5 Aksi Ahok gebrak meja sampai buat honorer pingsan
Ahok tak bisa diam, mengetahui buruknya kinerja anak buah.
Wakil Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama ( Ahok ) seolah tak bisa diam, mengetahui buruknya kinerja anak buah. Dia sering melampiaskan kekesalannya dengan marah.
Seperti saat dirinya menggelar rapat dengan Dinas Kebersihan kemarin, Kamis (8/5). Ahok yang marah, tak segan menggebrak meja. Dia kaget tiba-tiba disodori jumlah pegawai dinas kebersihan sebanyak 10.721 orang.
Ahok tak percaya jumlah pegawai kebersihan bisa membludak seperti ini. Dia menyebut permainan ini sudah gila. Banyak pegawai siluman yang tak jelas asal-usulnya bisa masuk.
"Menurut saya sudah siluman, enggak apa-apa kalau besok ada 10.722 saya pecat PNS," kata Ahok saat murka.
Kemarahan Ahok bukan sekali ini saja. Jauh sebelumnya dia juga sering meluapkan emosinya. Berikut lima kisah Ahok marahi PNS:
-
Kapan Jokowi mencoblos? Presiden Joko Widodo atau Jokowi telah melakukan pencoblosan surat suara Pemilu 2024 di TPS 10 RW 02 Kelurahan Gambir, Jakarta Pusat, Rabu (14/2).
-
Siapa saja yang mendampingi Jokowi? Sebagai informasi, turut mendampingi Presiden dalam kegiatan ini adalah Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Basuki Hadimuljono, Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin, Kepala Badan Pangan Nasional Arief Prasetyo Adi, Gubernur Jambi Al Haris, dan Pj. Bupati Merangin Mukti.
-
Kapan Jokowi memakai Ageman Songkok Sikepan Ageng? Pada upacara peringatan HUT ke-78 RI, Presiden Jokowi tampil menggunakan pakaian adat.
-
Apa yang diresmikan oleh Jokowi di Jakarta? Presiden Joko Widodo atau Jokowi meresmikan kantor tetap Federasi Sepak Bola Dunia (FIFA) Asia di Menara Mandiri 2, Jakarta, Jumat (10/11).
-
Kenapa Jokowi menunjuk Arief sebagai Plt. Mentan? Jokowi mengatakan penunjukan Arief dilakukan agar Kementan lebih koordinatif dan mudah dalam bekerja terutama dalam mengurusi persoalan pangan seperti koordinasi dengan Bulog, Badan Pangan Nasional, maupun Kementerian Perdagangan."Jadi untuk konsolidasi saja biar lebih memudahkan," kata Jokowi.
-
Apa yang dilakukan Jokowi saat kuliah? Semasa kuliah, Jokowi juga aktif tergabung dengan UKM pencinta alam.
Ahok gebrak meja, Saya muak cara kerja ini!
Saat rapat dengan Dinas Kebersihan DKI Jakarta, Ahok meradang. Dia menyemprot Kepala Dinas Kebersihan Pemprov DKI Saptastri Ediningtyas beserta jajaranya.
Kemarahan Ahok bukan tanpa sebab, dengan muka memerah dan menggebrak meja rapat Ahok memarahi mereka karena menduga Dinas Kebersihan bermain dalam memasukkan pekerja kebersihan yang tiba-tiba mencuat angkanya menjadi 10.721 orang.
"Merekrut pemulung kan sudah cukup ini sudah beranak pinak ada 10.721. Menurut saya sudah angka ini sudah siluman, enggak apa apa, kalau besok ada 10. 722 saya pecat!" tegas dia di ruang rapat Balai Kota, Jakarta.
Kecurigaan Ahok dilandasi laporan yang dianggap tidak absah karena banyak angka coret-coretan dan tidak jelas ditempatkan dan berasal dari mana pekerja itu.
"Saya sudah mulai muak cara kerja ini! Kalau kelebihan orang dan manipulasi Bapak saya akan penjarakan. Saya sabar 1,5 tahun. Saya sabar banget," terang Ahok .
Marahi kepala dinas DKI saat acara Paskah
Saat perayaan Paskah bersama PNS Pemprov DKI di ballroom, Gedung UOB, Jakarta Pusat, (24/4), Ahok marah-marah. Dia menilai kinerja Dinas Sosial dan Dinas Perumahan DKI tidak becus dalam menanggapi permasalahan warga Jakarta.
