Ahok klaim punya bukti transaksi orangtua selewengkan dana KJP
Dana KJP dipakai orangtua untuk membeli emas. Ini yang membuat Ahok geram.
Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) mendapatkan sejumlah temuan yang menjadi modus penyelewengan dana Kartu Jakarta Pintar (KJP) oleh pemegangnya. Biasanya uang pendidikan itu dipakai untuk beli emas.
"Itu hasil temuan, sudah dipanggil nih (orangnya). Kan kita tahu persis, detik berapa saja transaksi kan bisa tahu di banknya. Nah kita panggil orangtuanya nih, ngaku," ujar Ahok di Balai Kota DKI Jakarta, Rabu (5/8).
"Jadi dia kayak calo kumpulin semuanya. Nih ada yang belanjain, tuker tunai," katanya menambahkan.
Dia menyebut beberapa modus yang dipakai di mana sejumlah pemilik KJP berkoordinasi dengan petugas SPBU nakal untuk mencairkan uang, atau mempergunakan dana KJP tersebut untuk membeli emas.
Ahok pun mengaku, tak akan segan-segan melaporkan para pengguna KJP yang menggunakan dananya di luar keperluan sekolah, kepada pihak kepolisian. Menurut Ahok, apa yang mereka lalukan itu sama saja dengan mencuri anggaran Pemprov DKI Jakarta.
"Yang pom bensin kita sudah ketemu. Ternyata pom bensin itu ada tukang ngisi bensin yang nawarin pemegang KJP buat kumpulin (kartunya). Dia dikasih upah 35 ribu satu orang. Lalu dia mungkin ambil bensin orang, terus dia chargenya dari kartu KJP orang lain. Pola ini biasanya ada oknum-oknum pom bensin yang main dengan oknum sopir," tuturnya.
"Kan ada sopir yang dikasih oleh bos nya kartu ATM untuk debit beli bensin. Nah si oknum sopir ini curinya gimana? Mainnya sama orang pom bensin. Jadi ngisinya cuma dikasih cash berapa, selebihnya dia mainin. Nah ini dipakai pola yang sama. Seperti juga yang beli di toko emas. Mereka langsung jual balik, potong dua puluh ribu. Nah ini kita kumpulin kalau dapat kita langsung lapor polisi nanti," pungkasnya.