang ada saja tidak laku pak, apalagi kalau diimpor. Modar petani. Tidak kira-kira, yang ada aja beli di Pasar Johar mau berapa ton sehari,” ujar bapak-bapak tersebut saat direkam oleh beberapa pedagang lainnya.
Mengajak Masyarakat Membeli di Pasar Johar
©2021 Kanal youtube Saung Kondang/ Merdeka.com
Bapak-bapak tersebut selain menyampaikan aspirasi, ia juga terlihat mengajak masyarakat untuk membeli beras yang tersedia banyak di Pasar Johar. Ia menyebut jika beras yang ada masih belum laku, sehingga berapa pun yang dibutuhkan disebutnya akan tersedia.
“Mau beli seribu ton? banyak di Pasar Johar. Ini mah yang ada saja tidak pada laku, diimpor lagi. Beli aja ke sini bapak-bapak, gausah ke Thailand, gausah ke Vietnam. Beli aja ke sini, banyak. Mau berapa duit,” katanya mengajak, sembari diikuti oleh beberapa orang yang diduga pedagang pasar tersebut.
Sebelumnya seperti diberitakan di Liputan6, terdapat wacana dari pemerintah terkait upaya untuk melakukan impor satu juta ton beras di tahun 2021 ini.
Upaya tersebut akan dialokasikan untuk membantu CBP sebanyak 500 ribu ton, termasuk kebutuhan Perum Bulog sebanyak 500 ribu ton dengan memperhatikan serapan produksi padi nasional.
Namun menurut Direktur Utama Perum Bulog Budi Waseso mengatakan jika pihaknya belum menentukan kepastian akan pelaksanaan impor tersebut. Pihaknya pun berjanji akan memaksimalkan serapan beras dari para petani lokal.
"Prinsipnya kami utamakan produksi dalam negeri untuk penyerapan CBP," kata Budi Waseso, Senin (15/3).