"Tadi pagi saya BBM Pak Rudy (Kadis PU). Saya bilang di Jalan Letjen Suprapto itu ada lobang begitu besar Anda tidak tutup. Sampai ada yang meninggal, semalam orang jatuh dari motor. Jadi mau mati berapa orang? Di jalan itu sudah tiga kali kecelakaan Anda pun tidak tambal itu jalan," kata Ahok .
"Saya juga sudah bicara sama Dinsos, kenapa mesti saya yang laporkan kepada anda ada orang gila dan terlantar, baru Anda urus. Ke Dinas Perumahan juga saya bilang kenapa mesti saya yang laporkan ada orang tua yang pensiunan terlunta-lunta pada hal punya jasa buat negara ini," keras Ahok .
Marahi guru honorer sampai pingsan
Ahok marah kepada lima orang guru honorer. Para guru ini mengadukan soal tes Calon Pegawai Negeri Sipil (CPNS) yang tidak meluluskan mereka.
"Kalian (lima guru honorer) mengadu ketika tes sudah dilakukan dan hasilnya tidak lulus. Tapi kalian tidak bakalan ngadu ke saya kalau diterima. Seharusnya kalian mengadukan kecurangan sebelum tes dilakukan," tegas Ahok .
Tapi guru honorer ini tidak puas dengan jawaban tersebut. Mereka tetap menuntut hak mereka sebagai PNS, sebagai mana dijanjikan pemerintah. Sebab mereka sudah selama 10 tahun menjadi guru honorer, dan tak kunjung bisa menjadi PNS.
"Sekarang bantu saya siapa yang curang di honorer. Saya orangnya keselan. Kenapa keselan? Kenapa sebelum test lu enggak ngomong sama gua. Setelah kamu enggak lulus, kamu baru ngomong. Itu yang gua enggak suka jadi orang. Kalau lulus kamu diem. Maksud saya jangan begitu jadi orang. Saya udah ngomong dari dua setengah tahun lalu, kalau ada ketauan maling masuk ikut test, lu kasih tahu gua. Menpan itu bukan di bawah saya, BKD baru di bawah saya!," lanjut Ahok .
Salah satu guru honorer, Eva kaget dengan pernyataan terakhir Ahok . Hasilnya kemudian Eva menangis kencang hingga akhirnya pingsan dan digotong ke tempat di samping lift lantai dua Balaikota DKI Jakarta. Sementara Ahok berlalu masuk kembali ke ruang kerjanya.
Saat Eva sadar, Eva pun hanya bisa mengeluh perihal sikap Ahok . "Saya kaget aja. Enggak usah marah-marah. Ngomong aja baik-baik," ucapnya sembari tersedu.
Eva dan kawan-kawan juga hanya bisa meratapi nasib sebagai guru honorer yang digaji hanya sebesar Rp 650.000 hingga Rp 700.000 per bulan.
Marahi PNS gaptek
13 Hari setelah dilantik menjadi Wakil Gubernur DKI Jakarta, Ahok memimpin rapat. Dalam rapat itu Ahok memarahi seorang notulen yang mencatat isi rapat hanya dengan secarik kertas dan sebuah pulpen.
Ditambah lagi PNS itu tidak mencatat apa isi rapat tersebut. Padahal ada laptop yang harusnya bisa dipakai. Ahok pun berang dan langsung membentak PNS tersebut.
"Ada laptop depan mata, biar cepat harus pakai laptop jangan pakai tangan, notulen harus turun tangan, jadi salah paham saja lah," kata dia. Ahok meminta notulen yang mendampinginya harus cekatan dan tangkas. "Rata-rata notulensi harus bisa sepuluh jari, harus cepat," tegasnya.
Kejadian ini pun diunggah ke situs Youtube. Masyarakat pun bisa melihat secara jelas ekspresi Ahok ketika itu.
Pelayanan RSUD Koja buruk, Ahok sebut kampret bener
Pelayanan RSUD Koja saat itu masih dinilai kurang memuaskan. Ahok kecewa dengan pelayanan Unit Gawat Darurat (UGD) RSUD Koja karena pasien bisa sampai mengantre sampai tiga hari untuk mendapatkan pengobatan.
Padahal, RSUD Koja sampai menyewa jasa konsultan yang harganya tidak sedikit yaitu Rp 10 miliar. Dalam kasus ini, Ahok sampai mengeluarkan kata-kata kasar.
"Rumah Sakit Koja sudah ngantre tiga hari di UGD. Padahal untuk konsultan saja itu Rp 10 miliar, apa-apaan itu, kalau bahasa kasarnya itu kampret bener," kata Ahok .