Ahok sebut bekas pengelola bawa alat berat bikin sampah menumpuk
Ahok terpaksa mengambil keputusan agar sampah dibiarkan menumpuk sehari selama proses pengambil alihan.
Pemerintah Provinsi DKI Jakarta telah memutus kontrak kerja sama dengan pengelola Tempat Pengolahan Sampah Terpadu (TPST) Bantargebang, PT Godang Tua Jaya dan Navigat Organic Energy Indonesia (NOEI). Penghentian itu sempat berakibat penumpukan sampah yang klimaksnya terjadi pada Kamis (21/7) kemarin.
Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) mengaku, penumpukan itu terjadi karena pengelola langsung menarik keluar alat berat begitu kontrak diputus. Kejadian itu membuat Dinas Kebersihan ragu untuk memasukkan alat-alat berat milik mereka.
"Ya itu karena itu tadi, ada masalah mereka langsung tarik luar sebelum barang (pemberat Pemprov) masuk. Dinas kebersihan berpikir kalau masukin barang dulu, belum putus (kerja sama) enggak bener, gitu loh," kata Ahok di Balai Kota, Jumat (22/7).
Atas keputusan tersebut, sempat ada pihak yang akan menggunakan pengacara, sehingga Ahok mengambil keputusan bahwa tak apa sehari saja sampah menumpuk.
"Ya sudahlah itu kan mau pakai pengacara-pengacara nih, ya sudah ambil alih beda sehari numpuk, ya sudah dirapihin. Dulu waktu kita ambil alih untuk pengolahan sampah di sungai, airnya tahun 2012, akibatnya apa? Semua sungai penuh sampah. Semua koran menulis, membuat foto bisa jalan di atas sungai, pasti ada risiko, karena kan enggak koperatif sama kita. Ya enggak apa-apa," jelasnya.
"Dulu Menteng saja sampah nya enggak bisa nyangkut, marah-marah orang sama saya, sungai semua kotor, ya enggak apa-apa," tutupnya.
Ahok mengaku aneh, begitu Bantargebang diambil alih Pemptov DKI tapi belum bisa memberikan peran optimal. Sejauh ini, Dinas terkait belum memberikan laporan kekurangan untuk mendukung pengelolaan sampah.
"Kamu tanya sama kepala dinas deh teknisnya, saya juga enggak tahu ada laporannya enggak optimal kenapa. Karena kalau kurang alat ya tinggal beli, enggak ada alasan sebetulnya kurang optimal, kecuali sudah penuh, itu ceritanya lain," tutupnya.
Baca juga:
Digaji sesuai UMP DKI, eks pegawai pengelola Bantargebang gembira
Hari ke 2 swakelola TPST Bantargebang, sopir truk keluhkan antrean
Swakelola sampah di Bantargebang, Ahok klaim hemat anggaran 70%
Pemprov DKI berdalih soal swakelola Bantargebang kacau
Swakelola TPSP Bantar Gebang kacau, truk buang sampah sembarangan
-
Apa yang terjadi pada sampah yang diangkut dari Jakarta ke Bantargebang setiap hari? Tidak kurang dari 7.500 ton sampah diangkut oleh 1.200 truk sampah setiap hari dari Jakarta ke Bantar Gebang. Setiap hari buangnya ke Bantar Gebang. Mereka mindahin sampah dari Jakarta ke Bantar Gebang," kata Kadis LH DKI Asep Kuswanto.
-
Bagaimana cara petugas membersihkan tumpukan sampah di Kota Jogja? Pada Senin pagi (9/10), seperti terlihat pada akun Instagram @merapi_uncover, tampak beberapa petugas kebersihan sedang membersihkan sampah-sampah yang menumpuk. Mereka juga membawa satu unit truk untuk memindahkan sampah-sampah tersebut ke dalam truk.
-
Kenapa Jogja sekarang darurat sampah? Tempat Pembuangan Sampah Terpadu (TPST) Piyungan masih ditutup dan akan terus berlangsung dalam beberapa hari ke depan.
-
Kapan Desa Panggungharjo dibentuk? Desa Panggungharjo dibentuk berdasarkan maklumat monarki Yogyakarta tahun 1946 yang mengatur tentang tata kalurahan saat itu.
-
Kenapa Sariban rela membersihkan sampah di Bandung? Sariban mengaku tak pernah lelah untuk memperjuangkan keindahan Kota Kembang. Baginya, Paris Van Java sudah menjadi rumah yang nyaman sehingga perlu dijaga kebersihan dan ketertibannya.
-
Kapan Beji Sirah Keteng dibangun? Mengutip Instagram @purbosasongko_dalang, Situs Beji Sirah Keteng dibangun pada masa pemerintahan Raja Sri Jayawarsa.