Ahok: Kalau saya pisah sama Jokowi, bisa lewat saya
Ahok menyebut survei yang menyebut dirinya pesaing kuat Jokowi adalah keliru.
Laboratorium Psikologi Politik Universitas Indonesia melakukan riset opinion leader pada 16-26 Desember 2013. Hasil riset tersebut menyebutkan nama Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) merupakan satu dari lima orang yang dapat menyaingi Joko Widodo (Jokowi) jika menjadi capres.
Menanggapi hasil survei tersebut, Ahok merasa ada yang keliru. Pasalnya tidak mungkin bila dirinya dipertemukan dengan Jokowi, yang notabene adalah pasangannya ketika menuju orang nomor satu dan dua DKI Jakarta.
"Yang pasti bisa sampai hari ini, (saya) di sini karena Pak Jokowi. Kalau kamu kita lihat survei itu ya, saya ngikutin Pak Jokowi," kata Ahok di Balai Kota DKI Jakarta, Senin (30/12).
Kesuksesan yang didapatkannya, kata Ahok, sebenarnya tidak lepas dari peran Jokowi sebagai Gubernur DKI Jakarta. "Beliau menang, beliau memimpin, beliau berhasil, makanya aku bisa ikut," jelasnya.
Oleh karena itu Ahok merasa survei yang dilakukan oleh Laboratorium Psikologi Politik Universitas Indonesia adalah keliru. Pasalnya jika ia dipisahkan dari Jokowi, maka dirinya tidak akan bisa menyaingi keberhasilan Jokowi.
"Bukan untuk disaingin. Mana bisa saya saingan. Posisinya itu kan saya ikut beliau. Kalau saya pisah sama beliau bisa lewat saya," tutupnya.
Seperti diketahui, selain Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) masih ada empat nama lainnya yang dinyatakan mampu bersaing dengan Joko Widodo (Jokowi) dalam capres. Empat nama itu adalah Tri Rismaharini (Walikota Surabaya), Anies Baswedan (intelektual, rektor Universitas Paramadina), Chairul Tanjung (pengusaha muda) dan Abraham Samad (Ketua KPK).